1 - 8
Pembelajaran Kelas Rangkap
2. Kadar Waktu Keaktifan Akademik WKA tinggi.
Selama PKR berlangsung, murid aktif menghayati pengalaman belajar yang bermakna. PKR tidak memberi toleransi pada banyaknya WKA yang hilang
karena guru tidak terampil mengelola kelas. Misalnya, waktu tunggu yang lama, pembentukan kelompok yang lamban, atau pindah kelas yang memakan waktu.
Makin banyak waktu yang terbuang, maka makin rendah kadar WKA. Namun perlu Anda ingat, bahwa WKA tinggi tidak selalu berkadar tinggi. Kualitas
pengalaman belajar yang dihayati murid sangat menentukan WKA. Kualitas dan lamanya kegiatan berlangsung menentukan tinggi rendahnya kadar WKA.
3. Kontak Psikologis guru dan murid yang berkelanjutan
Dalam PKR, guru harus selalu berusaha dengan berbagai cara agar semua murid merasa mendapat perhatian dari guru secara terus-menerus. Agar mampu
melakukan hal ini, guru harus menguasai berbagai teknik. Menghadapi dua kelas atau lebih pada saat yang bersamaan dan kemudian mampu meyakinkan murid
bahwa guru selalu berada bersama mereka, bukan pekerjaan yang mudah. Guru harus mampu melakukan tindakan instruksional dan tindakan pengelolaan yang tepat.
Tindakan instruksional adalah tindakan yang langsung berkaitan dengan penyampaian isi kurikulum, seperti menjelaskan, memberi tugas, atau mengajukan
pertanyaan. Tindakan pengelolaan adalah tindakan yang berkaitan dengan penciptaan dan pengembalian kondisi kelas yang optimal. Misalnya, menunjukkan
sikap tanggap dan peka, mengatur tempat duduk, memberi petunjuk yang jelas atau menegur murid.
4. Pemanfaatan Sumber Secara Efisien
Sumber dapat berupa peralatansarana, orang dan waktu. Agar terjadi WKA yang tinggi, semua jenis sumber harus dimanfaatkan secara efisien.
Lingkungan, barang bekas, dan segala peralatan yang ada di sekolah dapat dimanfaatkan oleh guru PKR. Demikian dengan orang dan waktu. Murid yang
pandai dapat dimanfaatkan sebagai tutor. Waktu harus dikelola dengan cermat sehingga menghasilkan WKA yang berkadar tinggi.
Disamping keempat prinsip yang telah disebutkan, masih ada satu prinsip lagi yang perlu dikuasai guru PKR, yaitu membiasakan murid untuk mandiri.
Apabila guru mampu menerapkan keempat prinsip di atas, maka murid akan terbiasa mandiri. Kemampuan murid untuk belajar mandiri akan memungkinkan guru PKR
mengelola pembelajaran secara lebih baik sehingga kadar WKA menjadi semakin tinggi.
Pembelajaran Kelas Rangkap
1 - 9
Latihan
Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang materi sub unit 1, silakan kerjakan latihan berikut.
1. Diskusikan dengan teman-teman, bagaimana pendapat Anda tentang perangkapan kelas, dan mengapa hal itu bisa terjadi?
2. Apakah perangkapan kelas juga merupakan salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan di daerah? Berilah alasan Anda
3. Kemampuan khusus apa apakah yang Anda perlukan, agar PKR dapat dilaksanakan dengan baik? Berilah penjelasan.
Selamat berlatih
Rambu Pengerjaan
Agar diskusi Anda menjadi lebih terarah, bacalah terlebih dahulu rambu- rambu pengerjaan latihan berikut ini.
1. Kerjakan latihan dengan teman diskusi yang terdiri dari 3- 4 orang dalam setiap kelompok.
2. Sebelum berdiskusi, buatlah ringkasan materi terlebih dahulu. Berilah setiap anggota kelompok terhadap satu topik.
3. Hasil dari diskusi sebaiknya dicatat oleh setiap anggota kelompok, dan bila perlu dikemukakan pada saat tutorial.
Setelah menyelesaikan latihan, bacalah rangkuman berikut agar pemahaman Anda semakin mantap.
