Validitas Instrumen Instrumen Penelitian

X : Skor tiap soal N : Banyaknya sampel Tabel 3.4 Kriteria Koefisien Reliabilitas 12 : Interval Kriteria r 0,20 Sangat rendah 0,20 r 0,40 Rendah 0,40 r 0,70 Sedang 0,70 r 0,90 Tinggi 0,90 r 1,00 Sangat tinggi Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen, diperoleh nilai r 11 =0,86 Lampiran 15, maka instrumen penelitian tersebut dapat disimpulkan memiliki kriteria koefisien reliabilitas yang tinggi dan memenuhi persyaratan instrumen yang memiliki ketepatan jika digunakan.

3. Taraf Kesukaran

Uji taraf kesukaran instrumen digunakan untuk mengetahui apakah butir soal itu tergolong sukar, sedang atau mudah. Untuk itu, digunakan rumus: 13 Keterangan : P : taraf kesukaran B : banyaknya siswa yang menjwab benar JS : jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi tingkat kesukaran: 14 p 0,70 = mudah 0,30 p 0,70 = sedang 12 Ngalim Purwanto, Op.Cit, hal.139 13 Suharismi Arikunto,Op.Cit.,hal.208 14 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009, Cet.2, hal.272 P 0,30 = sukar Berdasarkan hasil perhitungan uji taraf kesukaran butir soal instrumen, dari 10 soal yang diujikan diperoleh 10 soal dengan tingkat kesulitan “sedang”. Lampiran 17

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang kurang pandai berkemampuan rendah. Seluruh pengikut tes dikelompokan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok pandai atau kelompok atas upper group dan kelompok kurang pandai atau kelompok bawah lower group. 15 Daya pembeda soal suatu soal tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus: 16 Keterangan : D = indeks daya pembeda J A = Skor maksimum peserta kelompok atas J B = Skor maksimum peserta kelompok bawah B A = Jumlah skor siswa kelompok atas B B = Jumlah skor siswa kelompok bawah Klasifikasi daya pembeda : 17 D = 0,00 – 0,20 = jelek D = 0,21 – 0,40 = cukup D = 0,41 – 0,70 = baik D = 0,71 – 1,00 = baik sekali D = negatif, semuanya tidak baik, jadi semua soal yang mempunyai D negatif sebaiknya dibuang saja. 15 Suharismi Arikunto,Op.Cit.,hal.211 16 Ibid, hal.213-214 17 Ibid, hal.218 Dari hasil perhitungan daya pembeda soal, ditemukan bahwa dari 10 soal ya ng diujikan, 9 soal memiliki daya pembeda “cukup”, dan 1 soal memiliki daya beda yang “baik” Lampiran 19

F. Teknik Analisis Data

Setelah data diperoleh, kemudian data diolah dan dianalisis untuk menjawab masalah dari hipotesis penelitian. Sebelum menguji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas digunakan uji Chi- Kuadrat dengan hipotesis sebagai berikut: H : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H a : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal Kriteria kenormalannya adalah maka data tersebut berdistribusi normal. 18 Rumus dasar Chi Kuadrat adalah sebagai berikut: 19 ∑ Keterangan : : Chi Kuadrat : Frekuensi yang diobservasi : Frekuensi yang diharapkan

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel mempunyai varians sama homogen atau tidak. Dalam penelitian ini, pengujian homogenitas menggunakan uji Fisher F, rumusnya sebagai berikut : 20 18 Kadir, Op.Cit, hal.111 19 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Bandung :Alfabeta. 2010, hal.107 20 Kadir, Op.Cit,hal.111

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Heuristik Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

1 30 205

Upaya Penerapan Strategi MHM (Mathematical Habits of Mind) terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

0 2 257

Pengaruh Habits Of Mind Terhadap Kemampuan Generalisasi Matematis Siswa

24 86 196

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS, KREATIF, DAN HABITS OF MIND MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH : Eksperimen terhadap Siswa Madrasah Aliyah.

7 24 86

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH DENGAN STRATEGI MATHEMATICAL HABITS OF MIND (MHM)PADA MATERI SPLDV.

0 1 118

REFORMULASI STRATEGI HABITS OF MIND MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN MATHEMATICAL CRITICAL THINKING DALAM MEWUJUDKAN GENERASI EMAS BERKARAKTER

0 0 19

PENERAPAN STRATEGI MHM (MATHEMATICAL HABITS OF MIND) BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMA - repo unpas

0 0 7

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN MHM (MATHEMATICAL HABITS OF MIND) BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI DISPOSISI MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs N 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Raden Intan Repository

0 3 150

HUBUNGAN ANTARA MATHEMATICAL HABITS OF MIND (MHM) DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 BANYUMAS

1 3 15

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Mathematical Habits of Mind - HUBUNGAN ANTARA MATHEMATICAL HABITS OF MIND (MHM) DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 BANYUMAS - repository perpustakaan

5 17 12