54
pembenihan dan pembesaran ikan lele phyton. Kolam semen untuk pembesaran sebanyak 13 buah kolam ukuran 3m x 3m, sedangkan untuk pembenihan sebanyak 3
buah kolam ukuran 3m x 3m dan 1 buah kolam ukuran 3m x 6m. Selain kolam, usaha gudang lele juga memiliki 6 buah mesin sedot yaitu 4
buah pada usaha pembenihan dan 2 buah pada usaha pembesaran. Mesin pompa pun dimiliki oleh usaha Gudang Lele untuk mengeringkan air ketika panen dilakukan.
Mesin pompa ini hanya digunakan pada usaha pembesaran yang akan digunakan pada kolam tanah. Selang, ember, kakaban, dan bak sortir merupakan sarana penunjang
kegiatan pengusahaan ikan lele phyton pada usaha Gudang Lele. Kakaban merupakan tempat yang digunakan sebagai tempat menempelnya
telur yang dihasilkan dari kegiatan pemijahan. Kakaban hanya dibutuhkan pada usaha pembenihan ikan lele phyton. Bak sortir digunakan dalam memisahkan benih ikan
lele phyton berdasarkan ukurannya. Selang yang dimiliki oleh usaha Gudang Lele yaitu 100 meter yang digunakan untuk mengisi air pada kolam semen dan terpal.
Ember mempunyai kegunaan dalam membawa ikan lele konsumsi yang telah dibeli oleh konsumen.
5.4.2. Sumberdaya Manusia
Usaha Gudang Lele memiliki 4 tenaga kerja yang terdiri dari 1 pemilik dan 3 karyawan. Tenaga kerja yang dimiliki terbagi menjadi tiga yaitu manajer produksi
atau operasional, manajer pemasaran, dan manajer keuangan. Latar belakang pendidikan sumberdaya manusia di usaha Gudang Lele adalah SMA Sekolah
Menengah Atas. Hari kerja karyawan dimulai dari hari Senin hingga hari Minggu. Karyawan bekerja mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Sistem gaji yang
ditetapkan oleh usaha Gudang Lele telah disesuaikan dengan UMR yang berlaku. Gaji karyawan usaha Gudang Lele berkisar Rp 1.250.000,00.
5.4.3. Sumberdaya Keuangan
Modal awal perusahaan berasal dari pinjaman ke bank. Besarnya modal adalah Rp 200.000.000. Modal tersebut digunakan untuk keperluan pembelian tanah,
pembangunan prasarana dan pembelian indukan. Pembangunan dilakukan secara
55
bertahap dengan pertimbangan nominal budget yang harus dikeluarkan untuk investasi sangat besar. Selain modal, sumberdaya keuangan pun berasal dari
pendapatan perusahaan.
5.4.4. Lingkup Kegiatan Usaha Gudang Lele
Sejak berdirinya usaha Gudang Lele hingga saat ini, kegiatan yang dilakukan perusahaan hanya sebatas membudidayakan dan menjual benih dan ikan lele phyton
konsumsi. Kegiatan usaha yang menjadi aktivitas utama dalam membudidayakan benih dan ikan lele phyton konsumsi yaitu kegiatan pembenihan, pendederan dan
pembesaran input ikan lele phyton.
5.4.4.1.Kegiatan Pembenihan Ikan Lele
Pada pengusahaan pembenihan ikan lele phyton, kegiatan yang dilakukan adalah penebaran induk, pemeliharaan dan pemijahan induk untuk menghasilkan
larva atau benih kecil yang berukuran 1 cm. Dalam kegiatan pembenihan ini menghasilkan benih yang baru menetas. Kegiatan pembenihan yang dilakukan adalah
pemeliharaan induk dan teknik pembenihan seperti persiapan kolam, penebaran induk, proses pemijahan, pemeliharaan larva, pemanenan larva, dan penyeleksian
larva.
1. Pemeliharaan Induk
Berhasilnya suatu usaha pembenihan sangat dipengaruhi oleh kedaaan induk penghasil benih itu sendiri. Apabila induk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang
baik, maka benih yang dihasilkan pun akan memiliki kualitas yang baik begitu pula sebaliknya. Calon induk ikan lele yang dimiliki oleh usaha Gudang Lele harus
memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan induk yang akan dipijahkan, untuk mendapatkan kualitas benih yang baik. Induk ikan lele phyton yang siap untuk
dipijahkan adalah berumur 12 bulan dan diperkirakan sudah matang kelamin dengan berat 1 kilogram untuk induk betina, sedangkan untuk induk jantan dengan berat 1
kilogram.