1 - 10
Pembelajaran Kelas Rangkap
RANGKUMAN
Perangkapan kelas masih banyak dijumpai di Indonesia, khususnya akibat kekurangan guru. Namun demikian, perangkapan kelas bukan saja
dialami oleh Negara yang sedang berkembang saja. Di Negara majupun, seperti di Amerika Serikat, Australia, Inggris dsb. Jadi Pembelajaran Kelas
Rangkap PKR, dianggap suatu hal yang wajar saja. Ada sejumlah alasan alasan , selain kekurangan guru, mengapa PKR terjadi antara lain karena
faktor geografis, demografis, dan terbatasnya ruang kelas. Disamping itu, ada sejumlah alasan lain, yaitu alasan yang lebih
memusatkan pada keuntungan dari pada kerugiannya. Antara lain, jika dilihat dari aspek pedagogis, PKR lebih mendorong kemandirian murid. Dari aspek
ekonomis, PKR lebih efisien. Dengan PKR pemerintah dapat mendirikan sekolah-sekolah kecil dimana-mana, sehingga setiap anak Indonesia
berkesempatan untuk lulus dari SD. Sebagai salah satu bentuk pembelajaran, PKR mengikuti prinsip-
prinsip pembelajaran secara umum. Namun secara khusus PKR mempunyai prinsip-prinsip yang harus dikuasai oleh guru PKR. Prinsip itu adalah: 1
Keserempakan kegiatan belajar-mengajar, 2 Kadar tinggi waktu keaktifan akademikWKA, 3 Kontak psikologis guru dan murid yang berkelanjutan,
4 Pemanfaatan sumber secara efisien, dan 5 Kebiasaan untuk mandiri.
Pembelajaran Kelas Rangkap
1 - 11
Tes Formatif 1
Untuk menguji tingkat pemahaman Anda terhadap materi sub unit 1 ini, kerjakan tes formatif 1.
Bacalah setiap pernyataanpertanyaan dibawah ini, kemudian berilah tanda silangX pada salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban
yang tersedia. 1 Pembelajaran Kelas Rangkap PKR adalah bentuk pembelajaran yang
mempersyaratkan guru dalam waktu yang bersamaan mengajar di… A. dua kelas dalam satu ruang
B. dua kelas atau lebih dalam satu atau lebih ruangan C. satu kelas dengan kemampuan yang berbeda dan berada dalam satu
ruangan D. dua kelas dalam dua ruangan
2 PKR diterapkan karena berbagai alasan, terutama karena adanya kekurangan… A. guru
B. ruangan C. murid
D. sarana 3 PKR mempunyai manfaat praktis sebagai berikut, kecuali…
A. dapat mendidik murid yang mampu mandiri B. ekonomis
C. menghemat waktu dan tenaga D. dapat meningkatkan jumlah dan memeratakan kesempatan belajar
4 Istilah pembelajaran mengandung makna bahwa belajar terjadi dengan… A. bimbingan guru
B. bimbingan tutor C .berbagai cara, dengan atau tanpa guru
D. berbagai cara yang ditetapkan oleh guru 5 Sebagai salah satu bentuk pembelajaran, PKR mengikuti prinsip-prinsip
pembelajaran secara umum, prinsip-prinsip tersebut antara lain sebagai berikut kecuali…
A. guru harus memperhatikan kemampuan murid yang berbeda-beda B. pembelajaran sebaiknya dilakukan dalam kelompok kecil
C. guru harus berusaha meningkatkan keaktifan murid D. penguatan dapat meningkatkan motivasi murid dalam belajar
1 - 12
Pembelajaran Kelas Rangkap
6 Secara khusus, PKR mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut, kecuali… A. kadar tinggi WKA
B. keserempakan kegiatan belajar-mengajar C. kontak psikologis guru-murid yang berkelanjutan
D. guru berperan sebagai fasilitator 7 Kadar tinggi WKA ditentukan oleh berbagai factor antara lain…
