Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen

Ditinjau dari indikator kemampuan berpikir kreatif matematis siswa secara keseluruhan, kelas eksperimen memperoleh rata-rata sebesar 13,5, dan rata-rata persentase sebesar 67,65 Lampiran 24. Berikut adalah deskripsi data indikator kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas eksperimen disajikan dalam Tabel 4.3 : Tabel 4.3 Deskripsi Data Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen Berdasarkan Indikator Berpikir Kreatif No. Indikator N Skor Ideal Jumlah Nilai Siswa Rata-rata X ฀ Persentase

1. Flexibility

30 16 324 10,8 67,5 2. Elaboration 30 24 488 16,27 67,8 Rata-rata 13,5 67,65 Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa terdapat 2 indikator kemampuan berpikir kreatif yang diukur, yaitu flexibility dan elaboration. Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada indikator flexibility mencapai 10,8 dari skor ideal 16 dan rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis pada indikator elaboration mencapai 16,27 dari skor ideal 24. Dari kedua indikator yang diukur terlihat bahwa persentase tertinggi terdapat pada indikator elaboration yaitu 67,8, dengan demikian secara keseluruhan siswa telah mampu memberikan jawaban dengan melakukan langkah-langkah secara terperinci, runtut dan koheren. Sedangkan persentase pada indikator flexibility yaitu 67,5, lebih rendah dari dibanding dengan indikator elaboration. Berikut ini akan disajikan diagram perbedaan skor tiap indikator kemampuan berpikir kreatif matematis kelas eksperimen : Gambar 4.2 Diagram Nilai Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelas Eksperimen 2. Hasil Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Kontrol Data hasil kemampuan berikir kreatif matematis siswa pada aspek keluwesan flexibility dan aspek kelancaran elaboration yang diberikan kepada sejumlah kelas kontrol yang berjumlah 30 siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran konvensional diperoleh data yang akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Kontrol No. Nilai Frekuensi Persentase Absolut f i Kumulatif 1 30 – 39 5 5 16,67 2 40 – 49 4 9 13,3 3 50 – 59 9 18 30 4 60 – 69 3 21 10 5 70 – 79 5 26 16,67 6 80 – 89 4 30 13,3 Jumlah 30 100 67.5 67.8 67.35 67.4 67.45 67.5 67.55 67.6 67.65 67.7 67.75 67.8 67.85 Flexibility Elaboration Dari tabel distribusi frekuensi di atas, dapat diketahui bahwa banyak kelas adalah 6 kelas dengan panjang tiap interval kelas adalah 10. Nilai terbanyak dari hasil posttest terdapat pada pada interval 50 – 59 yaitu sebesar 30 atau sebanyak 9 siswa. Siswa yang mendapat nilai terendah berada pada interval 30 – 39 sebanyak 5 siswa dengan persentase 16,67, sedangkan nilai tertinggi berada pada interval 80 – 89 sebanyak 4 siswa dengan persentase 13,3. Dari data diperoleh nilai rata-rata hasil posttest sebesar 58,5 Lampiran 26, dari tabel distribusi fekuensi di atas dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat nilai di atas rata-rata sebanyak 12 siswa dengan persentase 40, sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 18 siswa dengan persentase 60. Distribusi frekuensi hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis kelas kontrol tersebut dapat disajikan dalam grafik histogram dan poligon di bawah ini: Gambar 4.3 Grafik Histogram Frekuensi Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Kontrol 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 F r e k ue nsi Nilai Data Kelas Kontrol Pada kelas kontrol diperoleh nilai tertinggi 85, nilai terendah 30, nilai median Me 55,5 nilai modus Mo 54, dengan nilai varians 286,90 dan nilai simpangan baku 16,94 Lampiran 26. Berikut adalah deskripsi statistik tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen yang disajikan dalam Tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Deskripsi Statistik Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Kontrol Statistik Kelas Kontrol Sampel 30 Nilai Tertinggi 85 Nilai Terendah 30 Mean 58,5 Modus 54 Median 55,5 Simpangan Baku 16,94 Varians 286,90 Ditinjau dari indikator kemampuan berpikir kreatif matematis siswa secara keseluruhan, kelas kontrol memperoleh rata-rata sebesar 11,2 dan rata-rata persentase sebesar 55,9 Lampiran 27. Berikut adalah deskripsi data indikator kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas kontrol disajikan dalam Tabel 4.6 berikut: Tabel 4.6 Deskripsi Data Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Kontrol Berdasarkan Indikator Berpikir Kreatif No. Indikator N Skor Ideal Jumlah Nilai Siswa Rata-rata X ฀ Persentase

