Manfaat Penelitian Batasan Masalah
18
atau menjadi bagian baik langsung maupun tak langsung dari usaha menengah atau usaha besar. Kriteria usaha kecil sebagai berikut:
- Memiliki kekayaan bersih lebih dari 50 juta rupiah sampai dengan
paling banyak 500 juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
- Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari 300 juta rupiah sampai
dengan paling banyak 2.5 milyar rupiah. 3
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tak langsung dari
usaha kecil atau usaha besar. Kriteria usaha menengah sebagai berikut: -
Memiliki kekayaan bersih lebih dari 500 juta rupiah sampai dengan paling banyak 10 milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha; atau -
Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari 2.5 milyar rupiah sampai dengan paling banyak 50 milyar rupiah.
2 Pengertian UKM yang digunakan DKP 2006 yang telah ditetapkan melalui
PERMEN KP No. 18MEN2006 sebagai berikut: Pembedaan skala usaha pengolahan hasil perikanan ditetapkan berdasarkan
parameter yaitu 1 omset, 2 aset, 3 jumlah tenaga kerja, 4 status hukum dan perijinan, 5 penerapan teknologi, dan 6 teknis dan manajerial.
Nilai kumulatif untuk masing-masing parameter skala usaha pengolahan hasil perikanan ditetapkan sebagai berikut:
- Usaha pengolahan hasil perikanan skala mikro memiliki nilai kumulatif
parameter skala usaha antara 20-44 -
Usaha pengolahan hasil perikanan skala kecil memilki nilai kumulatif parameter skala usaha antara 45-69
- Usaha pengolahan hasil perikanan skala menengah memiliki nilai
kumulatif parameter skala usaha antara 70-89
19
3 UKM yang dipilih sebagai rujukan penelitian adalah UKM sentra industri
pengolahan kerupuk ikan dan udang di Desa Kenanga Blok Dukuh, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat.
4 Pengertiaan pengolahan ikanudang adalah kegiatan pengubahan bahan
dasarbahan baku ikanudang menjadi suatu produkbarang jadi dengan maksud untuk dijual.
5 Pengertian kerupuk ikanudang Sukirno 2006 adalah kerupuk yang
pembuatannya menggunakan bahan baku ikanudang atau essenceekstrak udang, ditambah dengan bahan tambahan lain yaitu tepung tapioka, terigu,
telur, dan bumbu untuk menambah rasa lezat dan gurih serta digunakan zat pewarnapemutih untuk memberikan warna agar lebih menarik serta ditambah
bahan pengembang baking powder. 6
Pendekatan yang digunakan SSM menurut Chekcland dan Poulter 2006, yaitu dengan tujuh prinsip proses dasar dalam pengunaan SSM. SSM
dilakukan dengan pentahapan secara sistematik yang memenuhi syarat pemulihan recoverability dengan menjadikan UKM sentra industri
pengolahan kerupuk ikan dan udang di Indramayu sebagai rujukan penelitian. 7
Pilihan penelitian ini adalah SSM-based action research Checkland 1981, Checkland dan Scholes 1990, Checkland dan Poulter 2006, Uchiyama 1999,
Hardjosoekarto 2012 dengan kategori tindakan pemecahan masalah problem solving interes
t McKay dan Marshall 2001. 8
Perubahan yang diinginkan dan mungkin dilakukan feasible and desirable change
dengan mempertimbangkan
esensi berpikir
serba sistem
systematically desirable, hambatan atau keterbatasan yang dapat ditemui culturally feasible Flood and Jackson 1991 adalah pertimbangan di antara
para peneliti, bukan pada pemilik masalah problem owner. Peneliti terdiri dari praktisi practioner SSM sebagai orang pertama first person, bersama
pembimbing akademik academic advisors yang melakukan pemetaan masalah dan melakukan dialog untuk menghasilkan perbaikan melalui
partisipasi pemangku kepentingan sebagai wujud serba sistem aktivitas manusia dengan pengalaman berbasis pengetahuan experience based
20
knowledge yang bergerak antara kenyataan reality dan sebenarnya
actuality Uchiyama 2009. 9
Pengembangan UKM sentra industri pengolahan kerupuk ikan dan udang di Indramayu menggunakan analisa secara vertikal pada seluruh tataran dengan
teori the new institutionalism in economics and sociology atau NIES Nee 2003 dan 2005. Pada tataran mikro berfokus pada level aktor atau individual
dan komunitas yaitu pelaku usahaUKM sentra industri pengolahan kerupuk ikan dan udang di Indramayu, tataran meso berfokus pada kelembagaan dalam
ruang kebijakan ekonomi yaitu Koperasi Kerupuk Mitra Industri KKMI Indramayu, dan Asosiasi Pengusaha Kerupuk Indramayu APKI dan tataran
makro berfokus pada level aktor pemerintah yaitu pemerintah pusat dan pemerintah daerah Kabupaten Indramayu. Penelitian ini tidak melakukan
kritisi terhadap teori NIES, dan juga tidak menganalisa secara horisontal pada tiap tataran.