A. banyaknya waktu menunggu B. kualitas dan kuantitas pengalaman belajar
C. jumlah waktu yang digunakan untuk menyelesaikan tugas rutin D. kualitas dan jumlah pesan kurikulum yang disampaikan guru
8 Ibu Santi yang merangkap kelas IV dan kelas V segera pergi membantu kelompok kelas IV ketika beliau melihat kelompok ini sedang bertengkar, keadaan
ini mencerminkan salah satu prinsip PKR, yaitu… A. kontak psikilogis guru murid yang berkelanjutan
B. keserempakan kegiatan belajar-mengajar C. kebiasaan mandiri
D. pemanfaatan sumber secara efisien 9 Bapak Marthen yang sedang merangkap kelas III dan kelas IV meminta beberapa
murid kelas IV yang pandai untuk membantu beberapa temannya menyelesaikan tugas yang diberikan. Tindakan pak Marthen ini mencerminkan salah satu prinsip
PKR, yaitu… A. kadar tinggi WKA
B. kebiasaan mandiri C. keserempakan kegiatan belajar-mengajar
D. pemanfaatan sumber secara efisien 10 Mealui PKR dapat ditanamkan kebiasaan mandiri pada diri murid karena dalam
PKR, murid lebih banyak mendapat kesempatan untuk… A. bertanggung jawab dalam penyelesaian tugasnya
B. belajar sesuai dengan keinginannya C. membantu guru
D. membantu teman
Pembelajaran Kelas Rangkap
1 - 13
Setelah Anda selesai mengerjakan tes, cocokkan jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang ada di bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban
Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda.
Rumus Jumlah jawaban yang benar
Tingkat pengasaan =
x 100 10
Arti tinggkat penguasaan Anda: 90 - 100 = baik sekali
80 - 89 = baik 70 - 79 = cukup
70 = kurang Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80 atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan sub unit 2. Tetapi bila kurang dari 80 jangan kecewa, ulangilah membaca sub unit 1, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
1 - 14
Pembelajaran Kelas Rangkap
Sub Unit 2
Gambaran PKR yang Ideal dan Praktik yang Terjadi di Lapangan
raktik mengajar dengan merangkap kelas bukan hal yang asing lagi di negara kita ini. Perangkapan kelas juga bukan monopoli SD yang di desadaerah
terpencil saja. Dan bukan saja dikarenakan kekurangan guru. Di daerah perkotaan dan di SD yang gurunya relatif cukup, juga sering diketemukan praktik perangkapan
kelas. Alasan yang sering muncul adalah guru yang berhalangan hadir. Mungkin saja Anda tidak asing lagi dengan perangkapan kelas, atau sampai sekarang Anda
masih mengajar dua kelas atau lebih. Pada sub unit ini Anda dapat mengkaji gambaran PKR yang ideal dan bagaimana praktik yang terjadi di lapangan. Peristiwa
pembelajaran yang disajikan berasal dari pengamatan.
A. Praktik mengajar kelas rangkap di lapangan.
Bacalah dengan baik peristiwa yang disajikan dalam kotak 1, yang merupakan hasil pengamatan di sebuah SD dimana seorang guru sedang mengajar kelas rangkap.
Kotak 1
P
Ibu Indribukan nama sebenarnya mengajar di kelas 3 dan kelas 5. Murid dari kedua kelas tersebut berada pada ruang kelas masing-masing,
tetapi masih bersebelahan. Pelajaran dimulai pukul 07.30. Ibu Indri pertama masuk di kelas 3 dan mulai mengabsen muridnya. Tiba-tiba Nico baru saja
datang, dialog terjadi karena keterlambatan salah satu murid tersebut.