56
Jumlah telur fekunditas yang dihasilkan oleh induk ikan lele phyton adalah 30.000 butir telur, dengan daya tetas telur Hatching RateHR 90 persen, sehingga
menghasilkan telur yang dapat menetas sebanyak 27.000 butir, dan tingkat kematian Survival RateSR 15 persen, sehingga menghasilkan larva sebanyak
22.950 ekor larva. Walaupun jumlah larva yang dihasilkannya sedikit, ikan lele mempunyai
frekuensi pemijahan yang relatif cepat. Hal ini terlihat dari rentang waktu antara pemijahan satu ke pemijahan berikutnya yaitu selama 3 bulan.
Masa produktif induk ikan lele phyton adalah 2 tahun, jika induk sudah berumur diatas 2 tahun maka induk harus segera diganti dengan induk baru. Hal ini
dikarenakan induk yang sudah tidak produktif lagi tetap dipijahkan, maka kualitas benih yang dihasilkan akan menurun. Induk yang sudah tidak produktif lagi disebut
dengan induk afkir, yang kemudian dapat dijual kembali untuk dikonsumsi. Dalam waktu 1 tahun ikan lele phyton dapat memijah sebanyak 4 kali, jadi pemijahan terjadi
8 kali dalam masa produktif ikan lele. Pakan yang diberikan bagi induk ikan lele phyton yaitu jenis pakan pelet F781
polos yang merupakan pelet kasar. Adapula pakan tambahan yang diberikan pada induk selain pelet yaitu ayam. Pemberian pakan ini dilakukan 2 kali dalam sehari
yaitu pagi dan sore hari. Jumlah pakan yang diberikan dalam sehari rata-rata untuk pelet sebanyak 3,75 kg per hari dan untuk ayam sebanyak 18 kg per minggu.
2. Teknik Pembenihan
Pembenihan adalah kegiatan budidaya ikan lele untuk menghasilkan benih sampai berukuran tertentu dengan cara mengawinkan induk jantan dan betina
pemijahan pada kolam-kolam khusus pemijahan. Kegiatan yang dilakukan adalah memelihara dan memijahkan induk ikan lele untuk menghasilkan larva. Dalam
kegiatan pembenihan ini biasanya menghasilkan benih yang ukurannya berbeda atau tidak sama. Awal menebar induk sampai dengan menghasilkan benih membutuhkan
waktu 2 sampai dengan 3 minggu. Larva yang dihasilkan memiliki panjang 0,9 – 1,3 cm, dengan berat 0,01 gram – 0,02 gram. Adapun proses pembenihan ikan lele
phyton pada usaha Gudang Lele adalah sebagai berikut :
57
a Persiapan Kolam Pembenihan Kolam yang digunakan untuk kegiatan pembenihan ikan lele phyton pada
usaha Gudang Lele merupakan kolam terpal yang terbuat dari terpal plastik dan kolam semen. Dengan luas kolam yang digunakan pada usaha “Gudang Lele” adalah
kolam terpal ukuran 2m x 3m sebanyak 25 buah dan 1m x 2m sebanyak 6 buah. Sedangkan kolam semen ukuran 3m x 3m sebanyak 3 buah dan ukuran 3m x 6 m
sebanyak 1 buah. Persiapan kolam yang dilakukan oleh usaha “Gudang Lele” yaitu dengan melakukan perbaikan dan pembersihan kolam. Perbaikan kolam dilakukan
dengan menambal kembali kolam yang bocor, sedangkan pembersihan kolam dengan cara kolam disikat hingga bersih dari lumut dengan tujuan untuk membasmi kuman
penyakit yang menempel pada dinding maupun dasar kolam. Setelah itu, kolam dibiarkan atau dijemur selama 1-2 hari. Setelah kolam telah selesai dipersiapkan,
kegiatan berikutnya adalah kolam diisi dengan air jernih. Ketinggian air kolam untuk kegiatan pemijahan adalah 30-35 cm, dan dibiarkan selama 1-2 hari agar pakan alami
dapat tumbuh serta untuk menetralkan pH air. Setelah dibiarkan selama 1-2 hari, maka induk ikan lele siap untuk ditebar dalam kolam yang telah dipersiapkan.
b Penebaran Induk Sebelum induk ikan lele dipijahkan, induk jantan dan betina dipelihara pada
kolam yang terpisah. Hal ini untuk memudahkan dalam pengelolaan dan pengontrolan. Di samping itu bisa menghindarkan induk melakukan pemijahan secara
diam-diam. Agar kematangan induk memadai, setiap hari induk diberi pakan bergizi, yaitu pakan buatan maupun pakan alami seperti pelet dan ayam tiren. Pemberian
pakan dilakukan sebanyak 3 kali sehari yaitu pagi, sore, dan malam hari. Pada usaha Gudang Lele, pemijahan dilakukan dengan cara alami. Induk
betina dan induk jantan yang telah siap dipisahkan kedalam kolam pemijahan yang telah dipersiapkan dan dibiarkan selama 24 jam yaitu pukul 17.00 ditebar dan diambil
pukul 05.00. Perbandingan induk jantan dan induk betina adalah 1 : 1, yang artinya untuk penebaran 1 ekor jantan ditebar 1 ekor betina. Bobot induk betina yang siap
58
dipijahakan adalah 1 kilogram, sedangkan untuk induk jantan memiliki bobot 1 kilogram.
c Pemijahan Petani melakukan pemijahan dengan cara alami yaitu tanpa menggunakan
hormon perangsang apapun, sehingga induk betina dan induk jantan yang telah siap langsung ditebar pada kolam pemijahan yang telah dipersiapkan. Pada saat penebaran
induk ikan lele yang akan dipijahkan, pada tiap kolam pemijahan diberi kakaban atau sarang untuk penempatan telur yang akan dikeluarkan oleh induk betina yang
kemudian dibuahi oleh induk jantan. Dalam satu kolam kakaban yang digunakan adalah 3 sampai 4 kakaban yang diletakkan pada sudut-sudut kolam. Induk yang siap
dipijahkan ditebar pada kolam yang telah disiapkan untuk pemijahan, induk dapat ditebar pada sore hari. Induk betina akan mengeluarkan telur-telurnya yang akan
diletakkan pada kakaban, dan secara bersamaan pula induk jantan mengeluarkan spermanya. Telur yang dikeluarkan induk betina dibuahi sperma induk jantan di luar
tubuh induk. Waktu yang diperlukan untuk pemijahan adalah selama 1 hari 1 malam atau selama 24 jam. Biasanya induk betina mengeluarkan telurnya pada malam hari
atau menjelang pagi hari. Setelah proses pemijahan telah selesai, maka proses berikutnya adalah penetasan telur.
Induk ikan lele yang telah melakukan pemijahan, induk ikan lele harus segera diangkat dan dipindahkan ke kolam pemeliharaan induk ikan lele. Apabila induk
tidak segera dipisahkan dari telur yang telah dibuahi, induk tersebut akan memakan telurnya sendiri, karena ikan lele termasuk ikan yang bersifat kanibal. Telur yang
menempel pada kakaban harus segera diangkat dengan perlahan-lahan dan dipindahkan pada kolam penetasan telur yang telah disiapkan sebelumnya. Kakaban
diletakkan secara mendatar sampai semua permukaannya terendam air. Hal ini dimaksudkan agar telur-telur yang menempel ikut terendam air, karena jika ada telur
yang tidak terendam air maka telur tersebut tidak akan menetas dan menjadi busuk atau berjamur. Jumlah telur yang dikeluarkan oleh induk betina yaitu mencapai
30.000 butir telur. Telur akan menetas dalam kurun waktu 22-24 jam setelah telur
59
dibuahi. Tidak semua telur tersebut dapat menetas, telur yang menetas adalah sebanyak 27.000 butir dengan daya tetas telur HR 90 persen dan tingkat
kemampuan hidup sebesar 85 persen, sehingga menghasilkan larva sebanyak 22.950 ekor. Benih atau larva ikan lele yang baru menetas berwarna merah tua, dan biasanya
akan berkumpul dipermukaan dasar kolam. Selama proses penetasan, bak harus mendapat sedikit aliran air melalui selang kecil. Pengaliran air ini dilakukan agar
kualitas air selama penetasan tetap terjaga. Apabila kualitas air yang buruk dapat mengakibatkan kematian benih yang
baru menetas. Setelah telur menetas, kakaban harus segera diangkat secara perlahan- lahan. Jika pengangkatan kakaban terlambat dilakukan, dikwatirkan telur–telur yang
tidak menetas akan membusuk dan akan menyebabkan kualitas air menurun. Selanjutnya, telur yang menetas akan dipelihara sampai larva siap untuk dipanen.
