MR, AR, Pasar Persaingan Sempurna dan Persaingan Monopolistik

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Analisis

Tantangan yang dihadapi Indonesia dalam pembangunan pertanian ke depan utamanya dalam hal penyediaan bahan pangan terutama beras, semakin berat mengingat jumlah penduduk yang terus bertambah, stagnasi pertumbuhan produksi dan produktivitas padi secara nasional. Masalah lain muncul ketika swasembada beras sebagai bagian pemantapan ketahanan pangan ternyata tidak menciptakan kesejahteraan pelakunya sehingga tidak menciptakan insentif berusaha. Dalam rangka untuk mencapai kesejahteraan tersebut, maka penelitian ini bertujuan melihat bagaimana kondisi perberasan yang ada tetap mampu menghasilkan profit yang ada bagi pelakunya sementara ketahanan pangan tetap terjaga, yaitu dengan membuat segmentasi pasar beras. Dengan segmentasi pasar beras, diharapkan pasar beras tertentu ke arah persaingan monopolistik sehingga peluang pasar dan posisi tawar petani lebih baik. Segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen- segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli. Segmentasi pasar memungkinkan perusahaan memandang pasar dari sudut yang unik dan cara yang berbeda, mampu lebih fokus sesuai keunggulan kompetitif, dan memenangkan persaingan. Segmentasi pasar dapat dilihat dari dua pendekatan, yaitu: 1. Static attribute segmentation, yaitu cara memandang pasar berdasarkan geografis dan demografi. Geografis berarti melihat pasar berdasarkan wilayah negara, kawasan, propinsi, kota. Demografi berati melihat pasar berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama,dan pendidikan. 2. Dynamic attribute segmentation, yaitu cara memandang pasar berdasarkan sifat-sifat dinamis yang mencerminkan karakter pelanggan. Segmentasi ini melihat pasar berdasarkan psikografis dan perilaku. Psikografi meliputi gaya hidup lifestyle dan kepribadian. Perilaku berupa sikap, penggunaan, dan respon pelanggan terhadap produk. Berkaitan dengan segmentasi pasar beras premium, segmentasi ini lebih cenderung menggunakan pendekatan dynamic attribute segmentation, dimana dengan pendekatan ini pasar beras dibagi berdasarkan status sosial, gaya hidup, dan kepribadianprilaku dari konsumen beras. Pasar beras kualitas premium diidentifikasi sebagai beras yang dikonsumsi kaum menengah ke atas, cenderung di jual di pasar-pasar modern, dan pada umumnya mempunyai konsumen yang loyal atau setia, serta diproduksi dengan tujuan tertentu. Kondisi yang terjadi saat ini adalah bahwa pemerintah sangat fokus dalam pengembangan beras medium baik dari kebijakan teknis dan sosial ekonomi. Bukti empirik menunjukkan pertumbuhan beras medium telah mengalami pelandaian, dan belum mampu mengeluarkan petani dari kemiskinan. Di sisi lain diduga terdapat peluang yang besar dalam pengembangan beras premium bila dilihat dari potensi pasar dan wilayah pengembangan. Kondisi di lapangan menunjukkan perkembangan beras premium berjalan lambat sehingga diperlukan kajian untuk melihat berapa potensi dan hambatan teknis dan sosial, serta pemasaran beras premium, termasuk hubungan antar pelaku yang terlibat didalamnya.