12
yang berfungsi sebagai alat peraba saat bergerak atau ketika mencari makan Khairuman dan Amri 2008.
Sebagai alat bantu untuk berenang, ikan lele phyton memiliki tiga buah sirip tunggal, yakni sirip punggung, sirip ekor dan sirip dubur. Lele phyton juga
memiliki sirip berpasangan, yaitu sirip dada dan sirip perut. Pada sirip dada pina thoracalis dijumpai sepasang patil atau duri keras yang dapat digunakan untuk
mempertahankan diri dan kadang-kadang dapat dipakai untuk berjalan dipermukaan tanah atau pematang. Sedangkan pada bagian atas ruangan rongga
insang terdapat alat pernapasan tambahan organ arborescent, bentuknya seperti batang pohon yang penuh dengan kapiler-kapiler darah Khairuman dan Amri
2008.
2.2. Habitat dan Tingkah Laku Ikan Lele
Habitat atau lingkungan hidup lele phyton adalah air tawar. Seperti sungai yang aliran airnya tidak terlalu deras, atau perairan yang tenang misalnya danau,
waduk, rawa serta genangan-genangan kecil kolam. Menurut Agriminakultura 2009, salah satu sifat lele phyton adalah suka meloncat ke darat terutama pada
malam hari. Munculnya sifat ini karena lele merupakan hewan yang aktivitas hidupnya dilakukan pada malam hari atau biasa disebut hewan nokturnal. Sifat ini
akan lebih tampak pada saat lele phyton mencari makan, itulah sebabnya lele phyton akan lebih suka berada di tempat gelap dibandingkan dengan berada di
tempat yang terang. Dan pada siang hari lele phyton lebih suka berdiam didalam
lubang atau tempat yang tenang dan aliran air tidak terlalu deras. Sifat lain dari
ikan lele phyton adalah memiliki kebiasaan mencari makan yang berupa binatang- binatang kecil bentos yang terletak di dasar perairan bottom feeder yang
menyebabkan air kolam tampak keruh. Lele phyton dilengkapi insang tambahan organ arborescent yang dikenal
dengan sebutan labirin. Dengan organ ini lele phyton bisa hidup dalam lumpur atau kandungan oksigennya sedikit. Bahkan dengan organ tersebut, lele phyton
mampu hidup di luar air selama beberapa jam asalkan udara sekitarnya cukup lembab Khairuman dan Amri 2008.
Kualitas air tidak menjadi masalah untuk ikan lele, tidak seperti ikan-ikan lainnya, lele tidak menuntut air yang berkualitas misalnya air yang jernih dan air
13
yang mengalir. Karena itu ikan lele bisa dipelihara di kolam penampungan buangan air di belakang rumah, bahkan dicomberan sekalipun. Kualitas air yang
baik untuk pertumbuhan lele phyton yaitu kandungan O
2
6 ppm, CO
2
kurang dari 12 ppm, suhu 24–26
o
C, pH 6–7, NH
3
kurang dari 1 ppm dan daya tembus matahari ke dalam
air maksimum 30 cm Khairuman dan Amri 2008. Pada usaha Gudang Lele, kolam yang digunakan untuk pengusahaan ikan
lele menggunakan kolam terpal dan kolam tanah yang terletak di sekitar tempat usaha petani ikan lele. Dalam pengusahaan ikan lele perlu juga diperhatikan
keadaan suhu air dan tingkat keasaman air pH. Kondisi iklim di daerah Kecamatan Bekasi Utara cukup mendukung untuk melakukan pengusahaan ikan
lele yaitu berkisar antara 27-32 derajat celcius, sedangkan tingkat keasaman air tanah yang dipergunakan untuk kegiatan produksi ikan lele sebesar 7,3.
Ditinjau dari jenis makanannya pakan alami ikan lele phyton adalah binatang renik yang hidup di dasar maupun di dalam air seperti jentik-jentik
nyamuk, larva serangga, anak-anak siput, kutu air, dan sisa bahan organik yang masih segar. Lele juga bersifat kanibal, yaitu makan sesama ikan yang ukurannya
lebih kecil bila kekurangan pakan Agriminakultura 2009.
2.3. Kegiatan Budidaya Ikan Lele