71
2.7 Riset Tindakan Action Research
Menurut Creswell 2010 dalam kaitannya dengan strategi penelitian kualitatif, mengkategorikan penelitian ini sebagai penelitian studi kasus riset
tindakan. Denzin dan Lincoln 2000 memasukkannya, pada jenis penelitian riset tindakan. Riset tindakan, menawarkan berbagai fitur yang menyumbangkan alat
yang sangat kuat powerful tool bagi para peneliti yang tertarik dalam penelitian mengenai kajian manusia, teknologi, informasi, dan sosial-budaya. Tidak seperti
pendekatan penelitian lainnya, seperti percobaan laboratorium, yang berjuang untuk mempertahankan relevansinya terhadap fakta lapangan,
“laboratorium” riset tindakan adalah fakta lapangan real world itu sendiri.
Burns 2005 melakukan klasifikasi pada tiga jenis riset tindakan, yaitu 1 riset tindakan teknis atau technical AR, 2 riset tindakan praktis atau practical AR,
dan 3 riset tindakan kritis atau critical AR Tabel 6. Pelaksanaan dalam penelitian riset tindakan dimulai dengan perencanaan, eksekusi intervensi,
observasi, dan refleksi, sebelum akhirnya peneliti akan kembali membuat perencanaan dan terlibat dalam siklus baru Checkland 1991; Zuber-Skerrit 1991;
Dick 1993. Perencanaan yang dibuat peneliti, secara tipikal, harus berkaitan dengan
masalah sosial atau praktis daripada berkaitan dengan pertanyaan teoretis Kemmis 1988. Peters dan Robinson 1984 menegaskan bahwa peneliti perlu
melampirkan pentingnya nilai, kepercayaan dan tujuan dari partisipan, karena peneliti berupaya untuk mengubah realitas sosial menjadi lebih baik dalam
referensi kerangka yang bebas emancipatory frame of reference. Barton et al. 2009 menyatakan bahwa penelitian ilmiah scientific
research dan riset tindakan action research bukanlah pendekatan ilmu
pengetahuan yang saling berkompetisi satu sama lain, melainkan saling melengkapi complementary. Lebih lanjut lagi, Barton at al. 2009 menyatakan
bahwa riset tindakan dan positivis memainkan peran komplementer dalam cakupan metode ilmiah dimana hipotesis diusulkan, diuji, dan ditindak sepanjang
proses logis yang dapat dijelaskan oleh referensi dalam membingkai framing hipotesis pada konteks sistem terbuka dan tertutup. Namun Blum, diacu dalam
72
Barton et al. 2009 menyatakan bahwa desain dari metode ilmiah secara ideal perlu dipengaruhi oleh tujuan sosial penelitian.
Tabel 6 Karakteristik utama pendekatan riset tindakan
Technical AR Practical AR
Critical AR Basis filosofi
Ilmu alamiah natural sciences
Hermeneutics Teori kritis critical theory
Sifat realitas Dapat diukur
Berganda multiple, holistik, dibangun constructed
Interelasi dengan struktur kekuatan sosial dan politik
Sifat masalah
Sudah dikenal problem-posing
Ditentukan dalam konteks problem solving
Ditentukan dalam konteks hubungan untuk
memunculkan nilai problematising
Status pengetahuan
Terpisah, deduktif Induktif, produksi teori,
Induktid, produksi teori, emansipatori, dan parsipatori
Sifat pemahaman
Kejadian dijelaskan dalam bentuk sebab
nyata dan efek bersama Kejadian digambarkan dalam
bentuk interaksi antara konteks eksternal dengan
pemikiran individual Kejadian dipahami dalam
bentuk politik, sosial, dan hambatan ekonomi untuk
meningkatkan kondisi
Tujuan penelitian
Menemukan “hukum” dari realitas
Menemukan arti dari orang- orang yang membuat
tindakan Memahami apa yang
menghalangi demokratik dan praktik yang sama
Hasil perubahan
Perubahan bersifat bebas nilai dan jangka
pendek Perubahan bersifat terikat
nilai dan bergantung pada keterlibatan individu
Perubahan bersifat relati nilai dan mendorong mansipasi
terus menerus
Sumber: Burns 2005
Kebutuhan akan hasil praktis, menempatkan riset tindakan dalam konteks sosial dimana interaksi antara lingkungan “eksperimen” dan interaksi eksperimen
itu sendiri menempati peran kritis dan bernilai. Hal ini menunjukkan bahwa ada interaksi antara peneliti, subjek, dan konteks.
Barton et al. 2009 menyatakan bahwa sebuah usaha telah diciptakan untuk mengidentifikasikan seperangkat norma dan kriteria yang digunakan untuk
mendesain dan menilai riset tindakan, serta merepresentasikan riset tindakan sebagai scientifically rigorous. Secara singkat, Barton et al. 2009 menyimpulkan
bahwa positivis berkaitan dengan closed systems thinking dan riset tindakan berkaitan dengan open systems thinking bersifat esensial dan melengkapi
pendekatan ilmiah. Barton et al. 2009 menyatakan bahwa riset tindakan berhubungan dengan
fase evaluasi dan abductive. Pembentukan fase abductive melibatkan teknik