Analisis Sosial Pengembangan UKM sentra industri pengolahan kerupuk ikan dan udang dengan pendekatan soft system methodology

127 Peran Peran merupakan posisi sosial, dimana menandai perbedaan antara anggota kelompok atau organisasi. Peran dapat disadari secara formal, namun dalam budaya lokal peran dapat disadari secara informal. Peran dasar dari masing-masing anggota kelompok atau organisasi dalam tataran makro, meso, dan mikro yang terkait dengan situasi permasalahan pada UKM sentra industri pengolahan kerupuk ikan dan udang di Indramayu, adalah sebagai berikut: 1 Tataran makro memiliki peran antara lain:  Memberikan pelayanan sosial yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial, sehingga diharapkan dapat mempercepat terciptanya kesejahteraan sosial bagi seluruh masyarakat khususnya pada tataran meso dan mikro  Menyelesaikan masalah, berdasarkan prinsip kebersamaaan stakeholders; pemerintah daerah, organisasi-organisasi koperasi dan asosiasi, dengan masyarakat lokalUKM  Memberikan perlindungan dan dukungan terhadap pengembangan usaha- usaha swadaya kaum kecil dan menengah guna menangani kebutuhan- kebutuhan mereka sendiri  Meningkatkan kemampuan kelembagaan dalam membangun swadaya berdasarkan sumber daya lokal 2 Tataran meso memiliki peran, antara lain: mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat, berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia, memperkokoh perekonomian rakyat, mengembangkan perekonomian nasional, serta mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi anggota dan masyarakat. 3 Tataran mikro memiliki peran, antara lain: mengusahakan penciptaan lapangan pekerjaan melalui pemberdayaan masyarakat, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyrakat. Norma Norma merupakan perilaku yang diharapkan, dimana norma berasosiasi dengan peran dan membantu pendefinisian peran. Norma yang ada ini terkait dengan 128 peran-peran yang dilakukan oleh anggota kelompok atau organisasi dalam tataran makro, meso, dan mikro. 1 Tataran makro pemerintah pusat dan daerah, tunduk pada kode etik dalam menjalankan kegiatannya. Kode etik ini diformalisasikan dalam bentuk Undang-Undang dan peraturan daerah yang mengatur mekanisme kerja pada seluruh tataran makro. 2 Tataran meso koperasi dan asosiasi, berpegang pada ADRT dan kode etik organisasi yang dikodefikasikan dan telah disepakati bersama oleh seluruh anggota organisasi terkait. 3 Tataran mikro pelaku usahaUKM, berpegang pada kesepakatan informal yang telah disepakati bersama. Kesepakatan ini untuk saling mendukung serta memfasilitasi pengembangan UKM sentra industri pengolahan kerupuk ikan dan udang di Indramayu. Nilai Nilai merupakan standar atau kriteria ke dalam mana perilaku yang sesuai dengan peran dinilai. Nilai yang dimiliki oleh anggota kelompok atau organisasi dalam tataran makro, meso, dan mikro sebagai berikut: 1 Tataran makro, menyusun kebijakan yang mendorong pelaku usahaUKM agar dapat mandiri dan berdaya saing. 2 Tataran meso, memegang nilai-nilai keadilan, persamaan, kebersamaan solidaritas, kemandirian, dan transparansi. 3 Tataran mikro, menganut nilai-nilai kemandirian, optimis, dan kebersamaan.

5.3 Analisis Politik

Analisis politik dilakukan untuk mengetahui situasi permasalahan yang sudah dibuat dengan memasukkan situasi politik, dimana hal ini selalu kuat dalam menentukan keberhasilan anggota kelompok atau organisasi dalam tataran makro, meso, dan mikro. Fokus dalam analisis ini pada dua hal yaitu 1 menemukan pengaturan atau penyusunan kekuasaan disposition of power, dan 2 proses untuk mengisi kekuasaan tersebut nature of power. 129 Disposition of Power 1 Tataran makro  Menteri Kelautan dan Perikanan memegang kekuasaan tertinggi dari seluruh kebijakan dan pemangku jabatan tertinggi pada Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP dan Direktur Jenderal memegang kekuasaan tertinggi dari seluruh kebijakan dan pemangku jabatan tertinggi pada Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Ditjen P2HP. Peran KKP terdapat pada: Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2011; dan 2 Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara yang telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2010. Dalam melaksanakan tugasnya, KKP menyelenggarakan fungsi: a. Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan teknis di bidang kelautan dan perikanan; b. Pelaksanaan urusan pemerintahan sesuai dengan bidang tugasnya; c. Pengelolaan barang milikkekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya; d. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnya; e. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsinya kepada Presiden. Ditjen P2HP memiliki fungsi sebagai berikut: a. Fasilitasi pengembangan usaha industri pengolahan hasil perikanan; b. Fasilitasi pengembangan produk hasil perikanan nonkonsumsi; c. Fasilitasi penguatan dan pengembangan pemasaran dalam negeri hasil perikanan; d. Fasilitasi penguatan dan pengembangan pemasaran luar negeri hasil perikanan; e. Fasilitasi pembinaan dan pengembangan sistem usaha dan investasi perikanan;