ATC, Pemasaran Produk Pertanian

negara, kawasan, propinsi, kota. Demografi berati melihat pasar berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama,dan pendidikan. 2. Dynamic attribute segmentation, yaitu cara memandang pasar berdasarkan sifat-sifat dinamis yang mencerminkan karakter pelanggan. Segmentasi ini melihat pasar berdasarkan psikografis dan perilaku. Psikografi meliputi gaya hidup lifestyle dan kepribadian. Perilaku berupa sikap, penggunaan, dan respon pelanggan terhadap produk. Berkaitan dengan segmentasi pasar beras premium, segmentasi ini lebih cenderung menggunakan pendekatan dynamic attribute segmentation, dimana dengan pendekatan ini pasar beras dibagi berdasarkan status sosial, gaya hidup, dan kepribadianprilaku dari konsumen beras. Pasar beras kualitas premium diidentifikasi sebagai beras yang dikonsumsi kaum menengah ke atas, cenderung di jual di pasar-pasar modern, dan pada umumnya mempunyai konsumen yang loyal atau setia, serta diproduksi dengan tujuan tertentu. Kondisi yang terjadi saat ini adalah bahwa pemerintah sangat fokus dalam pengembangan beras medium baik dari kebijakan teknis dan sosial ekonomi. Bukti empirik menunjukkan pertumbuhan beras medium telah mengalami pelandaian, dan belum mampu mengeluarkan petani dari kemiskinan. Di sisi lain diduga terdapat peluang yang besar dalam pengembangan beras premium bila dilihat dari potensi pasar dan wilayah pengembangan. Kondisi di lapangan menunjukkan perkembangan beras premium berjalan lambat sehingga diperlukan kajian untuk melihat berapa potensi dan hambatan teknis dan sosial, serta pemasaran beras premium, termasuk hubungan antar pelaku yang terlibat didalamnya. Dalam penelitian pengembangan beras premium ini, analisis data diawali dengan menelaah produktivitasproduksi dan pendapatan usahatani masing- masing jenis beras, dan dilanjutkan menganalisis pemasaran beras yang terjadi. Informasi-informasi tersebut digunakan untuk melihat potensi dan hambatan pengembangan serta merumuskan rekomendasi kebijakannya. Kerangka analisis penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3. Upaya Peningkatan Pendapatan Petani Padi Peluang Pasar Beras Kualitas Premium Produksi Beras Medium Pendapatan Petani Padi Rendah Pengembangan Produksi Beras P i Usahatani Beras Organik Pendapatan Usahatani dan Nilai Tambah Saluran dan Marjin Pemasaran Pasar Beras Kualitas Medium Usahatani Beras Kualitas ProduksiProduktivitas Kendala dan Hambatan Pengembangan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Alternatif Kebijakan Kebijakan Pengembangan Beras Medium Gambar 3. Kerangka Analisis Penelitian Fungsi produksi production function menunjukkan hubungan antara input dan output yang dihasilkan. Abstraksi model fungsi produksi dinotasikan: q = f K, L, M,... dimana : q = output barang K = mesin yaitu modal yang digunakan L = tenaga kerja M = bahan mentah yang digunakan. Bentuk dari notasi fungsi produksi tersebut menunjukkan ada variabel- variabel lain yang mempengaruhi proses produksi Nicholson,2002. Dalam bidang pertanian, fungsi produksi umumnya ditunjukkan sebagai hubungan luas panen dikalikan produktivitas komoditas tersebut. Fungsi produksi tersebut berkembang sesuai karakteristik produk dan tujuan yang ingin dicapai. Andriyati 2003 misalnya merumuskan produksi sebagai fungsi luas lahan usahatani yang dipanen dikalikan produktivitas, dimana produktivitas tersebut dipengaruhi oleh luas lahan yang digarap, harga output, harga input, curahan waktu tenaga kerja, modal, teknologi mekanisasi, dan variabel dummy. Nuryanti 2001 memformulasikan produksi sebagai fungsi dari lahan, tenaga kerja, modal, teknologi, lingkungan fisik, dan sosial ekonomi petani. Berkaitan dengan penelitian pengembangan beras premium ini, analisis kuantitatif difokuskan pada aspek usahatani dari produksi masing-masing jenis padi penghasil beras premium, dimana produksi merupakan fungsi dari input yang digunakan serta kondisi fisik lingkungan tumbuh. Fungsi produksi dalam penelitian ini dinotasikan sebagai persamaan :