Seiring perkembangan produksi, pemerintah perlu memfasilitasi kelembagaan tersebut. Pemerintah perlu meningkatkan kemampuan kelompok
dalam manejemen usaha melalui pendidikan, pelatihan, bimbingan, penyuluhan, dan pendampingan, sehingga kelompok makin kuat. Disisi lain pemerintah perlu
memfasilitasi agar akses petani dan kelompok kepada lembaga sertifikasi semakin mudah dan murah, sehingga permasalahan jaminan kualitas yang
merupakan salah satu kendala dalam pemasaran beras organik ini dapat diatasi. Bila hal tidak dilakukan maka pengembangan padi organik hanya memberikan
manfaat kepada pengusaha-pengusaha dengan modal yang besar, bukan kepada kesejahteraan petani kecil.
8.4. Kebijakan Pengembangan
Berdasarkan berbagai kendala tersebut, dimana hambatan tersebut sangat kompleks maka pengembangan padi organik harus diintegrasikan dengan
kebijakan-kebijakan lain yang saling berkaitan. Pengembangan beras organik di kalangan petani harus dilakukan secara bertahap dan hati-hati. Sosialisasi tentang
pertanian organik dengan mendayagunakan penyuluh formal dan swadaya perlu didukung dengan aspek permodalan, kemudahan petani mendapatkan sarana
produksi pertanian, memasarkan hasil, revitalisasi kelembagaan petani, dan regulasi yang jelas. Ringkasan kendala dan kebijakan yang ditempuh dalam
pengembangan beras organik disarikan pada Tabel 29. Berdasarkan kendala dan kebijakan yang diusulkan, maka agar
pengembangan padi atau beras organik tersebut berhasil, maka pemerintah perlu mengembangkan sektor peternakan sebagai titik masuknya. Subsektor peternakan
perlu dikembangkan terlebih dahulu, karena subsektor tersebut merupakan penyedia input pertanian organik utama.
Tabel 29. Matriks Kendala dan Kebijakan Pengembangan Beras Organik
Aspek Kendala Kebijakan
A. Budidaya 1. Benih
Organik Benih untuk tanaman organik
ketersedian dan jumlahnya terbatas , karena usahatani
organik tidak bisa menggunakan benih non
organik dari rekayasa genetik Pengembangan produksi benih padi
organik, peningakatan akses kelompok pada balai benih induk
dan balai sertifikasi mutu benih, penyusunan SOP produksi benih
organik dan standar mutu benih.
2. Pupuk Organik
Jumlah kebutuhan banyak dan sumber bahan pupuk
masih terbatas Peningkatan kemampuan petani dan
kelompok tani untuk memproduksi pupuk organik sendiri
3 Pestisida Organik
Alat dan bahan mudah didapat namun proses
pembuatan memerlukan ketrampilan khusus
Peningkatan kemampuan petani dan kelompok tani untuk memproduksi
pestisida organik sendiri
4. Tenaga Kerja
Usia petani relatif tua, sumber tenaga kerja keluarga
terbatas Pemberdayaan kelompok tani
melalui pengaturan mekanisme kerja kelompok dan pelatihan minat
pemuda tani untuk berusaha di bidang agribisnis padi organik,
pelatihan wirausaha baru
5. Lokasi Lahan
Rawan terkontaminasi pencemaran, karena
lokasinya menyatu dengan wilayah budidaya non
organik Kebijakan pewilayahan komoditas
dan pengembangan pada daerah- daerah baru yang sebelumnya bukan
sentra padi non organik namun potensial
B. Sosial Ekonomi 1. Modal usaha
tani Kemampuan permodalan
petani terbatas Peningkatan akses dan dukungan
permodalan, pemanfaatan skim kredit program
2. Kepemilihan Aset
Produktif ternak
Kepemilikian ternak untuk menghasilkan pupuk organik
terbatas Pemberdayaan petani dan kelompok
tani melalui program integrasi tanaman ternak terpadu, penyediaan
skim kredit pinjaman untuk ternak bagi petani yang mampu
3. Persepsi bahwa Padi
Organik Kurang
Praktis Usaha budidaya organik
dinilai kurang praktis, dampak aplikasi input
organik terhadap tanaman lama, produktivitas rendah
dan menghasilkan pendapatan rendah
Sosialisasi proses dan manfaat usahatani padi organik, peningkatan
intensitas dan kapasitas penelitian padi organik dan penyebarluasan
hasil-hasil penelitian, peningkatan program bimbingan dan penyuluhan
serta pendampingan, promosi pengembangan beras organik