Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Kelayakan Pengusahaan Ikan Lele Phyton (Clarias sp.) Pada Usaha Gudang Lele, Kota Bekasi Jawa Barat

32 maksimum yang boleh terjadi akibat perubahan didalam komponen infow atau outflow seperti, kenaikan biaya produksi, penurunan volume produksi dan penuru nan harga output.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Penelitian mengenai analisis kelayakan pengusahaan ikan lele phyton diawali dengan banyaknya permintaan terhadap ikan lele ukuran konsumsi untuk para pedagang pecel lele. Tingginya permintaan terhadap ikan lele ukuran konsumsi secara tidak langsung meningkatkan permintaan terhadap benih ikan lele juga. Permintaan terhadap benih dan ikan lele konsumsi ini meningkat setelah munculnya berbagai macam wabah seperti sapi gila, flu burung dan penyakit kuku dan mulut. Selain itu juga, keberhasilan program pemerintah seperti, GEMARIKAN dan FORIKAN juga sebagai faktor pendorong tingginya konsumsi masyarakat yang akan meningkatkan permintaan terhadap benih dan ikan lele konsumsi. Tingginya angka konsumsi dalam negeri dan terbukannya pangsa pasar ekspor, memastikan komoditas ikan air tawar ini menjadi penyumbang devisa negara yang sangat menjanjikan. Ikan lele merupakan komoditas perikanan budidaya air tawar yang mempunyai tingkat serapan pasar cukup tinggi, baik di pasar dalam negeri maupun ekspor. Saat ini, lele sudah menjadi menu favorit yang digemari konsumen dari berbagai kalangan. Produk olahan lele pun sudah banyak dijumpai, baik yang diolah secara tradisional, seperti pecel lele, pepes lele, lele asam pedas, maupun lele yang diolah dan dikemas secara modern dalam skala industri, seperti bakso, nugget, abon, keripik tulang lele, kerupuk lele dan dendeng lele. Dalam bentuk segar, daging lele yang sudah di fillet merupakan salah satu produk yang diminati pasar ekspor. Jawa Barat merupakan daerah penghasil produsen ikan lele dengan total produksi tertinggi di pulau jawa, sekaligus sebagai daerah potensial untuk pemasaran ikan lele. Jenis ikan lele unggulan yang dibudidayakan di Jawa Barat adalah ikan lele dumbo, ikan lele sangkuriang dan ikan lele phyton. namun diantara ketiga jenis lele unggulan yang dibudidayakan di Jawa Barat, ikan lele 33 phyton merupakan varietas lele baru yang unggul dibandingkan dengan jenis lele lainnya. Keunggulan yang dimiliki ikan lele phyton jika dibandingkan dengan varietas ikan lele lainnya yaitu lele phyton mampu bertahan dalam suhu yang diperlakukan berada di titik ekstrim panas maupun dingin. Selain itu, lele phyton juga memiliki pertumbuhan yang cukup cepat, dari ukuran benih 7-8 cm membutuhkan waktu 50 sampai 55 hari pemeliharaan untuk mencapai ukuran konsumsi. Sementara pemeliharaan ukuran benih 9-10 cm hanya butuh waktu 40- 45 hari hingga mencapai masa panen Galeriukm, 2011. Selain itu, keunggulan lain yang dimiliki oleh lele phyton yaitu memiliki hasil produksi yang lebih tinggi baik pada segmen pembenihan maupun pembesaran, masa panen lele phyton lebih cepat, memiliki telur lebih banyak dan daya tetas yang lebih hebat dibandingkan dengan varietas lele lainnya, memiliki daya tahan yang lebih kuat terhadap penyakit, memiliki cita rasa daging lele yang gurih, tekstur daging yang lebih padat dan minim akan lemak, serta proses pembudidayaan dan pemeliharaannya mudah dan sederhana, baik dari segi lokasi, sarana kolam, maupun perawatan air Khairuman dan Amri 2008. Salah satu daerah di Jawa Barat yang merupakan sentra produksi ikan lele adalah Bekasi. Jenis ikan lele yang dominan dibudidayakan di Bekasi adalah ikan lele phyton. Permintaan terhadap ikan lele phyton konsumsi di Bekasi cenderung tinggi sehingga produksi benih dan ikan lele phyton konsumsi sangat optimal untuk dilakukan di Bekasi. Hal inilah yang menyebabkan peluang pasar bagi para petani, baik petani pembenihan maupun pembesaran ikan lele sangat terbuka di Bekasi. Salah satu usaha yang melakukan kegiatan pembenihan dan pembesaran ikan lele phyton di Bekasi adalah usaha Gudang Lele Dalam melakukan kegiatan pengusahaan ikan lele phyton, usaha Gudang Lele mempunyai banyak kendala. Kendala yang dihadapi adalah tingkat kematian ikan lele phyton dalam jumlah yang cukup banyak, khususnya untuk ukuran benih siap tebar. Benih ikan lele phyton merupakan komoditas perikanan yang sangat rentan terhadap perubahan lingkungan sehingga kematian yang cukup tinggi terjadi pada ukuran benih siap tebar. Permasalahan ini biasanya terjadi pada