Potensi dan Peluang Pasar Padi Organik

2.4.5. Kendala Pengembangan

Berdasarkan perkembangan pertanian organik pada periode 2001-2007, tahapan pengembangan yang telah direncanakan tidak sepenuhnya terlaksana dengan baik. Hal ini disebabkan timbulnya permasalahan dalam budidaya, sarana produksi, pengolahan hasil, pemasaran, sumberdaya manusia, kelembagaan, dan regulasi Deptan, 2007b. Menurut Suwantoro 2008, pengembangan pertanian organik yang selama ini masih sulit dilakukan karena berbagai kendala sebagai berikut: 1 pertanian organik dipandang sebagai sistem pertanian yang merepotkan, 2 keterampilan petani masih kurang, 3 persepsi yang berbeda mengenai hasil, 4 petani mengalami saat kritis karena biasanya terjadia penurunan pada masa awal dimulainya budidaya organik, 5 lahan pertanian organik belum terlindungi, 6 pembangunan pertanian belum terintegrasi dengan pembangunan peternakan, 7 kegagalan menjaga kepercayaan pasar, dan 8 dukungan pemerintah masih kurang. Berbagai kendala yang dihadapi dalam pengembangan pertanian organik di Kabupaten Magelang menurut Mawarni 2008, diidentifikasi adanya hal-hal sebagai berikut : 1 kesulitan dalam pemasaran dan mendapatkan sertifikasi, 2 kurang mampu memelihara kepercayaan pasar, misalnya beras organik dicampur dengan beras anorganik untuk mengejar keuntungan yang tinggi, 3 belum mampu menjaga ketersediaan produk pertanian organik sesuai dengan permintaan pasar, 4 banyak petani sistem konvensional masih meragukan keberhasilan dari pertanian organik, 5 kurangnya pengalaman dalam mengusahakan pertanian organik, dan 6 turunnya minat generasi muda untuk menekuni bidang pertanian. Meskipun ada banyak kendala dalam pengembangan pertanian organik tetapi tetap ada harapan yang besar akan berkembang dan berhasilnya pertanian organik. Hal ini ditunjukkan antara lain dengan banyaknya kelompok tani yang masih memiliki idealisme yang tinggi untuk mengembangkan pertanian organik di tengah berbagai kendala yang dihadapi.

2.5. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Pertanian organik umumnya mendaur ulang unsur hara di lahan organik, kontrol hayati pada lahan organik, menghindari penggunaan pupuk dan pestisida anorganik. Tujuan utama pertanian organik adalah mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas makhluk hidup dalam tanah, tumbuhan, hewan, dan manusia Deptan, 2007a, sehingga identifikasi faktor yang mempengaruhi beras organik juga bersumber dari unsur-unsur atau pelaku yang terlibat dalam pertanian organik itu sendiri. Hasil penelitian Hapsari 2006 menunjukkan bahwa variabel luas lahan, biaya benih, biaya pupuk organik, dan biaya tenaga kerja secara nyata tidak berpengaruh terhadap jumlah penerimaan. Variabel biaya pestisida organik berpengaruh negatif terhadap jumlah produksi yang dihasilkan. Sedangkan usahatani padi sistem konvensional, variabel luas lahan secara nyata berpengaruh positif terhadap jumlah produksi. variabel biaya pestisida kimia cair, dan biaya tenaga kerja secara nyata tidak berpengaruh terhadap jumlah produksi. Variabel biaya benih, biaya pupuk kimia padat, biaya pestisida kimia padat berpengaruh negatif terhadap jumlah penerimaan. Rustiono 2010 yang melakukan penelitian pemberdayaan petani oleh penyuluh untuk pengembangan usaha tani padi organik di Desa Pondok, Kecamatan Nguter, di Kabupaten Sukoharjo menunjukkan bahwa terdapat ragam kecenderungan keterkaitan antar variabel terkait model penyuluhan dan kedudukan petani dalam kelompok petani organik, apakah sebagai inovator, pelopor, atau petani biasa. Purwaningsih 2009 yang melakukan penelitian di Kabupaten Boyolali mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pola perilaku konsumen beras organik studi eksploratif mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pola perilaku konsumen beras organik di Surakarta menunjukkan bahwa perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar keluarga yaitu pendapatan, pendidikan, pengetahuan akan kesehatan, kebutuhan, persepsi, sikap dan gaya hidup keluarga dan kelompok acuan. Penelitian Anggoro 2003 tentang pengembangan pertanian organik kasus penerapan pupuk organik pada padi sawah di Kecamatan Arga Makmur; Kabupaten Bengkulu Utara, Propinsi Bengkulu menyimpulkan bahwa faktor- faktor penyebab penerapan pupuk organik pada usaha tani padi sawah antara lain adalah pengetahuan petani, proses pembuatan pupuk organik, dan motivasi petani. Sementara itu, Suprapto 2010 melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi usahatani padi organik di Kabupaten Sragen menunjukkan bahwa 1 luas lahan, biaya pupuk, modal, penyuluhan terbukti berpengaruh terhadap pendapatan petani, dan 2 biaya tenaga, biaya bibit, biaya pestisida tidak terbukti berpengaruh terhadap pendapatan petani. Di Kabupaten yang sama, yaitu Sragen penelitian Yanti 2005 mengenai aplikasi teknologi pertanian organik menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berperan dalam penerapan teknologi padi organik oleh petani adalah: 1 motivasi dan persepsi petani tentang keuntungan, kemudahan dalam aplikasi, kesesuaian budaya lokal, dan 2 Keberpihakan pemda dan lembaga pemasaran. Hasil penelitian Windani 2009 mengenai preferensi konsumen terhadap beras organik di kota Yogyakarta menunjukkan bahwa 1 faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen terhadap beras organik adalah harga beras organik, tingkat pendidikan istri, pendapatan per kapita rumah tangga dan jumlah anggota keluarga, 2 atribut beras organik yang mempunyai korelasi positif terhadap preferensi konsumen adalah kemasan beras organik, dan 3 faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi beras organik adalah pendapatan rumah tangga, jumlah anggota keluarga, harga beras organik, harga beras non organik dan jenis pekerjaan kepala keluarga. Gustarini 2006 melakukan penelitian mengenai proses Komunikasi Dan Hubungan Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Adopsi Petani Dalam Usahatani Padi Organik Kasus di Desa Ngadirejo Kecamatan Kepanjen kidul Kotamadya Blitar menyimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara faktor- faktor sosial ekonomi yang terdiri dari tingkat pendidikan, luas lahan garapan, tingkat komersialisasi, pendapatan rumah tangga per tahun, dan frekuensi hubungan petani dan penyuluh dengan tingkat adopsi petani dalam usahatani padi organik di Desa Ngadirejo Kecamatan Kepanjen kidul Kotamadya Blitar kasus pada kelompok tani “Setia Kawan”. Maryana 2006, melakukan Analisis Pendapatan Petani dan Margin Pemasaran Beras Organik di Kecamatan Cikalong, Kabupaten Cianjur. Metode yang digunakan terdiri dari analisis pendapatan, rasio RC, rasio BC, regresi linear berganda dengan Ordinary Least Square OLS, saluran