100
keuntungan lebih besar bila dibandingkan dengan pengusahaan pembesaran ikan lele phyton. Hal ini terlihat dari hasil analisis finansial, nilai NPV pada
pengusahaan pembenihan ikan lele phyton lebih besar bila dibandingkan dengan pengusahaan pembesaran ikan lele phyton. Demikian juga dengan nilai Net BC
dan IRR, pada pengusahaan pembenihan ikan lele phyton menghasilkan nilai Net BC dan nilai IRR yang lebih besar dari pada pengusahaan pembesaran ikan lele
phyton yaitu sebesar 2,90 dan 62,82 persen. Pada masa pengembalian biaya investasi payback period pengusahaan pembenihan lebih cepat bila
dibandingkan dengan pengusahaan pembesaran ikan lele phyton yaitu selama 2,63 tahun atau 2 tahun 8 bulan.
7.5. Analisis Switching Value
Analisis switching value dilakukan dengan menghitung perubahan maksimum yang terjadi akibat adanya perubahan beberapa parameter dan melihat
tingkat kepekaan usaha terhadap perubahan yang terjadi baik pada komponen manfaat dan biaya. Parameter yang digunakan pada kegiatan pembenihan ikan lele
phyton yaitu penurunan harga jual benih ikan lele phyton, penurunan volume produksi benih ikan lele phyton dan kenaikan biaya variabel. Sedangkan
parameter yang digunakan pada kegiatan pembesaran ikan lele phyton yaitu penurunan harga jual ikan lele phyton ukuran konsumsi, penurunan produksi ikan
lele konsumsi dan kenaikan biaya variabel. Perubahan parameter ini menyebabkan keuntungan mendekati normal dimana NPV mendekati atau sama dengan nol atau
bisa juga dengan menggunakan parameter IRR sama dengan tingkat suku bunga. Hasil perhitungan analisis switching value usaha Gudang Lele pada
pengusahaan pembenihan ikan lele untuk penurunan harga jual output yaitu benih ikan lele dengan ukuran 5-8 cm adalah sebesar 20,03 persen yaitu dari harga Rp
200,00 per ekor menjadi Rp 159,94 per ekor, sedangkan pada pengusahaan pembesaran ikan lele phyton yaitu sebesar 7,83 persen dari harga Rp 13.000,00
per kilogram menjadi Rp 11.982,1 per kilogram. Apabila perubahan yang terjadi melebihi dari batas tersebut maka pengusahaan pembenihan dan pembesaran ikan
lele menjadi tidak layak untuk diusahakan. Besarnya penurunan harga jual benih ikan lele dan ikan lele ukuran konsumsi ini masih layak, apabila penurunan yang
101
terjadi terhadap harga jual benih dan ikan lele ukuran konsumsi tidak lebih besar dari 20,03 persen Lampiran 22 dan 7,83 persen Lampiran 23.
Hasil analisis switching value untuk penurunan produksi pada usaha pembenihan ikan lele phyton yaitu sebesar 20,03 persen dan penurunan produksi
pada usaha pembesaran ikan lele phyton yaitu sebesar 7,83 persen. Apabila perubahan yang terjadi melebihi dari batas tersebut maka pengusahaan
pembenihan dan pembesaran ikan lele menjadi tidak layak untuk diusahakan. Besarnya penurunan produksi benih ikan lele dan ikan lele ukuran konsumsi ini
masih layak, apabila penurunan yang terjadi terhadap produksi benih dan ikan lele ukuran konsumsi tidak lebih besar dari 20,03 persen Lampiran 24 dan 7,83
persen Lampiran 25. Hasil analisis switching value untuk kenaikan biaya variabel pada usaha
pembenihan ikan lele phyton yaitu sebesar 66,66 persen dari total biaya variabel pada tahun 1 sebesar Rp 67.920.000 menjadi Rp 113.198.813, tahun 2 sebesar Rp
70.344.000 menjadi Rp 117.238.770, tahun 3 sebesar Rp 72.768.000 menjadi Rp 121.278.728. Dan kenaikan biaya variabel pada usaha pembesaran ikan lele
phyton yaitu sebesar 14,53 persen dari total biaya variabel sebesar Rp 148.000.000 menjadi Rp 169.503.390. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa
pengusahaan pembenihan dan pembesaran ikan lele phyton masih layak untuk dilaksanakan apabila besarnya kenaikan biaya variabel tidak melebihi dari 62,5
persen untuk pembenihan ikan lele phyton Lampiran 26 dan 11,6 persen untuk pembesaran ikan lele phyton Lampiran 27. Adapun analisis switching value pada
pengusahaan ikan lele phyton pada usaha Gudang Lele dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17
. Analisis Switching Value Pengusahaan Ikan Lele Phyton Pada Usaha Gudang lele
No. Perubahan
Hasil Pembenihan ikan lele
phyton Pembesaran ikan lele
phyton
1 Penurunan Harga Jual
20,03 7,83
2 Penurunan Produksi
20,03 7,83
3 Kenaikan Biaya Variabel
66,66 14,53
102
Hasil analisis switching value diatas dapat disimpulkan bahwa usaha pembenihan ikan lele phyton sensitif terhadap perubahan yang terjadi, baik pada
parameter penurunan harga jual dan volume produksi maupun pada parameter kenaikan biaya variabel. Hal ini terlihat dari persentase perubahan yang dihasilkan
pada masing-masing parameter perubahan yaitu pada parameter penurunan harga jual dan penurunan volume produksi sebesar 20,03 persen dan pada parameter
kenaikan biaya variabel sebesar 66,66 persen, sehingga apabila terjadi perubahan pada parameter baik harga jual, volume produksi maupun kenaikan biaya variabel
akan berpengaruh terhadap hasil dari analisis kelayakan usaha pembenihan ikan lele phyton pada usaha Gudang Lele. Di sisi lain, usaha pembesaran ikan lele
phyton sangat sensitif terhadap perubahan yang terjadi. Hal ini dapat terlihat dari persentase perubahan masing-masing parameter perubahan yaitu parameter
penurunan harga jual dan volume produksi sebesar 7,83 persen dan parameter kenaikan biaya variabel sebesar 14,53 persen, sehingga apabila terjadi perubahan
pada parameter baik harga jual, volume produksi dan kenaikan biaya variabel akan sangat berpengaruh terhadap hasil analisi kelayakan usaha pembesaran ikan
lele phyton pada usaha Gudang Lele.
VIII KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan