Kerangka Pemikiran Pengembangan UKM sentra industri pengolahan kerupuk ikan dan udang dengan pendekatan soft system methodology

21 Sumber: Miller 1983, diacu dalam Widjajani dan Yudoko 2008 Gambar 1 Kapabilitas atau kompetensi entrepreneurial. Sehubungan UKM dikarekterisasi dengan manajemen satu orang yaitu pemiliknya, maka sumber daya atau kapabilitas yang dimiliki pemilik suatu UKM haruslah kapabilitas yang bersifat kewirausahaan yaitu yang disebut sebagai kapabilitas atau kompetensi kewirausahaan. Selanjutnya, melalui penggunaan konsep teori berbasis sumber daya resource based view atau RBV, keunggulan kompetitif atau daya saing di UKM dapat diciptakan jika pemilik UKM dapat mendayagunakan kompetensi kewirausahaan entrepreneurial yang dimilikinya sebagai sumber daya strategis. Proses penciptaan produk merupakan hasil dari proses penyatuan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, tetapi satu sumber daya bisa pula menghasilkan berbagai macam produk. Produk yang memiliki nilai tinggi akan seketika disaingi atau diduplikat oleh pesaing, dikarenakan produk salah satunya dihasilkan dari sumber daya perusahaan, maka perusahaan berkewajiban untuk menjaga dan mengembangkan seluruh sumber daya, mencegah pesaing memiliki sumber daya tersebut, serta mencegah pesaing memiliki sumber daya pengganti yang dapat menciptakan keunggulan kompetitif dari pesaing competitive advantage of competitor . Produk yang ditawarkan kepada pasar merupakan kemampuan dari perusahaan dalam mengoperasionalkan segala sumber daya yang dimilikinya, dimana harga merupakan hasil perbandingan antara biaya produksi dengan nilai yang tertanam di dalamnya Gambar 2. Usaha manufaktur produk inti pesaing Konsumen akhir Pengolah Pedagang perantara Pemilik Usaha Kompetensi entrepreneurial yang dimiliki Pemasok bahan baku di dalam sentra Lembaga Asosiasi Perusahaan Pemasok bahan baku di luar sentra 22 Sumber: David dan Tammy 2008 Gambar 2 Persaingan industri dalam menciptakan sumber daya dan kapabilitas. Pesaing akan selalu berusaha untuk menyaingi kapabilitas yang ada untuk mendapatkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, maka perusahaan perlu menyadari bahwa Pertama, kapabilitas bersifat dinamik. Kedua, perusahaan harus mampu mengintegrasikan pengetahuan yang ada. Ketiga, sumber daya yang dimiliki akan ditiru oleh pesaing untuk mendapatkan keunggulan kompetitif yang perusahaan miliki. Adanya usaha meniru oleh pesaing maka perusahaan perlu untuk terus mengembangkan sumber daya dan kapabilitas yang ada agar keunggulan kompetitif hanya dapat dinikmati oleh perusahaan dan bukan dinikmati oleh pesaing David Tammy 2008. Keunggulan kompetitif dari sumber daya yang dimilikinya agar dapat dinikmati, maka perusahaan perlu untuk melakukan penelitian agar produk yang ada dapat dikembangkan menjadi suatu produk yang memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan pesaingnya dalam jangka waktu yang lama. Gambar 3 menunjukkan bahwa “zero order or operational capabilities” adalah kondisi dimana suatu perusahaan berada dalam kondisi telah menghasilkan dan menjual produk yang didasari sumber daya perusahaan firm resources baik sumber daya yang berwujud tangible maupun tidak berwujud intangible dalam skala dan pelanggan yang sama Barney Arikan 2001. Keunggulan kompetitif tidak dapat selamanya dinikmati jika perusahaan tidak terus mengembangkan sumber daya dan kapabilitasnya, hal ini disebabkan Harga Biaya Nilai Kapabilitas antar perusahaan, replikasi imitasi Mengintegrasikan pengetahuan khusus Kapabilitas penciptaan evaluasi Kapabilitas dinamik Kapabilitas mengopera sionalkan 23 bahwa pesaing akan mengambil, menduplikat, atau mendapatkan substitute resource yang perusahaan miliki dan atau melakukan duplikasi. Menurut Barney dan Arikan 2001, agar dapat menikmati keunggulan kompetitif dalam jangka waktu yang lama, maka pada tahap “1 st order or change capabi lities” perusahaan sangat perlu untuk terus melakukan pengembangan sumber daya agar pesaing tidak dapat menikmati sumber dayamengantisipasi pesaing memiliki sumber daya pengganti. Sumber: Barney Arikan 2001 Gambar 3 Sumber daya, kapabilitas, dan daya saing. Situasi persaingan industri saat ini, pesaing akan selalu mencari tahu sumber daya apa saja yang dimiliki oleh perusahaan dan melakukan tindakan untuk menyaingi atau bahkan melebihi sumber daya yang ada untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang lebih baik. Gambar 4 menunjukkan bahwa terdapat dua macam sumber daya, yaitu resource heterogeneous and immobility dan resource homogeneous and mobility dan tidak semuanya sumber daya berguna bagi perusahaan, agar perusahaan mencapai firm capability yang maksimal maka perusahaan perlu untuk lebih menfokuskan diri pada resource heterogeneous and immobility . Hal ini guna memberikan efisiensi dan efektifitas pada saat pengimplementasian strategi yang dikembangkan oleh perusahaan. Keunggulan kompetitif agar tidak dapat dinikmati oleh pesaing, maka perusahaan perlu untuk melakukan tindakan yang dapat menghambat pesaing memanfaatkan sumber daya yang ada dan atau menghambat pesaing tidak Skills Knowledge Routines Firm Characteristics 1 st order or change capabilities Zero order or Operational Capabilities Experience 24 memiliki sumber daya pengganti. Lockett et al. 2009 menyatakan bahwa untuk menghambat pesaing, maka sumber daya yang dimiliki perusahaan harus terus menerus dikembangkan dan memiliki sifat VRIN valuable, rare, immitability, not substitute dalam usaha firm agar dapat menikmati keunggulan kompetitif dalam jangka waktu yang lama. Perusahaan tidak selamanya perlu untuk meng- create resource , perusahaan memiliki opsi untuk melakukan re- combination resources. Sumber: Lockett et al. 2009 Gambar 4 Framework antara firm dengan pesaing. Competitive Advantage Resource can not immitable if firm create barriers and Immobility Create Resource Substitute imitation or duplication Firm Performance Industry Competition Resource Homogeneous and Mobility Resource Heterogeneous and Immobility Resource Firm Capability Resource Competitor focus on it Competitive Advantage- Competitors Operational Capabilities Value-Cost-Price Firm Capability- Competitors Firm Performance- Competitors Integrating specialized knowledge Dynamic Capabilities Capability Creation Evaluation Intrafirm Capability Replication Immititation Tangible Intangible Creation Decay Valuable Rare Immitability Not Substitute Barriers from Competitors VRIN 25 Sumber daya yang valuable resource, berarti sumber daya yang dapat memberikan kontribusi pada perusahaan dalam rangka menciptakan firm capability yang baik. Rare resource adalah bagaimana sumber daya yang dimiliki tidak dengan mudah diperoleh oleh pesaing, sedangkan immitability resource adalah bagaimana caranya agar sumber daya yang dimiliki tidak mudah dan atau tidak dapat diduplikasi oleh pesaing. Terakhir adalah not substitutable resource yaitu bagaimana caranya agar pesaing tidak menemukan dan atau tidak dapat dengan mudah mendapatkan substitute resource, walaupun tentunya pada prakteknya akan sangat sulit mencegah pesaing mendapatkan substitute resource dan atau menduplikasi sumber daya yang dimiliki perusahaan Lockett et al. 2009. Menurut Lockett et al. 2009, dikarenakan sifat sumber daya yang sangat beragam, maka perusahaan perlu untuk benar-benar memberikan tingkat focus yang lebih tinggi pada sumber daya yang benar-benar dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan pada saat sekarang dan pada masa yang akan datang. Perusahaan apabila berhasil menghambat pesaingnya untuk ikut menikmati dan atau menduplikasi sumber daya yang dimiliki ditunjang dengan perbandingan nilai value, biaya cost, harga price yang ditawarkan kepada pasar, maka perusahaan akan memiliki firm capability yang dapat menciptakan keunggulan kompetitif dibandingkan pesaing yang mana keunggulan kompetitif dapat memberikan firm superior performance. Lawrence dan Lorsch 1967, diacu dalam Muafi 2008 menyatakan bahwa perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan sangat dinamis. Pengaruh perubahan tersebut sangat besar terhadap aktivitas-aktivitas organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi yang telah ditetapkan Scott 1995, diacu dalam Muafi 2008. Menurut Lee 2008, sehingga kemampuan organisasi yang tanggap terhadap peluang dan ancaman yang dihadapi organisasi sangat diperlukan untuk mempertahankan keberadaan dan mengembangkan organisasi. Kenyataan bahwa fakta lapangan real world UKM sentra industri pengolahan kerupuk ikan dan udang di Indramayu adalah serba sistem aktivitas manusia yang bersifat misterius, kompleks, rumit messy, terus berubah, terus dikreasi dan dikreasikan kembali oleh pikiran, pembicaraan, dan tindakan orang- 26 orang yang memiliki aktivitas yang punya maksud dan memiliki sudut pandang worldview yang berbeda-beda Checkland Poulter 2006. Adanya situasi problematik yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki tersebut, maka pengembangan UKM sentra industri pengolahan kerupuk ikan dan udang di Indramayu pada tataran makro, meso, dan mikro akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan soft system methodology SSM dengan tujuh prinsip proses dasar dalam pengunaan SSM Checkland Poulter 2006 dan konsep Nee 2003 yang mengintegrasikan ketiga tataran makro, meso, dan mikro dalam model the new institutionalisms in economics sociology NIES oleh Nee 2003. Langkah-langkah terstruktur dalam penelitian ini, dilakukan sebagai acuan sehingga penelitian dapat berjalan secara sistematis sesuai dengan tujuan penelitian. Berdasarkan pilihan theoretical research interest McKay dan Marshall 2001 untuk pengembangan UKM sentra industri pengolahan kerupuk ikan dan udang di Indramayu pada tataran makro, meso, dan mikro, maka akan dihubungkan secara bertingkat antara satu tataran dengan tataran lainnya. Penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan analisis dan proses pemulihan recoverability, bukan pengulangan repeatability seperti pada pendekatan kuantitatif Checkland 2006. Pada tahap pertama yaitu melakukan identifikasi permasalahan yang tidak terstruktur, kemudian tahap kedua menyusun situasi permasalahan rich picture dan tahap ketiga menyusun definisi permasalahan root definitions, dilanjutkan tahap keempat membuat model konseptual, tahap kelima membandingkan model konseptual dengan fakta lapangan real word, tahap keenam menentukan perubahan yang diinginkan, dan tahap ketujuh melakukan langkah tindakan untuk perbaikan. Tahap satu, tahap dua, dan tahap lima termasuk dalam tahap pencarian finding out, tahap tiga dan tahap empat termasuk dalam tahap berpikir sistem system thinking, terakhir tahap enam dan tahap tujuh termasuk dalam tahap mengambil tindakan taking action. Siklus ini akan berulang apabila ditemukan hal-hal yang dipandang perlu diperbaiki ataupun ditingkatkan kualitasnya. Berdasarkan hasil SSM didapatkan rekomendasi pengembangan UKM sentra industri pengolahan kerupuk ikan dan udang di Indramayu dalam tataran makro, meso, dan mikro. Adapun kerangka pemikiran penelitian UKM sentra 27 industri pengolahan kerupuk ikan dan udang di Indramayu, dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5 Kerangka berpikir penelitian dengan pendekatan SSM.

