Kriteria Pengujiannya: Jika r
xy
r
tabel
, maka soal tersebut valid Jika r
xy
r
tabel
, maka soal terebut tidak valid
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrumen dari hasil uji validitas
pada N=24 siswa dan = 5, bahwa dari 10 soal uraian yang diujikan
didapatkan bahwa ke-10 soal yang diujikan tersebut valid.Lampiran 13
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah derajat konsistensi instrumen yang bersangkutan.
9
Suatu alat evaluasi atau tes dapat dikatakan andal jika ia dapat dipercaya, konsisten atau stabil dan produktif. Jadi ketelitiannya sangat penting, sejauh
mana tes atau alat evaluasi tersebut dapat dipercaya kebenarannya.
10
Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen soal uraian adalah rumus Alpha Cronbach, karena terdapat perbedaan tes bentuk objektif
dengan tes bentuk uraian. Menurut Suharismi, butir soal uraian menghendaki gradasi penilaian.
11
Rumus Alpha yang digunakan adalah sebagai berikut: =
Dengan varians, yaitu:
Keterangan: r
11
: reliabilitas yang dicari n
: banyaknya butir soal yang valid : varians dari pertanyaan
: varians total
9
Zainal Arifin, Op.Cit.,hal.248
10
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2008,Cet.XIV, hal.139
11
Suharismi Arikunto, Op.Cit.,hal.109
X : Skor tiap soal
N : Banyaknya sampel
Tabel 3.4 Kriteria Koefisien Reliabilitas
12
: Interval
Kriteria
r 0,20
Sangat rendah 0,20
r 0,40 Rendah
0,40 r 0,70
Sedang 0,70
r 0,90 Tinggi
0,90 r 1,00
Sangat tinggi
Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen, diperoleh nilai r
11
=0,86 Lampiran 15, maka instrumen penelitian tersebut dapat disimpulkan memiliki kriteria koefisien reliabilitas yang tinggi
dan memenuhi persyaratan instrumen yang memiliki ketepatan jika digunakan.
3. Taraf Kesukaran
Uji taraf kesukaran instrumen digunakan untuk mengetahui apakah butir soal itu tergolong sukar, sedang atau mudah. Untuk itu, digunakan rumus:
13
Keterangan : P
: taraf kesukaran B
: banyaknya siswa yang menjwab benar JS
: jumlah seluruh siswa peserta tes Klasifikasi tingkat kesukaran:
14
p 0,70 = mudah
0,30 p 0,70 = sedang
12
Ngalim Purwanto, Op.Cit, hal.139
13
Suharismi Arikunto,Op.Cit.,hal.208
14
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009, Cet.2, hal.272
P 0,30 = sukar
Berdasarkan hasil perhitungan uji taraf kesukaran butir soal instrumen, dari 10 soal yang diujikan diperoleh 10 soal dengan tingkat kesulitan
“sedang”. Lampiran 17
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang kurang
pandai berkemampuan rendah. Seluruh pengikut tes dikelompokan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok pandai atau kelompok atas upper group dan
kelompok kurang pandai atau kelompok bawah lower group.
15
Daya pembeda soal suatu soal tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
16
Keterangan : D
= indeks daya pembeda J
A
= Skor maksimum peserta kelompok atas J
B
= Skor maksimum peserta kelompok bawah B
A
= Jumlah skor siswa kelompok atas B
B
= Jumlah skor siswa kelompok bawah Klasifikasi daya pembeda :
17
D = 0,00
– 0,20 = jelek D
= 0,21 – 0,40 = cukup
D = 0,41
– 0,70 = baik D
= 0,71 – 1,00 = baik sekali
D = negatif, semuanya tidak baik, jadi semua soal yang mempunyai D
negatif sebaiknya dibuang saja.
15
Suharismi Arikunto,Op.Cit.,hal.211
16
Ibid, hal.213-214
17
Ibid, hal.218
Dari hasil perhitungan daya pembeda soal, ditemukan bahwa dari 10 soal ya
ng diujikan, 9 soal memiliki daya pembeda “cukup”, dan 1 soal memiliki daya beda yang “baik” Lampiran 19
F. Teknik Analisis Data
Setelah data diperoleh, kemudian data diolah dan dianalisis untuk menjawab masalah dari hipotesis penelitian. Sebelum menguji hipotesis, terlebih dahulu
dilakukan uji prasyarat. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas digunakan uji Chi-
Kuadrat dengan hipotesis sebagai berikut: H
: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H
a
: sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal Kriteria kenormalannya adalah
maka data tersebut berdistribusi normal.
18
Rumus dasar Chi Kuadrat adalah sebagai berikut:
19
∑ Keterangan :
: Chi Kuadrat : Frekuensi yang diobservasi
: Frekuensi yang diharapkan
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel mempunyai varians sama homogen atau tidak. Dalam penelitian ini,
pengujian homogenitas menggunakan uji Fisher F, rumusnya sebagai berikut :
20
18
Kadir, Op.Cit, hal.111
19
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Bandung :Alfabeta. 2010, hal.107
20
Kadir, Op.Cit,hal.111
Keterangan : F
: Uji Fisher : Varians terbesar
: Varians terkecil Adapun hipotesis statistiknya :
Kedua varians populasi homogen Kedua varians populasi tidak homogen
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut : Jika F
hitung
F
tabel
maka H diterima homogen dan H
a
ditolak Jika F
hitung
F
tabel
maka H ditolak tidak homogen dan H
a
diterima
3. Uji t
Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan normalitas dan homogenitas, maka selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis.
Dan bila data populasi berdistribusi normal dan mempunyai varians sama homogen maka dilakukan uji hipotesis dengan uji t. Uji hipotesis ini untuk
mengetahui adanya perbedaan antara kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan strategi mathematical habits of mind MHM
dengan siswa yang diajarkan dengan metode konvensional. Hipotesis statistik uji dengan menggunakan uji-t dengan taraf signifikan
α = 0,05
2 1
2 1
1 1
n n
S X
X
gab
dengan
√
db = Keterangan :
1
X
: rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen
2
X
: rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas kontrol n
1
: jumlah sampel pada kelompok eksperimen n
2
: jumlah sampel pada kelompok kontrol S
1 2
: varians kelompok eksperimen S
2 2
: varians kelompok kontrol db : derajat kebebasan
Setelah nilai t
hitung
dihitung, kemudian ditarik kesimpulan dengan perbandingan besarnya t
tabel
dengan terlebih dahulu menentukan derajat kebebsannya. Berikut ini adalah kriteria pengujiannya :
1. Jika t
hitung
t
tabel
maka H diterima dan H
a
ditolak 2. Jika t
hitung
t
tabel
maka H ditolak dan H
a
diterima
G. Hipotesis Statistik
Adapun hipotesis statistik yang akan diuji adalah sebagai berikut :
H :
1 2
H
a
:
1 2
Keterangan :
1
: rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas eksperimen
2
: rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas kontrol
40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan di SD Islam Ruhama Cireundeu-Ciputat Timur, pada kelas V yang terdiri dua kelas sebagai sampel. Kelas VA sebagai kelas
eksperimen dan kelas VC sebagai kelas kontrol. Pada kelas eksperimen pembelajaran menggunakan strategi mathematical habits of mind MHM dan
kelas kontrol menggunakan pembelajaran secara konvensional. Pada penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 60 siswa, 30 siswa pada kelas eksperimen dan
30 siswa pada kelas kontrol. Pokok bahasan yang diajarkan pada penelitian ini adalah bangun datar yang
terdiri atas bangun segitiga, persegi dan persegi panjang. Setelah perlakuan selesai diberikan pada kelas eksperimen, kemudian kedua kelas yaitu kelas eksperimen
dan kelas kontrol diberikan posttest berupa tes uraian yang terdiri dari 10 butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa dalam aspek keluwesan flexibility dan aspek kelancaran elaboration setelah menggunakan strategi mathematical habits of mind MHM pada kelas
eksperimen. Sebelum diberikan posttest, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen sebanyak 10 soal yang berbentuk uraian, uji coba instrumen ini
diberikan pada kelas VI A yang berjumlah 24 siswa. Berikut ini disajikan data berupa hasil perhitungan akhir dari tes kemampuan
berpikir kreatif matematis siswa pada aspek keluwesan flexibility dan aspek kelancaran elaboration yang diberikan kepada kedua kelas yang diteliti setelah
pembelajaran dilaksanakan.
1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen
Hasil kemampuan berikir kreatif matematis siswa pada aspek keluwesan flexibility dan aspek kelancaran elaboration yang diberikan kepada sejumlah
kelas eksperimen yang berjumlah 30 siswa dengan menggunakan strategi
mathematical habits of mind MHM, diperoleh data yang akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil
Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen
No Interval
Frekuensi Persentase
Absolut f
i
Kumulatif
1 40
– 49 4
4 13,3
2 50
– 59 5
9 16,67
3 60
– 69 5
14 16,67
4 70
– 79 7
21 23,3
5 80
– 89 5
26 16,67
6 90
– 99 4
30 13,3
Jumlah 30
100
Berdasarkan data Tabel 4.1, dapat diketahui bahwa nilai terbanyak dari hasil posttest terdapat pada interval 70
– 79 sebanyak 7 siswa dengan persentase 23,3 dan siswa yang memperoleh nilai terendah berada pada
interval 40 – 49 sebanyak 4 siswa dengan persentase 13,3, sedangkan nilai
tertinggi terdapat pada interval 90 – 99 dengan persentase 13,3.
Hasil perhitungan data Tabel 4.1 diperoleh nilai rata-rata sebesar 69,8 Lampiran 23
. Maka dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat nilai di atas
rata-rata sebanyak 16 siswa dengan persentase 53,3, sedangkan yang mendapat nilai di bawah rata-rata sebanyak 14 siswa dengan persentase
46,7. Ini menunjukan sebagian besar kelas eksperimen mendapatkan nilai diatas rata-rata.
Distribusi frekuensi hasil kemampuan berpikir kreatif matematis kelas eksperimen tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik histogram dan
poligon di bawah ini:
Gambar 4.1 Grafik Histogram Frekuensi Hasil
Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen
Pada kelas eksperimen diperoleh nilai tertinggi 95, nilai terendah 40, nilai median Me 70,9 nilai modus Mo 74,5, nilai varians 260,23 dan nilai
simpangan baku 16,13 Lampiran 23. Berikut adalah deskripsi statistik tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen yang disajikan
dalam Tabel 4.2
Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Kelas Eksperimen Statistik
Nilai
Sampel 30
Nilai Tertinggi 95
Nilai Terendah 40
Mean 69,8
Modus 74,5
Median 70,9
Simpangan Baku 16,13
Varians 260,23
1 2
3 4
5 6
7 8
40-49 50-59
69-69 70-79
80-89 90-99
F re
k uens
i
Nilai
Data Kelas Eksperimen
Ditinjau dari indikator kemampuan berpikir kreatif matematis siswa secara keseluruhan, kelas eksperimen memperoleh rata-rata sebesar 13,5, dan
rata-rata persentase sebesar 67,65 Lampiran 24. Berikut adalah deskripsi data indikator kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas
eksperimen disajikan dalam Tabel 4.3 :
Tabel 4.3 Deskripsi Data Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas
Eksperimen Berdasarkan Indikator Berpikir Kreatif
No. Indikator
N Skor
Ideal Jumlah Nilai
Siswa Rata-rata
X
Persentase
1. Flexibility
30 16
324 10,8
67,5 2.
Elaboration 30
24 488
16,27 67,8
Rata-rata 13,5
67,65
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa terdapat 2 indikator kemampuan berpikir kreatif yang diukur, yaitu flexibility dan elaboration.
Rata-rata kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada indikator flexibility mencapai 10,8 dari skor ideal 16 dan rata-rata kemampuan berpikir
kreatif matematis pada indikator elaboration mencapai 16,27 dari skor ideal 24. Dari kedua indikator yang diukur terlihat bahwa persentase tertinggi
terdapat pada indikator elaboration yaitu 67,8, dengan demikian secara keseluruhan siswa telah mampu memberikan jawaban dengan melakukan
langkah-langkah secara terperinci, runtut dan koheren. Sedangkan persentase pada indikator flexibility yaitu 67,5, lebih rendah dari dibanding dengan
indikator elaboration. Berikut ini akan disajikan diagram perbedaan skor tiap indikator
kemampuan berpikir kreatif matematis kelas eksperimen :