Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Kreativitas berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. 13 Dari beberapa definisi di atas kreativitas atau berpikir kreatif adalah kemampuan untuk mengembangkan, menciptakan dan memberikan gagasan baru maupun yang telah ada sebelumya untuk diterapkan dalam mengatasi suatu permasalahan. Dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar, kreativitas memiliki peran yang sangat penting baik bagi guru maupun siswa. Kreativitas yang ditunjukkan guru dalam proses mengajar, menciptakan susasana belajar yang kondusif serta menyusun atau membuat soal latihan yang dapat menggali kreativitas siswa dan mampu mengambangkan potensi yang dimiliki siswa lebih optimal. Siswa yang terbiasa terlatih untuk menjadi pribadi yang kreatif akan menjadi pribadi yang tangguh yang mampu melihat sesuatu dari berbagai sisi dan mampu mencipatakan kreasi baik dalam hal akdemik maupun non akademik. Memiliki keterampilan berpikir atau kemampuan berpikir yang terampil, dapat membangun pribadi individu yang demokratis. Karena tidak terbiasa berpikir terbuka, misalnya potensial akan melahirkan konflikmenyebabkan seseorang konflik dengan orang lain. 14 Dengan kata lain seseorang yang tidak terbiasa atau terlatih dengan kemampuan berpikir yang baik, akan memosisikan dirinya sebagai pemilik pemikiran yang baik, dan menganggap pemikiran orang lain yang buruk. Kemampuan berpikir kreatif seseorang dapat ditingkatkan dengan memahami proses berpikir kreatifnya dan berbagai faktor yang mempengaruhinya serta melalui latihan yang tepat. Kemampuan berpikir kreatif seseorang juga dapat ditingkatkan dari satu tingkat ke tingkat yang lebih tinggi yaitu dengan cara memahami proses berpikir dan faktor-faktor serta melalui latihan-latihan. 15 Matematis sendiri memiliki makna bersangkutan dengan matematika, bersifat matematika 16 13 Slameto ,Op.Cit.hal 145 14 Momon Sudarma, Op.Cit hal. 35 15 Huda, Berpikir Kreatif, Jakarta : Cahaya Press, 2011 hal 11 16 Pusat Bahasa Kemendiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal. 888 Kemampuan berpikir kreatif matematis merupakan kemampuan yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran. Kemampuan berpikir kreatif matematis merupakan kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah matematis dengan menggunakan berbagai cara yang menghasilkan banyak gagasan dan jawaban. Kemampuan berpikir kreatif matematis sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menyelesaikan persoalan matematika secara fleksibel, luwes, orisinal dan elaboratif. Krutetski mendefinisikan kemampuan berpikir kreatif matematis sebagai kemampuan menemukan solusi maslaj matematika secara mudah dan fleksibel. 17 Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dapat diukur dari jawaban yang dikemukakannya berdasarkan aspek-aspek berpikir kreatif matematis. Dalam pembelajaran matematika, maka keterampilan berpikir kreatif matematis adalah kemampuan menyelesaikan masalah-masalah matematika dengan memberikan gagasan maupun alternatif jawaban secara luwes, dan terperinci. Dimana menghasilkan beberapa kemungkinan jawaban dan solusi yang beragam atau bervariasi, memberikan gagasan baru yang berbeda serta memperinci suatu objek atau ide secara jelas.

2. Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Beberapa ahli telah mengembangkan instrumen untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis, seperti Balka dan Torrance. Balka mengembangkan instrumen Creative Ability Mathematical Test CAMT sedangkan Torrance mengembangkan instrumen Torrance Tests of Creative Thinking TTCT. Kedua instrumen ini berupa pemberian tugas membuat soal matematika berdasarkan informasi yang terdapat pada soal-soal terkait situasi sehari-hari yang diberikan. 18 Melalui tes ini ada tiga aspek yang dinilai dalam kemampuan berpikir kreatif matematis, yaitu kelancaran, keluwesan dan kebaruan. 19 17 Ali Mahmudi, Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis, Manado : Makalah Konferensi Nasional Matematika XV, 2010 hal.3 18 Ibid,hal.4 19 Ibid,hal.4 Dari ketiga aspek tersebut yang kemudian diadaptasi oleh beberapa ahli matematika dan digunakan sebagai indikator untuk menilai kemampuan berpikir kreatif matematis. 20 Indikator kemampuan berpikir kreatif menurut Munandar dapat diuraikan pada tabel berikut: 21 Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Pengertian Perilaku Lancar Fluency: mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah, atau pertanyaan, memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal, selalu memikirkan lebih dari satu jawaban. Mengajukan banyak pertanyaan, menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan, mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah, lancar mengungkapkan gagasan- gagasannya, bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak daripada anak-anak lain, dapat dengan cepat melihat kesalahan atau kekurangan pada suatu obyek atau situasi. Luwes Flexibility: menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda, mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran. Memberikan aneka ragam penggunaan yang tidak lazim terhadap suatu obyek, memberikan macam-macam penafsiran interpretasi terhadap suatu gambar, cerita, atau masalah; menerapkan suatu konsep atau asas dengan cara yang berbeda-beda, memberi pertimbangan terhadap situasi yang berbeda dari yang diberikan orang lain, dalam membahasmendiskusikan situasi selalu mempunyai posisi yang berbeda atau bertentangan dari mayoritas kelompok, jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan macam-macam cara yang berbeda-beda untuk 20 Tatag yuli eko siswono, “Desain Tugas untuk Mengidentifikasi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dalam Matematika ” hal. 2-3. Dalam http:tatagyes.files.com200710tatag_jurnal_unej.pdf Diakses 9 Maret 2013. 21 S.C Utami Munandar, Op.Cit.,hal.88-90 menyelesaikannya, menggolongkan hal-hal menurut pembagian kategori yang berbeda- beda, mampu mengubah arah berpikir secara spontan. Keaslian Original: mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik, memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri, mampu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian- bagian atau unsur-unsur. Memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain, mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru, memilih a-simetri dalam menggambar atau membuat desain, memilih cara berpikir yang lain dari yang lain, mecari pendekatan yang baru dari yang stereotip, setelah membaca atau mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk menemukan penyelesaian yang baru,lebih senang mensintesis daripada menganalisa situasi. Rinci Elaboration: mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk, menambahkan atau memperinci detil-detil dari suatu obyek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi lebih menarik. Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci, mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain, mencoba atau menguji detil-detil untuk melihat arah yang akan ditempuh, mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan penampilan yang kosong atau sederhana, menambahkan garis-garis, warna-warna, dan detil-detil bagian-bagian terhadap gambarnya sendiri atau gambar orang lain Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa indikator kemampuan berpikir kreatif matematis meliputi kelancaran berpikir, keluwesan, keaslian dan elaborasi pemikiran. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat kelancaran, keluwesan, elaborasi dan keaslian pemikiran seseorang, semakin tinggi pula tingkat kemampuan kreativitas berpikirnya. Siswa Sekolah Dasar yang memiliki usia 7-12 tahun memulai berpikir matematis logis. Tahap berpikirnya diawali dengan memanipulasi benda-benda konkret dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Hal ini ditandai dengan kemampuan pemahaman bilangan, memasangkan, memilih, mengklasifikasikan, mengidentifikasi, menguraikan, menggeneralisasi sederhana. Sedangkan keterampilan yang dapat dikembangkan pada tahap operasional konkret ini adalah agar siswa dapat menumbuhkan inisiatif untuk beraktivitas, keterampilan mengingat, keterampilan bermain-main dengan berbagai gagasan dan cara pandang yang fleksibel, keterampilan menguraikan informasi, dan keterampilan mengintegrasi. Pada usia tersebut siswa SD masih memiliki kemampuan berpikir secara holistik dalam menanggapi suatu permasalahan. 22 Adapun dari keempat indikator tersebut di atas batasan peneliti dalam penelitian untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa ini hanya dua dari empat aspek kemampuan berpikir kreatif yaitu berpikir luwes flexibility untuk menghasilkan beberapa cara atau gagasan yang beragam dalam menyelesaikan soal dan berpikir rinci elaboration untuk memberikan jawaban dengan melakukan langkah-langkah terperinci.

3. Tingkatan dalam Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Dalam revisi Taksonomi Bloom karya Tatag Yuli Eko Siswono disebutkan bahwa Anderson mengembangkan suatu taxonomi untuk pembelajaran, pengajaran dan penilaian berdasar dimensi pengetahuan dan proses kognitif dengan merevisi taksonomi Bloom. Dimensi proses kognitif meliputi mengingat remember, memahami understand, mengaplikasi apply, menganalisis 22 Sri Harmini, Membangun Kemampuan Berpikir dan Kreativitas Siswa melalui Pembelajaran pemecahan Masalah Matematika di SD, Jurnal KNPM Vol V Himpunan Matematika Indonesia, 2013, hal.819

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Heuristik Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

1 30 205

Upaya Penerapan Strategi MHM (Mathematical Habits of Mind) terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

0 2 257

Pengaruh Habits Of Mind Terhadap Kemampuan Generalisasi Matematis Siswa

24 86 196

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS, KREATIF, DAN HABITS OF MIND MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH : Eksperimen terhadap Siswa Madrasah Aliyah.

7 24 86

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH DENGAN STRATEGI MATHEMATICAL HABITS OF MIND (MHM)PADA MATERI SPLDV.

0 1 118

REFORMULASI STRATEGI HABITS OF MIND MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN MATHEMATICAL CRITICAL THINKING DALAM MEWUJUDKAN GENERASI EMAS BERKARAKTER

0 0 19

PENERAPAN STRATEGI MHM (MATHEMATICAL HABITS OF MIND) BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMA - repo unpas

0 0 7

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN MHM (MATHEMATICAL HABITS OF MIND) BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI DISPOSISI MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs N 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Raden Intan Repository

0 3 150

HUBUNGAN ANTARA MATHEMATICAL HABITS OF MIND (MHM) DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 BANYUMAS

1 3 15

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Mathematical Habits of Mind - HUBUNGAN ANTARA MATHEMATICAL HABITS OF MIND (MHM) DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 BANYUMAS - repository perpustakaan

5 17 12