Jenis dan karakteristik dasar UKM

38 4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 5 BangunanKonstruksi 6 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7 Pengangkutan dan Komunikasi 8 Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan 9 Jasa-jasa Komparasi karakteristik dasar UKM antara negara Jepang, Taiwan, Korea Selatan, Filipina, dan Indonesia Tabel 3, hal inilah yang menyebabkan UKM di Indonesia masih kalah bersaing dengan UKM di negara-negara lain. Tabel 3 Perbandingan karakteristik dasar UKM antar negara No Negara Karakteristik UKM 1 Jepang - Sebagai subkontraktor yang efisien dan handal bagi perusahaan yang besar - Hasil learning process sebagai subkontraktor diperoleh kemampuan teknis dalam proses produksi - Mempunyai efisiensi dan daya saing ekspor - Dikembangkan UKM yang sangat efisien dan berdaya saing tinggi 2 Taiwan - Pertumbuhan UKM disebabkan oleh kebijakan finansial melalui kredit yang disalurkan - Mempunyai orientasi ekspor 3 Korea Selatan - UKM dijadikan sebagai sub-kontraktor chaebol konglomerat raksasa sebagai kebijakan pemerintah - Mempunyai orientasi ekspor - Adanya persaingan inter nal 4 Filipina - Mempunyai export zone - Mempunyai orientasi ekspor - Bahan baku lokal - Perubahan pola subkontrak menjadi original equipment manufacturing OEM - Menuju industri yang high technology 5 Indonesia - Rendahnya kualitas sumber daya manusia - Masih lemahnya struktur kemitraan dengan usaha besar - Lemahnya quality control terhadap produk - Belum ada kejelasan standardisasi produk yang sesuai dengan keinginan konsumen - Kesulitan dalam akses permodalan terutama dari sumber-sumber keuangan yang formal - Pengetahuan tentang ekspor masih lemah - Lemahnya akses pemasaran - Keterbatasan teknologi, akibatnya rendahnya produktivitas, dan kualitas produk - Keterbatasan bahan baku Sumber: diolah dari berbagai sumber 39

2.2 Pengembangan UKM dengan Pendekatan Sentra Clustering

Definisi sentra berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.23PerM.KUKMXI2005 tentang Pedoman Penumbuhan dan Pengembangan Sentra Usaha Kecil dan Menengah: 1 Sentra UKM adalah pusat kegiatan bisnis di kawasanlokasi tertentu dimana terdapat UKM yang menggunakan bahan bakusarana yang sama, menghasilkan produk yang samasejenis serta memiliki prospek untuk dikembangkan menjadi bagian integral dari klaster dan sebagai titik masuk entry point dari upaya pengembangan klaster. 2 Klasifikasi sentra UKM adalah kegiatan menilai kinerja suatu sentra UKM dalam suatu periode tertentu dengan kriteria dan persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.33.1KepM.KUKMIV2003. 3 Sentra UKM unggulan adalah sentra UKM yang kegiatan usahanya merupakan atau berkaitan dengan produk unggulan daerah, kapasitas dan produktivitas usahanya berkembang, berperan dalam penyerapan tenaga kerja dan merupakan prioritas untuk berkembang menjadi bagian integral dari klaster. 4 Klaster adalah jaringan industri industri inti yang menjadi fokus perhatian, industri pemasok bahan baku, bahan pembantu dan asessori, dan industri terkait yang menggunakan sumber daya yang sama dengan industri inti, pihak atau lembaga yang menghasilkan teknologi, institusi yang berperan menjembatani misalnya konsultan serta pembeli, yang saling terhubung dalam rantai proses peningkatan nilai. 5 Klaster bisnis adalah klaster dimana bisnis sentra UKM unggulan telah menjadi bagian integral industri inti, industri pemasok, dan atau industri terkait. Menurut DKP 2006, pengertian sentra industri pengolahan hasil perikanan merupakan kumpulan dari beberapa unit pengolahan ikan UPI yang berada pada posisi yang sama dalam mata rantai nilai. Definisi sentra industri pengolahan hasil perikanan, merupakan pusat kegiatan UMKM pengolahan ikan di kawasan atau 40 lokasi tertentu dalam wadah kelembagaan usaha bersama yang dikelola secara profesional. Purwadarminta 2002 menyatakan bahwa sentra adalah tempat yang terletak di tengah-tengah bandar, dsb; titik pusat; pusat kota, industri, pertanian, dsb; sentral. UNIDO 2001 mendefinisikan klaster sebagai konsentrasi perusahaan secara sektoral dan secara geografis yang memproduksi dan menjual serangkaian produk-produk yang berhubungan, atau produk-produk yang saling melengkapi, dan mereka menghadapi tantangan dan peluang yang sama. Porter 2001 menggunakan istilah klaster untuk menunjukkan sekelompok perusahaan yang saling terhubung berdekatan secara geografis dengan institusi- institusi yang terkait dalam suatu bidang khusus, terhubung dengan kebersamaan dan saling melengkapi. Porter percaya, bahwa hubungan di dalam klaster industri lebih menguntungkan karena berdekatan. Berdasarkan definisi di atas, suatu klaster industri dapat termasuk pemasok bahan baku dan input yang spesifik atau perluasan ke hilir, ke pasar atau ke para eksportir. Sebuah klaster menurut pengertian Porter 2002 juga termasuk lembaga pemerintah, asosiasi bisnis, penyediaan jasa, dan lembaga lain yang mendukung perusahaan-perusahaan klaster, di bidang-bidang seperti pelatihan atau penelitian kejuruan lingkup geografis klaster sangat bervariasi, terentang dari satu desa saja atau jalan di daerah kota, sampai mencakup sebuah kecamatan atau provinsi. Fujita dan Thiesse 2002 menyatakan bahwa fenomena sentrakawasan clustering muncul dari kajian geographical economics, dimana pengertian cluster adalah lokasi yang memiliki nilai ekonomis, karena adanya aglomerasi berbagai keterampilan yang saling terkait sehingga membentuk pola kerja sama yang saling menguntungkan. Kaitan dengan perkembangan UKM, kecenderungan pertumbuhan kawasan UKM terjadi karena munculnya tesis flexible specialization yang ditulis dari berbagai pengalaman di sentra-sentra bisnis di Eropa khususnya Italia. Dikatakan bahwa pada saat industri besar di Eropa mengalami kelesuan, justru sentra UKM berbasis tradisional di Italia mampu menghasilkan produk yang inovatif dan mengembangkan jaringan pasar sampai antar negara.