d Pemeliharaan Larva Kolam tempat pemeliharaan larva merupakan kolam yang terbuat dari terpal
plastik. Dalam satu kolam,diberi kakaban sebanyak 3 sampai dengan 4 kakaban. Ukuran kolam yang digunakan untuk pemeliharaan benih pada usaha Gudang Lele
sama, hal ini disesuaikan dengan lahan yang dimiliki. Kondisi lingkungan pada kolam pemeliharaan larva harus memperhatikan kualitas air agar tetap terjaga dengan
baik. Penggantian air atau panambahan air dapat dilakukan setiap 3 atau 4 hari sekali, atau disesuaikan dengan keadaan kondisi air dalam kolam pemeliharaan.
Larva yang baru menetas sampai berumur 3 hari belum dapat diberikan pakan tambahan, karena cadangan makanan dalam tubuhnya masih tersedia yaitu berupa
kuning telur. Pada hari keempat setelah telur menetas, larva harus diberikan pakan tambahan yang ukurannya sesuai dengan bukaan mulut larva ikan lele phyton. Jenis
tambahan yang baik untuk larva ikan lele phyton adalah pakan alami atau pakan hidup yaitu berupa plankton dan cacing sutra. Hal ini dikarenakan pakan alami
banyak mengandung protein yang dibutuhkan oleh pertumbuhan larva ikan lele tersebut. Dosis pakan yang diberikan pada larva adalah 100 liter cacing sutra dalam
60
satu kali pemijahan. Pemberian pakan dilakukan 3 kali dalam satu hari yaitu pada pagi, sore dan malam hari.
e Pemanenan Larva Larva dipelihara selama 15 – 17 hari dari awal penetasan telur. Larva ikan lele
akan muncul kepermukaan air di setiap pinggir sudut kolam. Pemanenan larva dilakukan pada pagi hari atau sore hari mulai pukul 07.00 atau 16.00 WIB. Proses
pemanenan dilakukan dengan cara air dalam kolam dikuras menggunakan mesin sedot, kemudian setelah air habis maka larva akan berkumpul pada suatu cekungan
yang ada pada dasar kolam sehingga dengan mudah larva dipindahkan ke tempat bak penampungan ember atau bak sortir sementara yang telah diisi air untuk dihitung.
Setelah dihitung, larva tersebut ditebar pada kolam pendederan yang telah disiapkan dengan ukuran yang sama besar.
5.4.4.2.Kegiatan Pendederan Ikan Lele
Pendederan merupakan pembesaran larva sampai ukuran tertentu untuk dipelihara pada tahap pembesaran atau untuk dijual kepada peternak pembesaran.
Ukuran siap jual dari kegiatan pendederan yaitu berukuran 3-8 cm dalam waktu pemeliharaan selama 1 bulan. Pada kegiatan pendederan ini dapat dilakukan pada
kolam terpal. Adapun tahapan kegiatan pendederan yaitu persiapan kolam, penebaran benih, pemeliharaan benih, dan panen.
1 Persiapan Kolam Kolam yang digunakan untuk kegiatan pendederan ikan lele pada Usaha
Gudang Lele adalah kolam terpal. Sebelum kolam dipergunakan untuk pemeliharaan sebaiknya dilakukan pembersihan kolam. Kolam yang akan digunakan dibersihkan
dengan cara kolam disikat. Hal ini bertujuan untuk membunuh kuman penyakit yang menempel pada dasar maupun dinding kolam, agar ikan tidak mudah terserang
penyakit. Setelah dibersihkan kolam dikeringkan dan dijemur dibawah terik matahari selama 1-2 hari. Setelah didiamkan selama 1-2 hari, kolam diisi dengan air jernih
61
yang berasal dari air tanah atau sumur, kemudian didiamkan selama satu hari. Persiapan kolam telah selesai maka benih siap untuk ditebar.
2 Penebaran Benih Kolam yang telah dipersiapkan, maka benih ikan lele siap untuk ditebar.
Penebaran dilakukan pada pagi hari atau sore hari, sesuai dengan panen pada saat pembenihan. Kepadatan tebar kolam adalah 22.950 ekor benih dengan ukuran 0,9-1,3
cm. 3 Pemeliharaan Benih
Dalam proses pemeliharaan, benih harus diberi pakan berupa pelet halus yaitu pelet F999 dengan dosis 10 kg.
Pemberian pakan dilakukan 3 kali dalam sehari yaitu pagi, sore dan malam hari. Pada saat benih ditebar, pada kolam pemeliharaan tersebut
diberi garam, dengan cara garam dilarutkan dalam air kolam dan didiamkan selama 2 jam. Hal itu dimaksudkan untuk mencegah ikan terserang penyakit, kualitas dan
kuantitas air kolam harus tetap dijaga. Dengan cara air kolam diganti dalam 3 hari sekali, air kolam tidak dibuang secara keseluruhan tetapi hanya setengah dari
ketinggian air kolam dan dilakukan pengisian kembali sesuai dengan air kolam yang dibuang.
4 Panen Benih dipelihara selama 1,5 bulan atau 6 minggu dari awal benih ditebar.
Benih yang siap untuk dipanen adalah benih berukuran 3-8 cm dengan harga bervariasi berdasarkan ukuran masing-masing, yaitu ukuran 3-4 cm Rp 100 per ekor
dan ukuran 5-8 cm Rp 200 per ekor. Pemanenan benih dilakukan pada pagi hari atau sore hari mulai pukul 07.00 atau pukul 16.00 WIB. Proses pemanenan dilakukan
dengan cara air kolam disedot dengan menggunakan mesin sedot, kemudian setelah benih berkumpul pada satu cekungan yang rendah, kemudian benih ditangkap dengan
menggunakan serokan atau bak sortir dengan hati-hati. Kemudian benih diletakkan pada ember atau bak sortir sementara untuk dihitung. Setelah dihitung, benih tersebut
62
dapat dipasarkan kepada peternak ikan lele yang melakukan kegiatan pembesaran. Jumlah benih yang dipanen adalah sebanyak 22.950 ekor benih ikan lele phyton.
5.4.4.3.Kegiatan Pembesaran Ikan Lele
Benih ikan lele phyton yang dibeli berukuran 3-4 cm belum dapat untuk dijadikan ikan konsumsi. Ikan seukuran ini harus dipelihara lagi untuk tahapan
pembesaran sampai mencapai ukuran layak konsumsi, yakni minimal 250 gram per ekor atau 9-10 ekor per kilogram. Oleh karena itu bibit lele masih perlu dipelihara
atau dibesarkan lagi agar menjadi ikan lele dumbo yang siap konsumi. Pembesaran ikan lele pada kelompok tani usaha Gudang Lele adalah kegiatan
yang dilakukan dengan menebarkan benih ukuran 3-4 cm yang berumur 3 sampai dengan 4 minggu. Lama pemeliharaan ikan lele adalah rata-rata 2,5-3 bulan, dapat
menghasilkan ikan lele konsumsi berbobot 250-300 gram per ekor atau 9-10 ekor per kilogram. Pada kegiatan pembesaran, jumlah benih yang ditebar adalah sebanyak
5.000 ekor per m
2
dengan luasan kolam 2m x 10m dan kolam ukuran 5m x 4m. Sedangkan jumlah benih yang diterbar pada kolam ukuran 5m x 8m sebanyak 15.000
ekor dan kolam semen ukuran 3m x 3m 800 sebanyak 12 kolam dan 400 sebanyak 1 kolam. Panen dilakukan selama 3 bulan sekali, sehingga dalam setahun petani dapat
melakukan penen sebanyak 4 kali. Pembesaran ikan lele yang dilakukan oleh usaha Gudang Lele menggunakan
kolam tanah. Sistem pengairan yang adalah secara teknis yaitu sumber air yang berasal dari saluran air irigasi, tadah hujan, dan rembesan mata air. Kolam seperti ini
mudah dikelola karena air tersedia sepanjang tahun. Adapun proses kegiatan pembesaran ikan lele pada usaha Gudang Lele dilakukan dengan teknik sebagai
berikut : a Persiapan Kolam Pembesaran