1.7 Kebaruan Novelty

Kebaruan dari penelitian ini adalah kerangka kelembagaan yang bersinergi pada tataran makro, meso, dan mikro dalam rangka meningkatkan daya saing UKM sentra industri pengolahan kerupuk ikan dan udang di Indramayu, Jawa Barat. Tataran Makro: Pemerintah Pusat dan Daerah Tataran Meso: Koperasi dan Asosiasi Tataran Mikro: Pelaku UsahaUKM Pengembangan UKM Sentra Industri Pengolahan Kerupuk Ikan dan Udang di Indramayu Rekomendasi Strategi dalam Tataran Makro, Meso, dan Mikro Analisis Soft System Methodology SSM Identifikasi Masalah 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Usaha Kecil dan Menengah UKM

2.1.1 Definisi dan kriteria UKM

Definisi UKM memiliki berbagai batasan, yang didasarkan pada jumlah pekerja dan harta yang dimiliki. Menurut Kotelnikov 2007, bahwa “SME’s are usually that employ no more than 250 employees. The technical definition varies from country to country. But is usually based on employment, assets, or combinationof the two”. Keberadaan UKM merupakan unsur dominan dalam kegiatan ekonomi di berbagai negara, namun kontribusi dalam pendapatan nasional relatif kecil. Hal inilah yang menarik perhatian bagi keseluruhan pihak yang berkepentingan untuk mendorong peran UKM lebih maju. Pengertian UKM di Indonesia, sangat beragam sesuai dengan lembaga yang memberikan batasan. Pengertian UKM dapat dilihat dari definisi yang diberikan oleh lembaga-lembaga, antara lain: 1 UU RI No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM 1 Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan danbadan usaha perorangan. Kriteria usaha mikro sebagai berikut: - Memiliki kekayaan bersih paling banyak 50 juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau - Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak 300 juta rupiah. 2 Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tak langsung dari usaha menengah atau usaha besar. Kriteria usaha kecil sebagai berikut: - Memiliki kekayaan bersih lebih dari 50 juta rupiah sampai dengan paling banyak 500 juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau