29
perekonomian secara keseluruhan jika para pembudidaya yang menjalankan aktivitas produksi tidak bertambah baik keadaannya Kadariah et al. 1999.
3.1.3. Teori Biaya dan Manfaat
Dalam analisis proyek, tujuan-tujuan analisis harus disertai dengan definisi biayabiaya dan manfaat-manfaat. Biaya dapat diartikan sebagai segala sesuatu
yang mengurangi suatu tujuan, dan suatu manfaat adalah segala sesuatu yang membantu tujuan Gittenger 1986. Biaya dapat juga didefinisikan sebagai
pengeluaran atau korbanan yang dapat menimbulkan pengurangan terhadap manfaat yang diterima. Biaya yang diperlukan suatu proyek dapat dikategorikan
yang diantaranya biaya modal, biaya operasional dan biaya lainnya seperti pajak, bunga dan pinjaman.
Manfaat juga dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat menimbulkan kontribusi terhadap suatu proyek. Manfaat proyek dapat dibedakan menjadi
manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Manfaat langsung adalah manfaat yang secara langsung dapat diukur dan dirasakan sebagai akibat dari investasi,
seperti peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja. Manfaat tidak langsung, yaitu manfaat yang secara nyata diperoleh dengan tidak langsung dari proyek dan
bukan merupakan tujuan utama proyek, seperti rekreasi.
3.1.4. Analisis Finansial
Analisis finansial adalah suatu analisis proyek dimana proyek dilihat dari sudut badan-badan atau orang-orang yang menanam modalnya dalam proyek atau
yang berkepentingan langsung dalam proyek. Analisis finansial memiliki arti penting dalam memperhitungkan insentif bagi orang-orang yang turut serta dalam
mensukseskan pelaksanaan proyek, sebab tidak ada gunanya melaksanakan proyek yang menguntungkan dilihat dari sudut perekonomian secara keseluruhan
jika para pembudidaya yang menjalankan aktivitas produksi tidak bertambah baik keadaannya Kadariah et al. 1999.
Salah satu metode untuk melihat kelayakan dari analisis finansial adalah menggunakan metode cashflow analysis Gittinger 1986. Analisis kelayakan
finansial merupakan ukuran yang dipakai untuk menyatakan layak tidaknya suatu proyek dilaksanakan. Beberapa kriteria yang dipakai dalam penilaian kelayakan
30
adalah Nilai Bersih Sekarang Net Present Value, Rasio Manfaat Biaya Bersih Net Benefit and Cost Rasio, Tingkat Pengembalian Investasi Internal Rate of
Return dan Masa Pengembalian Investasi Payback Period. 1
Net Present Value NPV
Menurut Nurmalina et al. 2009, suatu bisnis dapat dinyatakan layak jika jumlah seluruh manfaat yang diterimanya melebihi biaya yang dikeluarkan.
Selisih antara manfaat dan biaya disebut dengan manfaat bersih atau arus kas bersih. Net Present Value atau nilai kini manfaat bersih adalah selisih antara total
present value manfaat dengan total present value biaya, atau jumlah present value dari manfaat bersih tambahan selama umur bisnis. Nilai yang dihasilkan oleh
perhitungan NPV adalah dalam satuan mata uang Rp Nurmalina et al. 2009.
2 Net Benefit and Cost Ratio Net BC Ratio
Net BC Ratio adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Dengan kata lain, manfaat bersih
yang menguntungkan bisnis yang dihasilkan terhadap satu satuan kerugian dari bisnis tersebut. Suatu bisnis atau kegiatan investasi dapat dikatakan layak apabila
Net BC lebih besar dari satu, dan dikatakan tidak layak bila Net BC lebih kecil dari satu Nurmalina et al. 2009.
3 Internal Rate of Return IRR
Menurut Nurmalina et al. 2009, kelayakan bisnis juga dinilai dari seberapa besar pengembalian bisnis terhadap investasi yang ditanamkan. Hal ini
ditunjukkan dengan mengukur besaran Internal Rate of Return IRR. IRR adalah tingkat discount rate DR yang menghasilkan NPV sama dengan nol. Besaran
yang dihasilkan dari perhitungan ini adalah dalam satuan persentase . Suatu bisnis dikatakan layak apabila IRR-nya lebih besar dari opportunity cost of
capital-nya DR. Pada umumnya dalam menghitung tingkat IRR dilakukan dengan
mengunakan metoda interpolasi di antara tingkat discount rate yang lebih rendah yang menghasilkan NPV positif dengan tingkat discount rate yang lebih tinggi
yang menghasilkan NPV negatif Nurmalina et al. 2009.
31
4 Payback Period PP
Payback period atau tingkat pengembalian investasi adalah salah satu metode dalam menilai kelayakan suatu usaha yang digunakan untuk mengukur
periode jangka waktu pengembalian modal. Semakin cepat modal itu dapat kembali, semakin baik suatu proyek untuk diusahakan karena modal yang kembali
dapat dipakai untuk membiayai kegiatan lain Husnan dan Suwarsono 2000.
3.1.5. Analisis Sensitivitas