Kerangka Analisis KERANGKA PEMIKIRAN

Fungsi produksi production function menunjukkan hubungan antara input dan output yang dihasilkan. Abstraksi model fungsi produksi dinotasikan: q = f K, L, M,... dimana : q = output barang K = mesin yaitu modal yang digunakan L = tenaga kerja M = bahan mentah yang digunakan. Bentuk dari notasi fungsi produksi tersebut menunjukkan ada variabel- variabel lain yang mempengaruhi proses produksi Nicholson,2002. Dalam bidang pertanian, fungsi produksi umumnya ditunjukkan sebagai hubungan luas panen dikalikan produktivitas komoditas tersebut. Fungsi produksi tersebut berkembang sesuai karakteristik produk dan tujuan yang ingin dicapai. Andriyati 2003 misalnya merumuskan produksi sebagai fungsi luas lahan usahatani yang dipanen dikalikan produktivitas, dimana produktivitas tersebut dipengaruhi oleh luas lahan yang digarap, harga output, harga input, curahan waktu tenaga kerja, modal, teknologi mekanisasi, dan variabel dummy. Nuryanti 2001 memformulasikan produksi sebagai fungsi dari lahan, tenaga kerja, modal, teknologi, lingkungan fisik, dan sosial ekonomi petani. Berkaitan dengan penelitian pengembangan beras premium ini, analisis kuantitatif difokuskan pada aspek usahatani dari produksi masing-masing jenis padi penghasil beras premium, dimana produksi merupakan fungsi dari input yang digunakan serta kondisi fisik lingkungan tumbuh. Fungsi produksi dalam penelitian ini dinotasikan sebagai persamaan : Q = f IQS, IQF, IQP, IQLI , IQLO, DS, DSS ,e dimana: Q = produksi padi IQS = jumlah bibit IQF = jumlah pupuk IQP = jumlah pestisida IQLI = jumlah tenaga kerja dalam keluarga IQLO = jumlah tenaga kerja luar keluarga DS = dummy musim 1 = Musim Hujan; 0 = Musim Kemarau DSS = dummy sumber benih 1= benih dari luar keluarga atau pembelian; 0 = benih dari dalam keluarga e = error term Dengan alur pemikiran dan alur analisis data tersebut diharapkan dapat membantu dalam melihat permasalahan-permasalahan pengembangan beras premium lebih baik, sehingga pada akhir penelitian ini mampu menghasilkan rekomendasi kebijakan yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan petani dengan tetap menjaga ketahanan pangan yang mantap.

3.2. Hipotesis

Hipotesis umum yang ingin dibuktikan dalam penelitian ini adalah: “Diduga pendapatan usahatani yang menanam padi kualitas premium yaitu padi organik lebih besar dibanding petani yang menanam varietas padi kualitas medium yaitu padi non organik”

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penentuan lokasi studi kasus dilakukan secara sengaja purposive, dimana penelitian ini dilakukan pada salah satu lokasi penghasil beras kualitas premium, yaitu penghasil beras organik di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Pengumpulan data primer penelitian dilakukan pada Bulan Maret 2010.

4.2. Jenis dan Macam Data

Jenis data yang digunakan dalam kajian ini adalah cross section dan data time series . Data cross section dalam penelitian ini merupakan data yang bersumber dari data primer yang dikumpulkan dari sumber asal data dan dikumpulkan secara khusus untuk menjawab tujuan penelitian ini, seperti data karakteristik rumah tangga, keragaan proses produksi usahatani, persepsi petani, saluran pemasaran, dan lain-lain. Data time series dalam kajian ini merupakan data sekunder pendukung yang telah dikumpulkan dan dipublikasikan oleh berbagai institusi, seperti: Badan Pusat Statistik, Perum Bulog, Departemen Pertanian Sekretariat Jenderal, Direktorat Jenderal Bina Produksi Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Bina Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian dan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, dan Departemen Perdagangan

4.3. Metode Pengambilan Sampel

Lokasi sampel penelitian dilakukan secara purposive, dan sesuai tujuan penelitian maka dipilih Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan salah satu sentra padi penghasil beras premium yang terkenal. Berdasarkan data produksi padi dari Dinas Pertanian Kabupaten Klaten, maka terpilih Kecamatan Cawas sebagai sampel kecamatan. Kecamatan Cawas merupakan kecamatan peringkat kedua dalam luas areal dan produksi padi sawah di wilayah Kabupaten Klaten. Sampel petani dipilih dari dua lokasi yang berdekatan yang menanam padi yang tergolong premium dan medium dan dipilih secara random sampling. Seperti yang tercantum dalam keterbatasan penelitian, sampel petani padi premium diwakili oleh petani padi organik di Desa Balak, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten.. Petani padi organik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah petani yang menanam padi dengan tidak menggunakan masukan bahan unorganik dalam proses produksinya, seperti pupuk unorganik dan pestisida unorganik. Petani organik memanfaatkan limbah peternakan dan tanaman yang dikomposkan sebagai pupuk, dan menggunakan bahan organik serta pengendalian hayati untuk mengatasi serangan organisme penggangu tanaman OPT. Sedangkan petani non organik adalah petani yang menggunakan masukan bahan unorganik dalam proses produksinya. Sebenarnya batasan ini belum sempurna untuk mengatakan suatu produk dikatakan produk organik, karena faktor lingkungan yang lain, seperti air dan alat-alat pengolahan masih dimungkinkan saling mencemari, dan kualitas organik tersebut telah disahkan oleh lembaga yang berwenang. Namun dengan berbagai keterbatasan yang ada, maka penelitian ini menggunakan batasan tersebut dalam membedakan petani organik dan non organik. Populasi petani responden penelitian ini adalah petani padi di Desa Balak dan desa sekitar yang mempunyai lahan di Desa Balak. Jumlah populasi petani di Desa Balak berjumlah sekitar 245 orang dimana 60 orang petani merupakan petani organik sehingga populasi petani non organik dalam penelitian ini berjumlah 185 orang petani. Jumlah responden petani penelitian ini terdiri dari 60 responden, yang terdiri dari 30 responden petani organik dan 30 responden petani non organik. Berdasarkan jumlah populasi sampel yang ada maka sampel penelitian masing-masing sekitar 12.44 dari jumlah total populasi petani. Sampel petani organik adalah 50 persen dari jumlah petani organik, sedangkan sampel petani non organik adalah 16.22 persen dari populasi petani non organik. Untuk menganalisis sistem pemasaran, sampel penelitian dilakukan dengan metode snow ball sampling, yaitu dengan menelusuri pelaku pemasaran yang berkaitan. Sampel pelaku pemasaran beras di lokasi penelitian adalah pedagang pengumpul gabah, penggilingan padipedagang beras, pengecer. Jumlah pedagang beras organik di lokasi penelitian berjumlah 3 orang, sedangkan jumlah pedagang gabahberas beras non organik sekitar 5 orang. Sampel pedagang pengumpul gabahberas organik dalam penelitian ini berjumlah masing-masing 2 orang setiap kelompok. Sampel pedagang pada gabahberas organik adalah kelompok petani organik dan satu orang pedagang pengumpul yang langsung menjual beras organik ke konsumen. Penggilingan padi di desa Balak tidak ada, sehingga untuk menggiling padi hasil pertanian masyarakat pada umumnya memanfaatkan penggilingan keliling yang banyak beroperasi di desa, serta memanfaatkan penggilingan padi di luar desa. Sampel penelitian