Pembelajaran Kelas Rangkap
1 - 15
Setelah Anda selesai membaca dengan seksama mengenai praktik pembelajaran yang dilakukan bu Indri. Dapatkah Anda menarik kesimpulan ?
Apakah ciri-ciri dari pembelajaran yang dilaksanakan bu Indri dan apakah kelemahan dari pembelajaran tersebut? Bagus Baiklah marilah kita simak
penjelasan-penjelasan berikut ini. Bu Indri sebenarnya tidak melakukan pembelajaran kelas rangkap. Bu Indri
melakukan pembelajaran bergilir. Ia mengajar secara bergilir dari kelas yang satu ke kelas lain dan kembali lagi. Kegiatan belajar mengajar berlangsung tidak serempak.
Apa yang dilakukan bu Indri di kelas 3 dan di kelas 5 hampir tak ada bedanya, Kegiatan bu Indri berikutnya adalah menjelaskan pelajaran
matematika. Sekali-kali berhenti dan bertanya pada murid apakah ada yang belum dimengerti. Kemudian ia memberi soal-soal dipapan tulis
Setelah itu, Ibu Indri masuk ke kelas 5. Di kelas 5 ia juga mengabsen murid dengan
cara yang tidak berbeda dengan apa yang dilakukan di kelas 3. Bahkan terjadi dialog yang agak panjang karena Salma salah satu murid kelas 5 tidak
hadir. Beberapa musid ditanya bu Indri tidak ada yang mengetahui keberadaan Salma. Tapi tiba-tiba Martha cerita kalau pulang sekolah kemarin
bersama Salma, ia badannya panas dan hidungnya mengeluarkan darah.
Kemudian bu Indri menjelaskan pelajaran bahasa Indonesia untuk hari itu. Seperti yang dilakukan di kelas 3 tadi, setelah bu Indri menjelaskan dan
memberi kesempatan bertanya pada murid-murid kelas 5 lalu menulis beberapa soal dipapan tulis dan menyuruh para murid mengerjakannya
secara individual.
Ibu Indri kembali lagi ke kelas 3 menanyakan apakah mereka sudah selesai mengerjakan soal matematika. Kemudian bu Indri menyuruh
beberapa murid untuk bergiliran maju kedepan mengerjakan soal matematika dan secara bersama-sama dengan murid bu Indri memeriksa jawaban murid.
Semua murid dianjurkan untuk mencocokkan dengan jawaban di papan tulis. Sebelum istirahat bu Indri kembali memberi soal matematika sebagai PR.
Selanjutnya bu Indri kembali masuk ke kelas 5. Apa yang dilakukan di kelas 5 sama saja dengan apa yang dilakukan di kelas 3. Mula-mula murid disuruh
maju ke depan mengerjakan soal,memeriksa bersama dan pada akhirnya murid disuruh mencocokkan pekerjaannya dengan jawaban di papan tulis. Bu
Indri kembali memberi soal untuk dikerjakan di rumah, dan selesailah pelajaran bahasa Indonesia hari itu.
1 - 16
Pembelajaran Kelas Rangkap
materinya memang berbeda tetapi strategi pembelajarannya sama. Hal ini berarti bahwa bu Indri melakukan pembelajaran duplikasi.
Bila kita cermati illustrasi pada kotak 1, bagaimana bu Indri memulai pelajaran? ya betul, bu Indri mengabsen murid bahkan pada saat ada murid yang
tidak hadir terjadi dialog panjang dengan murid-murid lain. Belum waktu yang hilang pada saat bu Indri mondar-mandir. Tanpa disadari oleh bu Indri telah terjadi
pemborosan waktu. Bahkan pada saat bu Indri masuk di kelas 3, murid kelas 5 menungggu agak lama. Hal tersebut dapat juga mengakibatkan murid kehilangan
semangat untuk belajar. Pembelajaran berlangsung seragam, dalam waktu yang sama dan untuk
semua murid. Proses pembelajaranpun berlangsung sederhana, mulai dari menerangkan, memberi soal, mengerjakan soal, menyuruh murid maju ke papan
tulis. Pembelajaran seperti ini terkesan monoton. Meskipun murid-murid ditugaskan untuk mengerajkan soal secara individual dan beberapa murid disuruh mengerjakan
di papan tulis, tetapi pembelajaran yang dilakukan oleh bu Indri ini masih jauh dari prnsip-prinsip belajar aktif.
Kontak psikologis antara guru dengan murid sangat terbatas. Guru memang menanyakan kepada murid: “Siapa yang belum mengerti?”, “Siapa yang betul?”.
Tetapi pertanyaan seperti itu tidak dapat mendorong siswa untuk aktif, apalagi hampir tidak dijumpai interaksi aktif dan langsung diantara sesame murid.
Pertanyaan yang diajukan secara umum tersebut, juga tidak berguna untuk mengetahui kesulitan siswa secara perorangan. Lebih-lebih tidak ada upaya bu Indri
untuk mengelilingi kelas dan mendatangi murid yang sedang mengerjakan soal. Agar Anda dapat membandingkan dengan praktik pembelajaran yang
pertama, maka bacalah kembali dengan seksama kesan pada illustrasi berikut ini.
Pembelajaran Kelas Rangkap
1 - 17
Kotak 2
Setelah Anda membaca cuplikan praktik pembelajaran yang dilakukan oleh pak Suruan, maka Anda dapat menemukan jawaban mengapa sebagian besar murid-
murid di kelas 4 dan kelas 5 tidak dapat membaca? Padahal tulisan mereka banyak yang baik dan rapi.
Kebiasaan menyalin bahan pembelajaran yang dilakukan oleh murid-murid yang mungkin sudah berlangsung lama sejak di kelas rendah mengurangi, bahkan
dapat menghilangkan kesempatan untuk membaca. Apakah ketiadaan buku harus diatasi dengan cara menyalin? Apakah tidak ada alternatif lain yang dapat
diupayakan oleh guru? Kalau saja pak Suruan dapat lebih kreatif atau mau berusaha, maka
sebenarnya pak Suruan bisa menyuruh beberapa murid yang mempunyai tulisan baik untuk menulis salah satu bahan ajar sebagai PR. Kemudian esoknya dibagikan
kepada semua murid dan kemudian menyuruhnya membaca dengan keras atau dalam hati.
Sebenarnya mengajar kelas rangkap bukan suatu keadaan yang pantas dituduh sebagai penyebab rendahnya kemampuan murid rendah. Ketidak mampuan
guru dan enggannya guru berupaya lebih keras untuk membelajarkan siswa lebih pantas dikatakan sebagai penyebab utamanya. Apalagi bila guru sudah kehilangan
Bapak Suruan hari itu memulai pengajarannya di kelas 4. Setelah mengucapkan salam dan mengarahkan murid, kemudian pak Suruan
menyuruh murid-murid mengeluarkan buku catatan. Jam pertama adalah pelajaran IPS. Pak Suruan kemudian menyalin salah satu bahan pelajaran
IPS dan sementara menulis di papan tulis pak Suruan mengingatkan supaya anak-anak juga mulai menyalin.
Kurang lebih lima belas menit, pak Suruan telah selesai menyalin kemudian mengingatkan anak-anak untuk menyalin dengan rapi dan
berpesan jangan ramai karena bapak akan mengajar juga di kelas 5. Selanjutnya pak Suruan masuk ke kelas 5 dan memberikan pelajaran
IPA, tentu saja waktu untuk kelas 5 sudah terulur selama kurang lebih lima belas menit. Kemudian pak Suruan menyuruh murid-murid mengeluarkan
buku catatan dan disuruh menyalin bahan pelajaran IPA yang sedang ditulis pak Suruan di papan tulis sampai selesai.
Semua yang dilakukan oleh pak Suruan di dua kelas tadi disebabkan karena murid-murid tidak mempunyai buku. Buku milik gurupun sangat
terbatas sekali dan itupun termasuk buku-buku lama. Di sekolah tersebut juga tidak mempunyai alat peraga, apalagi alat-alat IPA.
1 - 18
Pembelajaran Kelas Rangkap
hasrat untuk mencari inspirasiide-ide agar ia dapat menghasilkan sesuatu yang terbaik bagi anak didiknya.
B. PKR yang Idealyang diinginkan
Pada uraian sebelumnya telah dibahas tentang hakekat PKR. Dari uraian tersebut Anda sudah memahami tentang; definisi PKR, alasan perlunya PKR,
tujuan,fungsi dan manfaat PKR, dan prinsip yang mendasari PKR. Selanjutnya Anda juga telah mengkaji praktiki pembelajaran kelas rangkap yang masih terjadi di
sekolah dasar. Praktik tersebut kita nilai masih banyak kelemahan-kelemahan. Dengan demikian Anda telah mempunyai bayangan bagaimana seharusnya kita
memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut. Baiklah Mari kita kembali mengkaji ilustrasi tentang PKR yang
dilaksanakan di SD. Ilustrasi ini memang bukan yang terbaik, tetapi paling tidak dapat menggambarkan unsur-unsur penting dalam PKR sehingga Anda dapat
menyimpulkan perbedaan-perbedaan dari praktik mengajar kelas rangkap sebelumnya.
Kotak 3 Mungkin tidak banyak yang mengira bahwa di daerah perkotaan
masih ada SD yang mengalami kekurangan guru. Maka mengajar dengan merangkap kelas tak dapat dihindarkan. Hal itulah yang
dialami oleh Pak Theo.
Hari itu Pak Theo mengajar di kelas 5 dan kelas 6. Murid-murid yang terdiri dari dua tingkatan kelas yang berbeda itu diajar dalam satu
ruang kelas dan dalam waktu yang bersamaan. Mata pelajaran kedua kelas itu berbeda, kelas 5 mata pelajaran matematika dan kelas 6
mata pelajaran Bahasa Indonesia. Murid kelas 5 duduk dijajaran sebelah kanan dan kelas 6 duduk dijajaran sebelah kiri. Masing-
masing kelas membentuk kelompok yang terdiri dari 3-5 orang murid. Papan tulispun digunakan untuk kedua tingkat kelas tersebut.
Pak Theo memulai pelajaran dengan mengucapkan selamat pagi. Dengan sikap yang ramah dan senyum yang cerah ia menyapa
anak-anak. Pak Theo kemudian bertanya kepada anak-anak tentang pengalaman mereka ketika berangkat ke sekolah. Markus, salah satu
murid kelas 6 mendapat kesempatan bercerita tantang pengalamannya saat berangkat ke sekolah tadi. Pak Theo tersenyum dan kemudian
memberi kesempatan murid yang lain untuk menceriterakan pengalamannya yang lain. Kali ini Winda murid kelas 5 mendapat
giliran. Winda lalu berceritera bahwa setiap hari ia harus berangkat setengah enam pagi karena rumahnya agak jauh dari sekolah dan ia
Pembelajaran Kelas Rangkap
1 - 19
Selanjutnya Pak Theo memanggil para ketua kelompok, baik dari ketua kelompok kelas 5 maupun ketua kelompok dari kelas 6.
Mereka diberikan wanacabahan bacaan dan meminta agar wacana itu dibaca di kelompok masing-masing secara bergiliran. murid kelas
6 mendapat kesempatan bercerita tantang pengalamannya saat berangkat ke sekolah tadi. Pak Theo tersenyum dan kemudian
memberi kesempatan murid yang lain untuk menceriterakan pengalamannya yang lain. Kali ini Winda murid kelas 5 mendapat
giliran. Winda lalu berceritera bahwa setiap hari ia harus berangkat setengah enam pagi karena rumahnya agak jauh dari sekolah dan ia
harus berjalan kali.
