Perumusan Masalah Analisis Kelayakan Pengusahaan Ikan Lele Phyton (Clarias sp.) Pada Usaha Gudang Lele, Kota Bekasi Jawa Barat

7 nila. Namun hingga saat ini, produksi ikan lele tetap menduduki urutan teratas di Bekasi. Jenis ikan lele yang paling banyak diusahakan di Bekasi adalah ikan lele phyton. Keunggulan yang dimiliki oleh ikan lele phyton, membuat para pelaku usaha di Bekasi mulai melakukan pengusahaan baik pembenihan maupun pembesaran ikan lele phyton. Salah satu usaha di Bekasi yang melakukan pengusahaan pembenihan dan pembesaran ikan lele phyton adalah usaha Gudang Lele. Usaha Gudang Lele terletak di Kecamatan Bekasi Utara, yang merupakan salah satu penyedia benih lele phyton dan ikan lele phyton konsumsi di Bekasi. Pengusahaan pembenihan pada usaha Gudang Lele dilakukan untuk mendapatkan benih yang berkualitas dengan ukuran 3-8 cm, sedangkan pengusahaan pembesaran pada usaha Gudang Lele dilakukan untuk mendapatkan ikan lele ukuran konsumsi yaitu 9-10 ekor per kilogram. Usaha Gudang Lele merupakan usaha yang baru berdiri pada tahun 2010, sehingga penting untuk dilakukan analisis kelayakan pengusahaan ikan lele phyton pada usaha Gudang Lele. Hal tersebut dapat diketahui dengan menggunakan analisis finansial melalui beberapa kriteria kelayakan usaha, yaitu Net Present Value NPV, Net BC, Internal Rate of Return IRR, dan Payback Period PP dan analisis non finansial aspek teknis, aspek pasar, aspek manajemen, aspek hukum, dan aspek sosial, ekonomi, lingkungan. Selain itu juga dilakukan pula analisis sensitivitas apabila terjadi perubahan yang berkaitan dengan perubahan pada komponen manfaat dan komponen biaya.

1.2. Perumusan Masalah

Adapun permasalahan yang dihadapi oleh usaha Gudang Lele adalah tingkat kematian sejumlah ikan lele phyton dalam jumlah yang cukup banyak, khususnya untuk ukuran benih siap tebar. Benih ikan lele phyton merupakan komoditas perikanan yang sangat rentan terhadap perubahan lingkungan sehingga kematian yang cukup tinggi terjadi pada ukuran benih siap tebar. Permasalahan ini biasanya terjadi pada pembudidaya yang baru memulai usaha atau petani pemula yang kurang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan benih yang baik, yakni mulai dari penanganan saat pengangkutan hingga penebaran dan pengkondisian air yang memenuhi syarat. Permasalahan ini umumnya terjadi pada 8 saat penyaringan yaitu segmen pendederan benih. Tingkat kematian yang tinggi ini akan menyebabkan penurunan volume produksi baik benih lele phyton maupun ikan lelephyton konsumsi. Selain itu, permasalahan yang dihadapi oleh usaha Gudang Lele adalah kelebihan produksi benih dan ikan lele phyton konsumsi. Kelebihan produksi benih dan ikan lele phyton konsumsi umumnya terjadi pada musim hujan. Ketika musim hujan, banyak pedagang pecel lele yang mengalami penurunan omset penjualan. Akibatnya, banyak ikan lele phyton ukuran konsumsi yang tidak terserap pasar. Di sisi lain, pada musim hujan benih ikan lele phyton di petani tersedia dalam jumlah yang cukup banyak. Akibatnya, banyak benih dan ikan lele phyton konsumsi yang tidak laku terjual. Hal ini akan berdampak pada turunnya harga jual baik benih maupun ikan lele phyton konsumsi di pasaran. Faktor sosial ekonomi masyarakat juga merupakan kendala utama yang mempengaruhi fluktuasi harga ikan lele phyton di pasaran. Ketika liburan sekolah, masyarakat lebih memilih menghabiskan uangnya untuk membeli kebutuhan lain. Belum lagi bagi daerah disekitar kampus yang menjadi daerah konsentrasi penjulan pecel lele, liburan berdampak terhadap turunnya permintaan lele phyton di pasaran. Selain itu, harga pakan yang cenderung fluktuatif merupakan kendala yang dihadapi oleh usaha Gudang Lele. Harga pakan yang cenderung fluktuatif ini akan menyebabkan biaya produksi yang dikeluarkan juga fluktuatif, sehingga keuntungan yang diperoleh pun fluktuatif. Adanya permasalahan tersebut akan sangat mempengaruhi kelangsungan usaha Gudang Lele baik pembenihan maupun pembesaran ikan lele phyton. Oleh karena itu, analisis kelayakan baik secara aspek finansial maupun aspek non finansial penting untuk dilakukan pada usaha Gudang Lele. Tujuannya adalah untuk melihat apakan usaha Gudang Lele layak atau tidak untuk diusahakan dilihat dari usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele phyton. Selain itu, analisis nilai pengganti switching value analysis pun perlu dilakukan pada usaha Gudang Lele karena adanya permasalahan yang terjadi pada komponen harga jual, volume produksi dan kenaikan biaya variabel. Analisis nilai pengganti switching value analysis dilakukan untuk mengetahui perubahan maksimum dari komponen manfaat dan biaya yaitu harga jual, volume produksi dan biaya variabel. 9 Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan yang terjadi dalam pengusahaan ikan lele phyton dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimana kelayakan pengusahaan ikan lele phyton pembenihan dan pembesaran pada usaha Gudang Lele yaitu dilihat dari aspek non finansial yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum dan aspek sosial ekonomi lingkungan? 2. Bagaimana kelayakan finansial pengusahaan ikan lele phyton pembenihan dan pembesaran pada usaha Gudang Lele dilihat dari kriteria investasi yaitu Net Present Value NPV, Net Benefit and Cost Ratio Net BC Ratio, Internal Rate of Return IRR, dan Payback Period PP? 3. Bagaimana pengaruhnya jika terjadi penurunan harga jual output, penurunan volume produksi, dan kenaikan biaya variabel pada pengusahaan ikan lele phyton baik pembenihan maupun pembesaran?

1.3. Tujuan Penelitian