Kesimpulan Pengembangan UKM sentra industri pengolahan kerupuk ikan dan udang dengan pendekatan soft system methodology

208 di Indramayu dengan ciri khas masing-masing produk kerupuk ikan dan udang, juga dapat mempengaruhi pengembangan struktur kebijakan dan pembinaan yang perlu disediakan untuk mendukung pengembangan UKM sentra industri pengolahan kerupuk ikan dan udang di Indramayu. Hubungan timbal balik di antara tiga tataran makro, meso, dan mikro pada UKM sentra industri pengolahan kerupuk ikan dan udang di Indramayu sudah berjalan, meskipun masih perlu dioptimalkan. 3 Kebijakan pengembangan UKM sentra industri pengolahan kerupuk ikan dan udang di Indramayu yaitu meningkatkan kapasitas UKM sentra industri pengolahan kerupuk ikan dan udang di Indramayu yang berdaya saing didukung oleh kebijakan yang tepat oleh pemerintah pusat dan daerah , melalui strategi sbb: 1 Pembentukan SekretariatTim Pokja Pengembangan UKM yang juga mengatur tupoksi masing-masing bidang. 2 Penetapan mekanisme penyerapan aspirasi masyarakat. 3 Peningkatan peran koperasi dan asosiasi sebagai fasilitator bagi kepentingan UKM di tataran mikro. 4 Peningkatan kualitas SDM. 5 Pemenuhan modal usaha. 6 Pemenuhan bahan baku.

8.2 Saran

Saran yang perlu dilakukan untuk pengembangan UKM sentra industri pengolahan kerupuk ikan dan udang di Indramayu adalah: 1 Permasalahan yang terjadi pada UKM sentra industri pengolahan kerupuk ikan dan udang di Indramayu dapat diselesaikan melalui:  Koordinasi intensif antara pemerintah pusat dan daerah serta keterlibatan koperasi, asosiasi, dan pelaku usahaUKM dalam membuat program dan kegiatan pengembangan UKM untuk mendukung daya saing UKM sentra industri pengolahan kerupuk ikan dan udang di Indramayu. 209  Peningkatan peran koperasi dan asosiasi yang lebih pro aktif dan dinamis mengikuti perkembangan terkini untuk mendukung daya saing UKM sentra industri pengolahan kerupuk ikan dan udang di Indramayu.  Kebijakan makro dari pemerintah yang diperlukan UKM antara lain tentang kredit bersubsidi, program pelatihan dalam keahlian teknis dan kewiraswastaan, pembinaanpenyuluhan, bantuan pemasaran, pengadaan infrastruktur, dan lain-lain sehingga dapat meningkatkan daya saing UKM sentra industri pengolahan kerupuk ikan dan udang di Indramayu. 2 Diperlukan hubungan timbal balik yang bersinergi pada tiga tingkat kerangka kelembagaan, mencakup :  Penyusunan regulasi tentang peningkatan kualitas SDM, pemenuhan modal usaha, dan ketersediaan bahan baku bagi UKM melalui koperasi dan asosiasi atau kelembagaan yang direkomendasikan.  Peningkatan peran koperasi dan asosiasi melalui peningkatan SDM koperasiasosiasi, penyempurnaan ADRT yang lebih bermanfaat, membuat mekanisme koperasiasosiasi lebih jelas dan sistematis.  Penyelesaian kendala internal melalui perbaikan kinerjakapasitas UKM yang utamanya dalam peningkatan kualitas SDM, pemenuhan modal usaha, dan ketersediaan bahan baku. 3 Dalam rangka implementasi strategi pengembangan UKM untuk mencapai tujuan yang diharapkan, diperlukan:  Peran perguruan tinggi yang berada di luar sistem, namun berkaitan dengan institusional arrangement. Perannya dapat dilibatkan dengan mendampingi tataran meso koperasi dan asosiasi dan tataran mikro pelaku usaha UKM dalam pengawalan penyusunan program, kegiatan, dan anggaran dari mulai persiapan, pembahasan sampai dengan tersusunnya konsep DIPA.  Peningkatan kerja sama lembaga pembiayaankeuangan dengan koperasi dan asosiasi untuk penyediaan kreditpinjaman modal usaha bagi UKM.  Penguatan sistem logistik dan transformasi dalam penyediaan bahan baku dan pendistribusian hasil produksi.