1 - 2
Pembelajaran Kelas Rangkap
1. Bacalah
Bacalah kompetensi dasar, dengan demikian Anda akan mengetahui arah dari unit ini. Apa yang diharapkan dari Anda. Kemudian meneruskan membaca
uraiannya. Dalam unit memuat kasus-kasus yang ditempatkan di dalam kotak. Bacalah kasus tersebut dengan seksama, sebab dalam kasus terdapat konsep, fakta,
dan praktik mengenai PKR.
2. Berilah tanda
Berilah tanda atau menggaris bawahi kata, kalimat, atau alenia yang Anda anggap penting. Hal ini sangat perlu karena dapat meningkatkan cara Anda belajar
dan untuk menempuh tes atau Ujian Akhir SemesterUAS.
3. Catat dan ringkaslah
Catatlah hal yang penting dan buatlah ringkasan pada buku catatan. Bawalah selalu catatan tersebut, dan jika Anda ketemu teman diskusikan catatan dan
ringkasan Anda dengan teman sejawat.
4. Pahamilah
Pahami benar konsep-konsep yang Anda pelajari, dengan cara membaca berulang-ulang catatan dan ringkasan yang telah dibuat.
5. Hafalkan
Apabila perlu, bagian-bagian tertentu harus Anda hafalkan di luar kepala.
6. Diskusilah dengan teman
Diskusikan materi masalah-masalah yang Anda anggap sulit dengan teman. Apabila
belum terpacahkan, catat masalah tersebut dan ungkapkan pada waktu tutorial.
Pembelajaran Kelas Rangkap
1 - 3
Sub Unit1
Hakikat Pembelajaran Kelas Rangkap PKR
alam Sub Unit 1, Anda akan membaca uraian dan contoh-contoh yang berhubungan dengan pengertian PKR. Uraian berikutnya adalah mengenai
mengapa PKR itu diperlukan, tujuan dan manfaat PKR, kemudian dibahas pula tentang prinsip-prinsip yang terkandung dalam PKR. Dengan uraian ini, Anda
diharapkan memahami konsep dan teori PKR, kemudian dapat menerapkannya di dalam kelas Anda.
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP PKR
Supaya Anda dapat memahami konsep ini terlebih dahulu ikuti ilustrasi berikut. Dua tahun yang lalu saya berkunjung di distrik Bade, yaitu sebuah distrik
yang berada di kawasan kabupaten Keppi, Jayapura, Papua. Saya berkunjung di sebuah SD. Sebagian besar bangunan tersebut terdiri dari dinding kayu dan atap
daun sagu yang dianyam. Ada dua unit bangunan yang baru saja direnovasi atas inisiatif kepala sekolah. Satu bangunan untuk ruang guru dan kepala sekolah dan
satu lagi dipergunakan sebagai ruang kelas. Jumlah murid seluruhnya 116 orang. Rombongan belajar dari kelas 1 sampai klas 6, masing-masing terdiri dari 10 sampai
20 orang murid tiap kelasnya. Jumlah guru ketika itu 3 orang termasuk kepala sekolah. Kemudian saya juga pernah berkunjung di kabupaten Sarmi belum lama
ini, yaitu kabupaten baru di Papua. Beberapa teman dari Universitas sedang menjalankan tugasnya mengajar mahasiswa PGSD D-II termasuk saya, dimana
sebagian mahasiswa adalah guru bahkan kepala sekolah yang mempunyai keinginan meningkatkan kualifikasinya dari SPG ke PGSD-DII. Beberapa SD hanya
mempunyai tiga ruang belajar dengan rombongan belajar 6 kelas, namun jumlah guru berkisar dari satu sampai empat orang guru saja. Pembicaraan dengan guru
dan kepala sekolah baik dari Bade maupun dari Sarmi antara lain mengungkapkan betapa memprihatinkan keadaan dirinya dengan murid-muridnya. Setiap hari
seorang guru harus merangkap kelas, dua atau lebih. Mengajar murid yang berbeda kelasnya dan berbeda mata pelajarannya dalam waktu yang bersamaan adalah
merupakan keluhan yang paling dominan.
D
1 - 4
Pembelajaran Kelas Rangkap
Adanya perbedaan kemampuan murid dalam menangkap pelajaran yang diberikan juga diungkapkan oleh guru, meskipun murid tersebut ada dalam satu
tingkatan kelas yang sama. Bahkan tidak jarang guru menunggu kehadiran muridnya karena jauhnya pemukiman penduduk dengan sekolah. Dengan demikian Anda dapat
membayangkan bahwa, di Indonesia ini masih banyak sekolah-sekolah yang gurunya dihadapkan pada suatu kenyataan yaitu mengajar kelas rangkap.
Dengan adanya kenyataan seperti yang telah dicontohkan pada alenia sebelumnya, apakah Anda berkecil hati? Tidak Anda tidak perlu berkecil hati,
karena mengajar kelas rangkap bukan sama dengan ketinggalan. Kita bukan satu- satunya negara yang harus menghadapi kelas rangkap. Di negara yang sedang
berkembang seperti Cina, Meksiko dan Kolombia juga mempraktikkan Pembelajaran Kelas RangkapPKR.
Bahkan di negara maju sekalipun PKR juga dikenal. “Di Northem Territory of Australia, 40 dari sekolah yang ada di kawasan ini menerapkan PKR”
A.Djalil:2005,1.4. Di Belanda , dan di negara adikuasapun masih dijumpai praktik pembelajaran kelas rangkap.
Setelah Anda membaca uraian tersebut di atas dapatkah Anda mengambil kesimpulan apa pengertian dari Pembelajaran Kelas Rangkap PKR itu? Bagus Jadi
yang dimaksud PKR adalah suatu bentuk pembelajaran yang mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam waktu yang sama,
dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda. PKR juga mengandung arti bahwa, seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih dan menghadapi
murid-murid dengan kemampuan belajar yang berbeda.
B. PERLUNYA PEMBELAJARAN KELAS RANGKAPPKR
Setelah Anda memahami pengertian PKR melalui uraian topik sebelumnya, tentu Anda dapat juga mengenali alasan mengapa PKR perlu. Ada beberapa alasan
alasan penting yang menyebabkan perlunya pembelajaran kelas rangkap dilaksanakan, yaitu:
1. Alasan Geografis
Lokasi pembelajaran yang sulit dijangkau, terbatasnya sarana transportasi, dan pemukiman penduduk yang jaraknya berjauhan, serta adanya ragam mata
pencaharian penduduk misalnya berladang, mencari ikan bahkan menebang kayu atau mencari sesuatu di hutan, maka hal ini dapat mendorong penggunaan PKR.
Pembelajaran Kelas Rangkap
1 - 5
2. Alasan Demografis
Mengajar murid dengan jumlah yang kecil, atau murid yang tinggal di pemukiman yang jarang penduduknya, maka PKR merupakan pendekatan yang tepat
dan praktis. Bagaimana dengan daerah perkotaan, apakah alasan demografis juga berlaku? Ingatkah Anda pada saat SD Inpres dibangun, dan apapula yang terjadi
beberapa tahun kemudian? Ya, ada beberapa SD di perkotaan mengalami kekurangan murid. Dengan demikian setiap tingkatan kelas hanya beberapa saja muridnya. Agar
tidak ada pemborosan dalam tenaga guru, maka PKR merupakan cara pembelajaran yang dapat dibilang praktis dan ekonomis.
3.Kekurangan Guru
Meskipun jumlah guru secara keseluruhan bisa dikatakan cukup, namun pada kenyataannya masih ada keluhan kekurangan guru, terutama di daerah-daerah
terpencil. Apalagi bila secara geografis daerah tersebut sulit dijangkau, maka akan membuat guru takut ditugaskan di daerah itu. Rendahnya minat guru untuk mengadu
nasib di daerah terpencil, juga disebabkan beberapa faktor. Misalnya mahalnya harga keperluan sehari-hari, sulitnya alat transportasi, gaji yang terlambat, bahkan terbatas
peluang untuk mendapatkan pengembangan karirnya. Oleh karena itu untuk menjadi guru di daerah seperti itu perlu adanya keeklasan dan penuh sukacita, dan kesiapan
mental dari guru tersebut.
4. Keterbatasan Ruang Kelas