Aspek Budidaya Kendala Pengembangan Beras Organik

menggunakan bahan-bahan unorganik dimana dengan jumlah yang relatif sedikit mampu memeperlihatkan hasil yang nyata dalam waktu yang singkat dan praktis. Kondisi inilah yang menyebabbkan berkembang persepsi yang kurang tepat terhadap pertanian organik. Pertanian organik dianggap sesuatu yang merepotkan dan ongkos produksinya tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan padi organik dari aspek budidaya harus dibarengi dengan upaya peningkatan pemahaman pertanian organik, misalnya melalui penyuluhan-penyuluhan. Disamping itu, pengembangan padi organik harus didukung berbagai skim perkreditan atau penguatan kelompok sehingga faktor permodalan dan upaya untuk memiliki aset produktif yang mendukung pertanian organik dapat lebih mudah disediakan.

8.3.3. Aspek Pasca Panen dan Pengolahan Hasil

Untuk menghasilkan beras organik premium dibutuhkan alat-alat khusus, kondisi di lapangan menunjukkan alat dan mesin tersebut sudah ada namun ongkos produksinya relative tinggi. Dengan keterbatasan modal pada umumnya petani melakukan proses tersebut secara manual sehingga tidak mampu berproduksi secara masal. Misalnya dalam proses sortasi, untuk memisahkan antara beras kepala dan patah dan kotoran dalam beras organik, petani hanya mengandalkan ayakan manual dengan kejelian tenaga kerja.

8.3.4. Aspek Pemasaran

Beberapa permasalahan utama yang berkaitan dengan pemasaran padi organik di lokasi kajian adalah 1 kemampuan memenuhi permintaan pasar terbatas dan hanya berbasis kepercayaan personal, dan 2 petani menghadapi sistem pembayaran tunda konsinyasi. Dua permasalahan utama tersebut menunjukkan bahwa kelompok petani organik di lokasi kajian belum mampu memanfaatkan pasar potensial beras organik yang ada dengan maksimal. Kelompok sulit memenuhi kontinuitas produksi karena volume produksinya masih rendah dan hanya mengandalkan beras organik yang dihasilkan dari lahan- lahan kelompok dan anggota kelompok yang terpercaya karena aspek jaminan mutu dan hanya mengandalkan peralatan pasca panen sederhana. Di sisi lain peningkatan jumlah pasokan produksi beras organik tersebut juga terkendala karena petani menghadapi pembayaran tunda sehingga mengurangi minat petani mengusahakan padi premium, karena keterbatasan modal.

8.3.5. Aspek Kelembagaan

Kelembagaan petani organik dan kelembagaan pendukungnya merupakan aspek penting dalam mengembangkan beras organik. Kelembagaan petani yang baik akan membina motivasi anggota dalam berproduksi, sementara kelembagaan pendukung, seperti kelembagaan sertifikasi produk, diduga akan mampu dan meningkatkan efisiensi pengelolaan usaha. Sayangnya, berdasarkan kondisi di lapangan, kelembagaan tersebut belum berkembang dengan baik. Kelompok tani organik terkesan berkembang sendiri tanpa asisitensi dan bimbingan dari organisasi formal pemerintah. Sementara kelembagaaan pendukung, terutama lembaga sertifikasi sebagai salah satu permasalahan penting dalam pemasaran beras organik, belum banyak berkembang di lokasi kajian. Hal ini menyebabkan petani atau kelompok hanya mampu memanfaatkan kedekatan dan kepercayaan antara individu untuk memasarkan hasil produksinya sehingga belum mampu memanfaatkan pasar potensial yang ada. Seiring perkembangan produksi, pemerintah perlu memfasilitasi kelembagaan tersebut. Pemerintah perlu meningkatkan kemampuan kelompok dalam manejemen usaha melalui pendidikan, pelatihan, bimbingan, penyuluhan, dan pendampingan, sehingga kelompok makin kuat. Disisi lain pemerintah perlu memfasilitasi agar akses petani dan kelompok kepada lembaga sertifikasi semakin mudah dan murah, sehingga permasalahan jaminan kualitas yang merupakan salah satu kendala dalam pemasaran beras organik ini dapat diatasi. Bila hal tidak dilakukan maka pengembangan padi organik hanya memberikan manfaat kepada pengusaha-pengusaha dengan modal yang besar, bukan kepada kesejahteraan petani kecil.

8.4. Kebijakan Pengembangan

Berdasarkan berbagai kendala tersebut, dimana hambatan tersebut sangat kompleks maka pengembangan padi organik harus diintegrasikan dengan kebijakan-kebijakan lain yang saling berkaitan. Pengembangan beras organik di kalangan petani harus dilakukan secara bertahap dan hati-hati. Sosialisasi tentang pertanian organik dengan mendayagunakan penyuluh formal dan swadaya perlu didukung dengan aspek permodalan, kemudahan petani mendapatkan sarana produksi pertanian, memasarkan hasil, revitalisasi kelembagaan petani, dan regulasi yang jelas. Ringkasan kendala dan kebijakan yang ditempuh dalam pengembangan beras organik disarikan pada Tabel 29. Berdasarkan kendala dan kebijakan yang diusulkan, maka agar pengembangan padi atau beras organik tersebut berhasil, maka pemerintah perlu mengembangkan sektor peternakan sebagai titik masuknya. Subsektor peternakan