Kualitas dan Penanganan Pasca Panen

yang mendukung dan mempercepat biodiversity, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah. Adapun tujuan pengembangan padi organik adalah 1 meningkatkan pendapatan petani padi karena adanya efisiensi pemanfaatan sumberdaya dan nilai tambah produk, 2 menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi petani padi, 3 meminimalkan semua bentuk polusi yang dihasilkan dari kegiatan pertanian padi, 4 menjaga dan meningkatkan produktivitas lahan pertanian padi dalam jangka panjang, serta memelihara kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan, 5 menciptakan lapangan kerja baru dan keharmonisan sosial pedesaan, dan 6 menghasilkan pangan berupa beras yang cukup aman, berkualitas sehingga meningkatkan kesehatan masyarakat dan sekaligus meningkatkan daya saing produk agrobisnis padi. Syam 2008 menyebutkan bahwa sampai saat ini Thailand dikenal sebagai negara yang paling banyak memasok padi dan beras organik untuk pasar tertentu di Uni Eropa. Harga beras organik jauh lebih mahal daripada beras biasa disebabkan oleh keyakinan segolongan masyarakat bahwa beras organik baik untuk kesehatan karena bebas dari bahan kimia toksin yang kemungkinan besar berasal dari pestisida dan pupuk kimia. Perkembangan pertanian padi organik di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari perkembangan pertanian organik dunia, bahkan dapat dikatakan pemicu utama pertanian organik domestik adalah karena tingginya permintaan pertanian organik di negara-negara maju. Menurut Hamm 2000 dalam Agus, et al. 2006, tingginya permintaan pertanian organik di negara-negara maju dipicu oleh 1 menguatnya kesadaran lingkungan dan gaya hidup alami dari masyarakat, 2 dukungan kebijakan pemerintah nasional, 3 dukungan industri pengolahan pangan, 4 dukungan pasar non konvensional supermarket menyerap 50 produk pertanian organik, 5 adanya harga premium di tingkat konsumen, 6 adanya label generik, dan 7 adanya kampanye nasional pertanian organik secara gencar. Kelangkaan barang dalam ilmu ekonomi akan diikuti dengan kenaikan harga. Produk pertanian organik sekarang menjadi produk tergolong masih langka dan eksotis yang banyak dicari, terutama di negara-negara maju. Adanya kelangkaan barang dibandingkan dengan banyaknya permintaan menyebabkan nilai jual ekonomis produk pertanian organik termasuk diantaranya beras organik ikut naik. Adanya keraguan bahwa pertanian organik tidak menguntungkan secara ekonomis, dapat direntas dengan adanya premium price di tingkat konsumen. Berlakunya premium price bagi beras organik ini menyebabkan beras organik dikenal sebagai beras premium. Saat ini, telah mulai bermunculan pengusaha pertanian organik skala besar di Indonesia. Bahkan tidak sedikit yang merupakan pemain asing seperti Forest Trade Amerika di Sumatera dan Maharishi Global Trading Belanda di Sulawesi. 2.4. Peluang dan Kendala Pengembangan Beras Premium 2.4.1. Areal Pengembangan, Varietas dan Ketersediaan Teknologi Peluang pengembangan padi organik masih sangat luas. Pada lahan Sawah non rawa pasang surut terdapat seluas 13.26 juta hektar lahan yang sesuai untuk dikembangkan padi. Dari 13.26 juta hektar lahan sawah yang ada, baru 6.86 juta hektar yang dimanfaatkan. Pengembangan padi organik di lahan rawa dan pasang surut juga masih luas, yaitu sebesar 3.51 juta hektar dan baru digunakan untuk sawah sekitar seluas 1.00 juta hektar. Peluang pengembangan padi organik di lahan kering juga relatif besar, yaitu mencapai 25.33 juta hektar. Sejak dicanangkan pengembangannya pada tahun 2001, pengembangan padi organik sebagai salah satu kategori beras premium mengalami perkembangan yang sangat pesat. Lembaga Penelitian, baik Perguruan Tinggi, Badan Litbang Pertanian dan juga Lembaga Swasta atau Lembaga Swadaya Masyarakat telah banyak melakukan dan menghasilkan berbagai terobosan peningkatan produktivitas padi dengan sistem budidaya organik. Disamping penggunaan varietas unggul berdaya hasil tinggi, berbagai paket komponen teknologi perbenihan dan budidaya yang mendukung pengembangan beras organik maupun beras kualitas premium telah dikembangkan seperti diantaranya Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu PTT, Sistem Integrasi Padi-Ternak SIPT, System of Rice Intensification SRI dan pengembangan peralatan dan pengolahan pasca panen mulai dari perontokkan, pengeringan, penggilingan, penyosohan, pengayaan atau penyaringan untuk pemisahan beras kepala dan menir hingga teknologi pengemasan dan penyimpanan. Dari segi varietas, selain varietas unggul lokal seperti Pandan Wangi, Rojo Lele, Mentik Wangi dan Siam Unus, banyak varietas unggul yang sesuai untuk lahan sawah irigasi, lahan tadah hujan, lahan pasang surut dan lahan kering atau padi gogo telah banyak dilepas dan dihasilkan. Sementara itu, dilihat dari sisi perbaikan teknologi, teknologi pengolahan primer pengeringan, penyimpanan dan penggilingan, alat dan mesin pengolahan, standarisasi mutu produk, informasi pasar, dan pengaturan tata niaga pengendalian atau pengaturan impor, insentif harga, bea masuk, telah menjadi perhatian serius sejak tahun 2001,