pembudidaya yang baru memulai usaha atau petani pemula yang kurang memiliki 34 pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan benih yang baik, yakni mulai dari penanganan saat pengangkutan hingga penebaran dan pengkondisian air yang memenuhi syarat. Permasalahan ini umumnya terjadi pada saat penyaringan yaitu segmen pendederan benih. Tingkat kematian yang tinggi ini akan menyebabkan penurunan volume produksi baik benih lele phyton maupun ikan lelephyton konsumsi. Selain itu, permasalahan yang dihadapi oleh usaha Gudang Lele adalah kelebihan produksi benih dan ikan lele phyton konsumsi. Kelebihan produksi benih dan ikan lele phyton konsumsi umumnya terjadi pada musim hujan. Ketika musim hujan, banyak pedagang pecel lele yang mengalami penurunan omset penjualan. Akibatnya, banyak ikan lele phyton ukuran konsumsi yang tidak terserap pasar. Di sisi lain, pada musim hujan benih ikan lele phyton di petani tersedia dalam jumlah yang cukup banyak. Akibatnya, banyak benih dan ikan lele phyton konsumsi yang tidak laku terjual. Hal ini akan berdampak pada turunnya harga jual baik benih maupun ikan lele phyton konsumsi di pasaran. Faktor sosial ekonomi masyarakat juga merupakan kendala utama yang mempengaruhi fluktuasi harga ikan lele phyton di pasaran. Ketika liburan sekolah, masyarakat lebih memilih menghabiskan uangnya untuk membeli kebutuhan lain. Belum lagi bagi daerah disekitar kampus yang menjadi daerah konsentrasi penjulan pecel lele, liburan berdampak terhadap turunnya permintaan lele phyton di pasaran. Selain itu, harga pakan yang cenderung fluktuatif merupakan kendala yang dihadapi oleh usaha Gudang Lele. Harga pakan yang cenderung fluktuatif ini akan menyebabkan biaya produksi yang dikeluarkan juga fluktuatif, sehingga keuntungan yang diperoleh pun fluktuatif. Berdasarkan permasalahan yang terjadi, maka pentingnya melakukan analisis kelayakan pengusahaan ikan lele ini adalah untuk melihat apakah pengusahaan ikan lele ini layak atau tidak untuk dilaksanakan serta apakah pengusahaan ikan lele tersebut dapat mengembangkan skala usahanya di masa mendatang. Dalam melakukan studi kelayakan perlu memperhatikan aspek-aspek baik aspek non finansial maupun aspek finansial untuk menentukan bagaimana keuntungan yang diperoleh dari pengusahaan ikan lele yang dilaksanakan. Aspek- aspek yang diteliti dalam pengusahaan ikan lele ini adalah aspek pasar, aspek 35 teknis, aspek manajemen, aspek sosial dan lingkungan, serta aspek finansial baik dalam kegiatan pembenihan maupun kegiatan pembesaran ikan lele. Perhitungan aspek finansial menggunakan kriteria investasi yang digunakan untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu usaha yang dilaksanakan. Kriteria investasi yang digunakan dalam perhitungan aspek finansial diantaranya NPV, Net BC, IRR, dan Payback Period PP. Selain perhitungan kriteria investasi, juga digunakan analisis switching value untuk mengetahui perubahan maksimum yang terjadi pada komponen inflow dan outflow, seperti penurunan harga output, penurunan volume produksi dan kenaikan biaya produksi. Dari hasil perhitungan aspek finansial, maka dapat diketahui seberapa besar keuntungan yang diperoleh oleh petani dalam melakukan kegiatan pembenihan ikan lele maupun kegiatan pembesaran ikan lele. Alur pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1. 36 Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Kelayakan Pengusahaan Ikan Lele Phyton Clarias sp. Pada Usaha Gudang Lele - Peningkatan konsumsi ikan lele dalam negeri - Tingginya permintaan benih dan ikan lele konsumsi - Tingginya tingkat serapan pasar ikan lele baik dalam negeri maupun ekspor - Jawa Barat sebagai produsen tertinggi dan pasar potensial ikan lele - Bekasi sebagai sentra produksi ikan lele, khususnya ikan lele phyton Usaha Gudang Lele sebagai Pengusahaan pembenihan dan pembesaran ikan lele phyton Permasalahan yang dihadapi oleh petani ikan lele : - Tingkat kematian tinggi, sehingga ada keterbatasan benih - Turunnya harga jual baik benih maupun ikan lele konsumsi pada saat musim hujan - Harga pakan ikan yang cenderung meningkat Analisis kelayakan pengusahaan pembenihan dan pembesaran ikan lele phyton Analisis Finansial : - Analisis NPV - Analisis Net BC - Analisis IRR - Analisis Payback Period Analisis non finansial : - Aspek Pasar - Aspek Teknis - Aspek Manajemen - Aspek Sosial dan Lingkungan Analisis Sensitivitas Layak Tidak layak Diusahakan IV METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian