Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

kurang dari 2 yang terdapat dalam data base Educational Resources Information Center ERIC pada bulan September 2002. 8 Dan juga berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siswono, Abadi, Rosyidi 2008 menjelaskan bahwa “Sebanyak 10,8 guru tidak pernah mengajarkan siswa menyelesaikan dengan cara yang berbeda dan 41,5 jarang melakukan kegiatan itu. Informasi lain sebanyak 55,4 guru tidak pernah meminta siswa mengembangkan imajinasinya. 9 Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif belum mendapat fokus dalam pembelajaran matematika. Keberhasilan proses pembelajaran pada pelajaran matematika bergantung oleh banyak faktor diantaranya guru, proses belajar mengajar, dan siswa. Sejalan dengan ini, berdasarkan hasil wawancara Lampiran 1 dengan guru matematika di SD Islam Ruhama Cireundeu yang sekaligus wali kelas VA diketahui bahwa metode pembelajaran yang seringkali digunakan adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan hanya sesekali menggunakan strategi pembelajaran. Saat diskusipun hanya beberapa siswa saja yang aktif, selebihnya masih pasif dan hanya sebagai pendengar saja. Selain itu, dari hasil observasi aktivitas belajar siswa Lampiran 2 dan aktivitas mengajar Lampiran 3 yang dilakukan di sekolah tersebut, terlihat bahwa proses pembelajaran di kelas didominasi oleh peran guru dibandingkan siswa. Pada pembelajaran ini siswa hanya menerima informasi saja dari guru, sehingga siswa hanya mampu meniru tanpa dapa memahami. Terlihat pula pada saat siswa diberi soal yang berbeda dengan contoh sebelumnya, masih banyak siswa yang belum mampu menyelesaikan soal tersebut dengan benar. Hal demikian menunjukkan bahwa siswa hanya mampu mengerjakan soal secara prosedural seperti yang telah dicontohkan oleh guru, namun saat dihadapkan dengan soal yang sedikit lebih sulit mereka mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal tersebut. 8 Ali Mahmudi, “Pemecahan Masalah dan Berpikir Kretaif”, Makalah disampaikan pada Konferensi Nasional Matematika KNM XIV Universitas Sriwijaya, 24-27 Juli 2008, hal.3 9 Tatag Yuli E.,”Pemberdayaan Guru Sekolah Dasar dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ”, Jurnal Ilmu Pendidikan JIP, Vol.18 No.2, 2012, hal.3 Dengan kata lain guru tidak mampu mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa, siswa tidak mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif, tingkat kemampuan siswa dalam pembelajaran masih kurang, siswa tidak dibiasakan untuk melakukan habits of mind kebiasaan berpikir. Hal lainnya kebanyakan soal latihan yang diberikan guru hanya mengacu pada hafalan siswa dan menuntut siswa untuk dipecahkan dengan pemikiran yang konvergen yaitu menuju satu jawaban yang benar terhadap soal latihan yang diberikan. Sebaliknya pemikiran divergen atau pemikiran kreatif yang menuntut siswa menemukan lebih dari satu kemungkinan jawaban jarang dilatih oleh guru. Sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa rendah dan tidak berkembang. Kendala yang dialami guru dalam proses pembelajaran matematika lebih dikarenakan karena kurangnya kemampuan berpikir siswa terhadap materi yang disampaikan dan sulitnya guru dalam mengkondisikan siswa di kelas, karena tidak sedikit siswa yang mengobrol saat pelajaran berlangsung atau membuat keributan di kelas . Berdasarkan tes pra penelitian Lampiran 4 yang dilakukan peneliti dengan memberikan 1 soal tes kemampuan berpikir kreatif pada aspek keluwesan flexibility dan aspek kelancaran elaboration menunjukkan hasil yang rendah. Dari beberapa indikator yang berpikir kreatif yang diujikan yaitu aspek keluwesan flexibility dan kelancaran elaboration, dari 89 siswa yang terbagi dalam 3 kelas rata-rata masing-masing kelas kurang dari 17 yang mendapat nilai baik. Selebihnya kurang baik bahkan buruk karena tidak mampu memberikan jawaban Lampiran 5. Dilihat dari kedua aspek berpikir kreatif dalam pelajarana matematika siswa masih merasa kesulitan dalam menghasilkan gagasan-gagasan yang bervariatif, sehingga masih terlihat kemampuan siswa yang belum dapat menuangkan contoh gagasan baru ke dalam sebuah tindakan atau pada saat menyelesaikan masalah. Pada masalah seperti yang telah dijelaskan di atas, dapat diatasi dengan penggunaan strategi pembelajaran yang sesuai dengan memfokuskan strategi pengajarannya pada siswa agar melatih siswa beperan aktif dan kreatif. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat diberikan untuk membiasakan kemampuan berpikir adalah strategi Mathematical Habits of Mind MHM. Strategi Mathematical Habits of Mind MHM merupakan suatu strategi pembelajaran yang membantu siswa mengeksplorasikan ide-ide matematis yang mereka ketahui sebelumnya. Strategi ini mempunyai enam tahapan yang menuntut siswa untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan berpikir. Dengan tahap awal explore mathematical ideas yaitu dimana siswa harus menggunakan pemikirannya untuk memberikan ide-ide matematisnya yang sesuai dengan konsep materi yang disampaikan guru, reflect on their answer to see wether they merefleksi kebenaran dan kesesuaian jawaban, identify problem soving approaches mengidentifikasi strategi pemecahan masalah yang dapat diterapkan dalam menyelesaikan masalah yang ada, generalization membuat kesimpulan, formulate question memformulasi pertanyaan, dan construct example merekonstruksi contoh. Kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban. 10 Semakin banyak dan beragam kemungkinan jawaban yang dikemukakan semakin kreatiflah kemampuan berpikir seseorang, tetapi keragaman jawaban tersebut merupakan jawaban yang tepat sesuai dengan konteks permasalahan. Kemampuan berpikir kreatif tidak datang dengan sendirinya, hal ini memerlukan latihan dan pembiasaan sedini mungkin. Ini dapat dilakukan pendidik kepada siswanya dengan cara mengajarkan anak cara berpikir kreatif melalui pembelajaran di sekolah. Dengan melakukan kebiasaan mengeksplorasi ide-ide matematis dalam rangkaian kegiatan pembelajaran strategi MHM, siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis. Selain itu, kebiasaan memformulasi pertanyaan, memeriksa kesesuaian solusi atau strategi penyelesaian masalah juga menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif pada aspek keluwesan dan aspek 10 S.C. Utami Munanadar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah Petunjuk bagi Para Guru dan Orang Tua,Jakarta : Gramedia,1987, Cet. Ke-2, hal.48 kerincian. Pembelajaran dengan strategi MHM yang berbasis pada masalah juga berpotensi sebagai sarana untuk mengembangkan persepsi yang tepat terhadap kretaivitas. Misalnya melalui pembelajaran demikian, siswa meyakini bahwa soal atau masalah matematika dapat memiliki lebih dari satu solusi atau strategi pembelajaran. Berdasarkan dari pentingnya seorang siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Strategi Mathematical Habits of Mind MHM terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa ”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Proses pembelajaran lebih banyak didominasi oleh guru sedangkan siswa cenderung pasif 2. Rendahnya kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam pembelajaran matematika 3. Latihan soal-soal yang diberikan guru hanya mengacu pada hafalan siswa dan tidak menekankan pada proses berpikir kreatif 4. Siswa tidak dibiasakan untuk berpikir kreatif

C. Pembatasan Masalah

1. Penggunaan strategi Mathematical Habits of Mind MHM dalam penelitian ini adalah berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Millman dan Jacobbe yaitu dengan menggunakan kebiasaan berpikirnya dalam menghadapi permasalahan dimana hal yang dilakukan lebih mangasah pola pikir yang kreatif dalam berbagai tahapan yang melibatkan pemikiran diri sendiri dan diberi kesempatan untuk mengkontruksi sendiri pengetahuan matematika dengan masalah-masalah yang ada. 2. Kemampuan berpikir kreatif matematis yang dimaksud adalah menurut gagasan S.C Utami Munandar yaitu dalam menemukan dan menyelesaikan suatu masalah-masalah matematika secara lancar, luwes, rinci dan keaslian. Kemampuan berpikir kreatif matematis yang akan diamati pada siswa dibatasi hanya pada kemampuan berpikir luwes flexibility dan kemampuan berpikir rinci elaboration 3. Pembelajaran konvensional yang dimaksud disini adalah strategi ekspositori yaitu pola pembiasaan guru menjelaskan semua materi dan konsep-konsep, memberikan contoh soal, latihan dan tugas 4. Penelitian dilakukan pada siswa kelas V di SDI Ruhama Cireundeu tahun pelajaran 20152016 pada pokok bahasan luas bangun datar, meliputi luas persegi panjang, luas persegi, dan luas segitiga dan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar tersebut

D. Perumusuan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai beirkut : 1. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan strategi Mathematical Habits of Mind? 2. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional? 3. Apakah kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diajarkan dengan strategi Mathematical Habits of Mind lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional? 4. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan strategi Mathematical Habits of Mind?

E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk: 1. Mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan strategi Mathematical Habits of Mind 2. Mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional 3. Membandingkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan strategi Mathematical Habits of Mind dengan yang menggunakan pembelajaran konvensional Sedangkan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Guru Bagi para guru, khususnya mata pelajaran matematika, sebagai alternatif pendekatan dalam upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa 2. Bagi Sekolah Sebagai suatu masukan dalam rangka peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis pada siswa 3. Bagi Peneliti Sebagai acuan dalam mengembangkan penelitian-penelitian selanjutnya. 10

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis

1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Berpikir merupakan salah satu anugerah yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia, oleh karena itu manusia harus bersyukur terhadap nikmat yang telah diberikan dengan cara memanfaatkan sebaik-baiknya. Sebagai manusia yang dibekali akal untuk berpikir, kita hendaknya dapat menggunakannya semaksimal mungkin. Pada dasarnya setiap manusia memiliki tingkat kemampuan berpikir yang seringkali tidak disadari. Ketika kita mulai menggunakan kemampuan berpikir tersebut, fakta-fakta yang sampai sekarang tidak mampu diketahuinya, lambat laun mulai terbuka dihadapannya. Semakin ia berpikir, semakin bertambah pula kemampuan berpikirnya. 1 Berpikir atau merenung untuk kemudian mengambil kesimpulan atau pelajaran-pelajaran dari apa yang kita renungkan untuk memahami kebenaran, akan menghasilkan sesuatu yang bernilai bagi kehidupannya di akhirat kelak. Dengan alasan inilah, Allah SWT mewajibkan manusia untuk berpikir secara mendalam atau merenung, sebagaimana Allah SWT berfirman bahwa Al- Qur’an diturunkan kepada manusia untuk dipikirkan atau direnungkan dalam firman- Nya: 2           Artinya: “ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran .” QS. Shaad, 38:29 Ayat tersebut menekankan bahwa hendaknya setiap manusia berusaha secara keras dan ikhlas dalam meningkatkan kemampuan dan kedalaman berpikirnya. 1 Harun Yahya, Bagaimana Seorang Muslim Berpikir?, Terj. Dari Deep Thingking oleh Catur Sriherwanto,Jakarta : Robbani Press,2001, hal.9-10 2 Ibid.,hal.13

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Heuristik Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

1 30 205

Upaya Penerapan Strategi MHM (Mathematical Habits of Mind) terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

0 2 257

Pengaruh Habits Of Mind Terhadap Kemampuan Generalisasi Matematis Siswa

24 86 196

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS, KREATIF, DAN HABITS OF MIND MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH : Eksperimen terhadap Siswa Madrasah Aliyah.

7 24 86

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH DENGAN STRATEGI MATHEMATICAL HABITS OF MIND (MHM)PADA MATERI SPLDV.

0 1 118

REFORMULASI STRATEGI HABITS OF MIND MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN MATHEMATICAL CRITICAL THINKING DALAM MEWUJUDKAN GENERASI EMAS BERKARAKTER

0 0 19

PENERAPAN STRATEGI MHM (MATHEMATICAL HABITS OF MIND) BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMA - repo unpas

0 0 7

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN MHM (MATHEMATICAL HABITS OF MIND) BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI DISPOSISI MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs N 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Raden Intan Repository

0 3 150

HUBUNGAN ANTARA MATHEMATICAL HABITS OF MIND (MHM) DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 BANYUMAS

1 3 15

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Mathematical Habits of Mind - HUBUNGAN ANTARA MATHEMATICAL HABITS OF MIND (MHM) DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 BANYUMAS - repository perpustakaan

5 17 12