Sebelum penebaran benih, kolam harus dipersiapkan terlebih dahulu. Kolam dikeringkan beberapa hari sampai permukaan dasar kolam kering dan retak-retak
kolam tanah. Tujuannya untuk membunuh hama atau bibit-bibit penyakit yang ada di kolam tersebut dan untuk memudahkan pengolahan tanah dasar kolam. Kolam
63
dikeringkan selama 3-4 hari. Kegiatan selanjutnya adalah pengisian kolam yang dilakukan secara bertahap, yaitu pada tahap pertama adalah setinggi 70 cm, dan
kolam didiamkan selama 2 hari. Setelah kolam didiamkan selama 2 hari, maka dilakukan pengisian kolam tahap ke 2 dengan ketinggian kolam hingga mencapai 150
cm. b Penebaran Larva
Penebaran benih dapat dilakukan setelah dipastikan kolam benar-benar telah siap untuk digunakan. Benih dapat ditebar pada waktu pagi atau sore hari saat suhu
rendah. Hal ini bertujuan untuk menghindari tingkat kematian yang tinggi karena ikan stress. Jumlah benih ikan yang akan ditebar pada kolam pembesaran adalah sebanyak
400-15.000 ekor per m
2
, dengan ukuran 3-4 cm. c Pemeliharaan
Untuk memacu pertumbuhan pada benih ikan lele, selama pemeliharaan ikan lele diberi pakan tambahan. Pakan yang diberikan berupa pakan buatan dan pakan
alami. Pakan buatan yaitu pelet f999, pelet 781-2, pelet 781 polos, dan pelet tenggelam. Dosis yang diberikan adalah pelet f999 sebanyak 15 kg, pelet 781-2
sebanyak 25 kg, pelet 781 polos sebanyak 110 kg, dan pelet tenggelam sebanyak 350 kg. Harga pelet tersebut per kilogram adalah Rp 8.000 per kg untuk pelet f999, pelet
781-2, dan pelet 781 polos, sedangkan pelet tenggelam Rp 5.000 per kg. Pelet ini diberikan pada benih yang telah berumur satu bulan atau lebih, hal ini dikarenakan
disesuaikan dengan bukaan mulut benih ikan lele. Pemberian pakan dilakukan 3 kali dalam satu hari yaitu pagi, sore dan malam hari. Selain pemberian pakan,
pengontrolan kualitas air harus diperhatikan. Pergantian air dilakukan 2 minggu sekali, hal ini bertujuan agar ikan tidak terserang penyakit akibat dari sisa-sisa makan
yang mengendap menjadi racun. Dalam proses pemeliharaan harus dilakukan pengontrolan kolam untuk
menghindari serangan hama dan penyakit. Hama biasanya menyerang pada kolam pembesaran. Pencegahan dapat dilakukan dengan membersihkan sekitar kolam dari
64
semak-semak yang dapat dijadikan sarang ular atau hama lainnya. Lama pemeliharaan ikan lele di kolam pembesaran adalah selama 3 bulan.
d Pemanenan Pemanenan merupakan bagian akhir dari kegiatan pembesaran. Setelah ikan
dipelihara selama 3 bulan, maka ikan tersebut siap untuk di panen sesuaidengan ukuran ikan konsumsi 9-10 ekor per kilogram. Proses pemanenan dilakukan pada
pagi hari atau sore hari. Pada proses kegiatan panen, yang melakukan panen adalah petani usaha Gudang Lele. Ikan yang telah dipanen langsung dimasukkan pada drum-
drum plastik yang telah disiapkan oleh pedagang. Dalam satu kali proses produksi petani dapat memanen ikan lele sebanyak 1.500 kilogram untuk kolam ukuran 5m x
8m, 500 kilogram untuk kolam ukuran 2m x 10m dan 5m x 4m, dan kolam ukuran 3m x 3m sebanyak 1.000 kilogram. Hasil panen ikan lele phyton konsumsi dijual
dengan harga per kilogramnya adalah Rp 13.000,00. Dari hasil analisis pada aspek teknis dapat dikatakan bahwa usaha ini layak
untuk dilaksanakan karena hampir seluruh teknis mulai dari pemilihan lokasi hingga pemeliharaan dan pemanenan telah berjalan dengan baik. Namun perlu perbaikan
pada penanganan penyakit dan proses budidaya.
VI ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL
6.1. Aspek Pasar dan Pemasaran.