1. Flexibility

30 16 268 8,9 55,6 2. Elaboration 30 24 404 13,5 56,25 Rata-rata 11,2 55,9 Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa terdapat 2 indikator kemampuan berpikir kreatif yang diukur, yaitu flexibility dan elaboration. Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada indikator flexibility mencapai 8,9 dari skor ideal 16 dan rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis pada indikator elaboration mencapai 13,5 dari skor ideal 24. Dari kedua indikator yang diukur terlihat bahwa persentase tertinggi terdapat pada indikator elaboration yaitu 56,25, dengan demikian secara keseluruhan siswa telah mampu memberikan jawaban dengan melakukan langkah-langkah secara terperinci, runtut dan koheren. Sedangkan persentase pada indikator flexibility yaitu 55,6, lebih rendah dari dibanding dengan indikator elaboration. Akan tetapi jika dibandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif matematis kelas eksperimen, kelas kontrol masih lebih rendah hasil kemampuan berpikir kreatif matematisnya. Berikut ini akan disajikan diagram perbedaan skor tiap indikator kemampuan berpikir kreatif matematis kelas kontrol: Gambar 4.4 Diagram Nilai Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kelas Kontrol 3. Perbandingan Hasil Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan data kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, terlihat adanya perbedaan Lampiran 28. 55.6 56.25 55.2 55.4 55.6 55.8 56 56.2 56.4 Flexibility Elaboration Untuk lebih memperjelas perbedaan hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut: Tabel 4.7 Statistik Deskriptif Hasil Penelitian Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Sampel 30 30 Nilai Tertinggi 95 85 Nilai Terendah 40 30 Mean 69,8 58,5 Modus 74,5 54 Median 70,9 55,5 Simpangan Baku 16,13 16,94 Varians 260,23 286,90 Berdasarkan Tabel 4.7 statistik di atas, dapat ditunjukkan adanya perbedaan perhitungan statistik deskriptif antara kedua kelas. Nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari pada nilai rata-rata kelas kontrol dengan selisih 11,3 poin. Dilihat dari varians kedua kelas, varians kelas eksperimen sebesar 260,23 dan varians kelas kontrol sebesar 286,90. Nilai siswa tertinggi dari kedua kelas tersebut terdapat pada kelas eksperimen dengan nilai 95, sedangkan nilai terendah terdapat pada kelas kontrol dengan nilai 30. Sehingga kemampuan berpikir kreatif matematis perorangan tertinggi terdapat pada kelas eksperimen, sedangkan kemampuan berpikir kreatif matematis perorangan terendah terdapat pada kelas kontrol. Bukan hanya dari hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematis yang memiliki perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, namun dilihat dari kemampuan berpikir kreatif matematis berdasarkan indikator juga terlihat memiliki perbedaan. Untuk lebih jelas perbedaan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa berdasarkan indikator anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8 Perbandingan Kemampuan Berpiir Kreatif Matematis Berdasarkan Indikator antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No Indikator Skor Ideal Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jml Nilai Siswa X ฀ Jml Nilai Siswa X ฀

1 Flexibility

16 324 10,8 67,5 268 8,9 55,6 2 Elaboration 24 488 16,27 67,8 404 13,5 56,25 Rata-rata 13,5 67,65 11,2 55,9 Tabel 4.8 menunjukkan perbedan kemampuan berpikir kreatif matematis berdasarkan indikator antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata secara keseluruhan untuk setiap indikator kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Pada indikator flexibility, kelas eksperimen memiliki jumlah nilai lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Begitu pula pada indikator elaboration, jumlah nilai yang diperoleh siswa kelas ekperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Perolehan nilai atau peresentase tertinggi dicapai oleh indikator elaboration, nilai tersebut diperoleh oleh kelas eksperimen dengan persentase 67,8. Sedangkan persentase terendah dicapai oleh kelas kontrol untuk indikator flexibility. Untuk lebih jelasnya akan disajikan diagram perbandingan kemampuan berpikir kreatif matematis berdasarkan indikator antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.5

B. Analisis Data

Analisis data tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian, yaitu kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan strategi mathematical habits of mind MHM lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional Gambar 4.5 Perbandingan Nilai Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 1. Uji Prasyarat Sebelum dilakukan pengujian hipotesis penelitan, terlebih dahulu akan dilakukan uji prsyarat analisis data dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas data

a. Uji Normalitas

Untuk menguji normalitas terhadap data tes yang diperoleh digunakan uji chi kuadrat, uji ini digunakan untuk menguji hipotesis bahwa data yang diperoleh berasal dari populasi berdistribusi normal. Hasil uji normalitas pada kedua kelas disajikan dalam Tabel 4.9 berikut: Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Data Kelas N α χ 2 hitung χ 2 tabel Keterangan Eksperimen 30 0,05 3,298 11,070 Normal Kontrol 30 0,05 10,525 11,070 Normal Dari pengujian normalitas dengan menggunakan rumus chi kuadrat seperti pada tabel di atas untuk kedua sampel, masing-masing diperoleh χ 2 hitung χ 2 tabel , artinya sampel untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol 67.5 67.8 55.6 56.25 10 20 30 40 50 60 70 80 Flexibility Elaboration Eksperimen Kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal Lampiran 29 dan Lampiran 30.

b. Uji Homogenitas

Setelah dilakukan uji normalitas dan kedua sampel dinyatakan berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka selanjutnya akan dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan uji fisher. Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas mempunyai varians yang sama atau homogen. Hasil uji homogenitas kedua sampel dapat dilihat pada Tabel 4.10. Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Data Kelas F hitung F tabel Keterangan Eksperimen 0,05 1,102 1,9 Homogen Kontrol Dari hasil pengujian homogenitas diperoleh F hitung F tabel artinya kedua kelas mempunyai varians yang sama atau homogen Lampiran 31.

2. Pengujian Hipotesis

Hasil uji persyaratan analisis menunjukkan data berdistribusi normal dan memiliki varians yang sama atau homogen, sehingga dapat dilakukan pengujian hipotesis. Analisis yang digunakan adalah uji-t. Hasil uji-t dapat dilihat pada Tabel 4.11. Tabel 4.11 Hasil Pengujian Data dengan Menggunakan Uji t Kelas n Mean S gab db t hitung t tabel Eksperimen 30 69,8 16,54 58 4,08 1,67 Kontrol 30 58,5 58 Dari tabel di atas terlihat bahwa t hitung t tabel 4,08 2,38, maka dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H a diterima. Hal ini berarti rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada aspek keluwesan dan kelancaran pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol Lampiran 32.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil pengujian hipotesis di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada aspek keluwesan flexibility dan aspek kelancaran elaboration yang diajarkan menggunakan strategi mathematic habits of mind dengan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Hal ini dapat ditunjukkan dari rata-rata nilai kelompok kelas eksperimen yang lebih tinggi dari rata-rata nilai kelompok kelas kontrol.

1. Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dengan Strategi Mathematical

Habits of Mind MHM Berdasarkan uraian sebelumnya diketahui bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 69,8 sedangkan kelas kontrol sebesar 58,5. Perbedaan nilai rata-rata tersebut tidak terjadi secara kebetulan, melainkan terjadi karena adanya perbedaan perlakuan yang diberikan kepada kedua kelas. Perbedaan nilai rata-rata hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang melaksanakan pembelajaran dengan strategi pembelajaran mathematic habits of mind MHM lebih tinggi daripada kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang melaksanakan pembelajaran konvensional. Strategi pembelajaran mathematic habits of mind MHM merupakan suatu strategi yang mengedepankan perilaku berpikir seseorang dalam menyelesaikan persoalan matematika Dengan penerapan strategi MHM dalam pembelajaran matematika utamanya dilakukan dengan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi ide-ide matematisnya , merefleksi kebenarankesesuaian jawaban, meng-generalisasi, memformulasi pertanyaan dan mengontruksi contoh soal.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Heuristik Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

1 30 205

Upaya Penerapan Strategi MHM (Mathematical Habits of Mind) terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

0 2 257

Pengaruh Habits Of Mind Terhadap Kemampuan Generalisasi Matematis Siswa

24 86 196

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS, KREATIF, DAN HABITS OF MIND MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH : Eksperimen terhadap Siswa Madrasah Aliyah.

7 24 86

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH DENGAN STRATEGI MATHEMATICAL HABITS OF MIND (MHM)PADA MATERI SPLDV.

0 1 118

REFORMULASI STRATEGI HABITS OF MIND MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN MATHEMATICAL CRITICAL THINKING DALAM MEWUJUDKAN GENERASI EMAS BERKARAKTER

0 0 19

PENERAPAN STRATEGI MHM (MATHEMATICAL HABITS OF MIND) BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMA - repo unpas

0 0 7

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN MHM (MATHEMATICAL HABITS OF MIND) BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI DISPOSISI MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs N 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Raden Intan Repository

0 3 150

HUBUNGAN ANTARA MATHEMATICAL HABITS OF MIND (MHM) DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 BANYUMAS

1 3 15

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Mathematical Habits of Mind - HUBUNGAN ANTARA MATHEMATICAL HABITS OF MIND (MHM) DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 BANYUMAS - repository perpustakaan

5 17 12