b. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa pada Indikator
Aspek Kerincian Elaboration
Pada soal posttest yang diberikan, soal nomor 2, 3, 4, 7, 8, dan 10 mewakili kemampuan berpikir rinci elaboration. Dari hasil posttest diperoleh
bahwa rata-rata kemampuan berpikir rinci pada kelas eksperimen sebesar 16,27 dari skor ideal 24 dengan persentase 67,8, sedangkan pada kelas kontrol rata-
rata kemampuan berpikir rinci sebesar 13,5 dari skor ideal 24 dengan persentase 56,25. Sebagai gambaran umum hasil penelitian mengenai kemampuan berpikir
kreatif matematis siswa pada indikator kelancaran elaboration, berikut akan disajikan soalmasalah beserta jawaban posttest siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Salah satu hasil jawaban siswa pada soal nomor 7 yang mewakili aspek kelancaran elaboration
adalah sebagai berikut:
Perbedaan jawaban dari kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Gambar 4.12 dan Gambar 4.13
Gambar 4.12 dan Gambar 4.13 merupakan perwakilan hasil jawaban terbanyak yang ditulis oleh seluruh siswa pada masing-masing kelas, baik kelas
eksperimen maupun kelas kontrol. Dari hasil jawaban pada Gambar 4.12 dan 4.13 di atas, dapat dilihat bahwa jawaban soal posttest siswa dari kedua kelas baik
kelas eksperimen maupun kelas kontrol sudah baik, akan tetapi jawaban yang diberikan oleh kelas eksperimen lebih rinci dengan langkah-langkah yang tepat
dan sesuai. Sementara jawaban yang diberikan oleh kelas kontrol kurang sangat sederhana dan singkat. Pada kelas eksperimen siswamampu mengembangkan ide-
ide matematisnya dengan baik, mengolah kosa kata dengan baik.
Ada sekumpulan 30 batang korek api. Desi akan membentuk sebuah persegi yang panjang sisinya masing-masing 4 batang. Sedangkan sisanya
akan digunakan Romi untuk membentuk persegi panjang yang salah satu panjangnya 3 batang korek api. Bagaimana langkah-langkah menghitung
panjang sisi persegi panjang yang lain dan hitunglah luas persegi panjang tersebut
Gambar 4.12 Hasil Kerja
Posttest Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis pada Indikator
Elaboration Kelas Eksperimen
Gambar 4.13 Hasil Kerja
Posttest Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis pada Indikator
Elaboration Kelas Kontrol
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, terlihat bahwa penggunaan strategi mathematical habits of mind MHM yang dilakukan pada kelas
eksperimen dapat memberikan pengaruh baik terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Hal ini diperjelas dengan hasil perhitungan uji-t bahwa
rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
pada kelas kontrol. Dengan demikian dapat menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dengan strategi mathematical habits of mind MHM lebih baik
daripada menggunakan pembelajaran pembelajaran konvensional yang diterapkan di sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat Ali Mahmudi dalam makalah yang
disampaikannya pada Konferensi Nasional Pendidikan Matematika III Universitas Negeri Medan
bahwa “Pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui pembiasaan berpikir kreatif perlu dilakukan secara terus menerus dan
berkelanjutan untuk selanjutnya diteliti efektivitasnya. Hal demikian tidak selalu mudah dilakukan. Proses penemuan konsep tidak serta merta dapat dilakukan
siswa. Demikian juga aktivitas konstruksi kreatif siswa juga tidak selalu terjadi dengan mudah. Oleh karena itu, bimbingan guru merupakan hal yang esensial.
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari penelitian ini jauh dari kesempurnaan. Berbagai upaya telah dilakukan agar memperoleh hasil yang maksimal dan optimal. Namun
demikian, masih ada beberapa faktor yang sulit dikendalikan sehingga hasil dari penelitian ini mempunyai keterbatasan diantaranya:
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada pokok bahasan luas bangun datar persegi, persegi panjang dan segitiga saja, sehingga belum digeneralisasikan pada
pokok bahasan lain. 2. Penelitian ini hanya dilakukan pada kelas V SD saja, sehingga belum bisa
digeneralisasikan pada kelas lain dan jenjang yang lebih tinggi 3. Alokasi waktu yang terbatas sehingga diperlukan persiapan yang lebih baik
lagi, agar siswa dapat terkontrol secara maksimal dan tujuan pembelajaran tercapai dengan baik
4. Siswa belum terbiasa dengan proses pembelajaran yang diajarkan dengan strategi mathematical habits of mind MHM, sehingga peneliti harus lebih
membimbing setiap pertemuannya, agar pembelajaran dapat berjalan lancar. 5. Pengontrolan variabel dalam penelitian ini yang diukur hanya pada
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada aspek keluwesan flexibility dan aspek kelancaran elaboration saja, sedangkan aspek yang
lainnya tidak dikontrol.