Selanjutnya Pak Theo memanggil para ketua kelompok, baik dari ketua kelompok kelas 5 maupun ketua kelompok dari kelas 6.
Mereka diberikan wanacabahan bacaan dan meminta agar wacana itu dibaca di kelompok masing-masing secara bergiliran.
Apa yang harus dilakukan di dalam kelompok, telah ditulis di papan tulis oleh Pak Theo. Murid-murid diminta membaca petunjuk
di papan tulis dan dipersilahkan bertanya jika ada yang belum jelas. Sementara murid membaca, Pak Theo memantau setiap kelompok
dan mencocokkan jumlah murid yang hadir dengan daftar absent kelas.
Selama murid-murid bekerja Pak Theo berkeliling mengawasi kegiatan dan memantau bila ada yang mengalami kesulitan.
Beberapa saat kemudian ada murid kelas 6 yang angkat tangan dan menyatakan bahwa kelompoknya sudah selesai mengerjakan tugas
bahasa Indonesia, kemudian Pak Theo meminta salah satu anggota kelompok tadi untuk membantu salah satu kelompok di kelas 5 yang
sedang menyelesaikan soal matematika, dan satu murid lagi diminta membantu kelompok lain yang juga mengerjakan tugas bahasa
Indonesia.
Wacanabahan bacaan itu bercerita tentang upaya penduduk yang membuat sebuah jembatan dari bamboo secara gotong royong.
Berapa jumlah bamboo, tali, berapa lama waktu penyelesaian dengan sekian banyak pekerja, berapa ketinggian jembatan jika air
naik sekian centimeter, berapa biaya yang diperlukan, berapa persensumbangan masyarakat setempat, dan sebagainya,sengaja
dimasukkan dalam wacana untuk materi matematika. Sedangkan untuk bahasa Indonesia, apa arti kata-kata musyawarah mewakili
1 - 20
Pembelajaran Kelas Rangkap
Kotak 4 rumpun,curah hujan, dan sebagainya.
Waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas bahasa Indonesia dan matematika berbeda. Sementara kelas 5 masih
menyelesaikan tugas matematika, pak Theo membahas tugas bahasa Indonesia, setiap kelompok mendapat giliran menjawab atau
berkomentar. Beberapa saat kemudian murid kelas 5 juga sudah selesai mengerjakan tugas matematika, Pak Theo membahasnya dan
setiap kelompok juga mendapat giliran mengerjakan di papan tulis. Murid yang lain diminta mencocokkan dengan jawaban yang benar di
papan tulis.
Seperti halnya Pak Theo, Bu Ningsih juga bertugas mengajar dengan merangkap kelas yaitu kelas 4 dan kelas 3. Kelas Bu
Ningsih tampil agak berbeda dengan kelas Pak Theo. Bu Ningsih memanfaatkan sudut ruang kelas sebagai sudut sumber belajar. Di
sudut itu disamping ada buku pelajaran juga ada buku bacaan, guntingan koran, kertas kosong, mainan, pensil warna dan sebagainya.
Di sudut yang lain juga ada beberapa benda yang mengesankan sebagai sudut IPA, karena ada tanaman dalam pot-pot kecil, botol-
botol, kupu-kupu dan belalang yang diawetkan, gambar bagian tubuh manusia, gambar hewan dan juga gambar tumbuhan, beberapa
peralatan listrik seperti lampu, batrey, kabel, dan sebagainya.
Bu Ningsih mulai pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan khabar anak-anak dan juga orang tua mereka. Kemudian
menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh murid kelas 4 dan kelas 3. Anak kelas 3 diminta untuk ke salah satu sudut belajar yang ada buku-
buku dan benda-benda lainnya. Disana ada toples berisi gulungan kertas dan masing-masing anak diminta mengambil satu gulungan
kertas dan kemudian mengerjakan yugas sesuai dengan tulisan yang didapatnya.
Beberapa saat kemudian murid kelas 3 masing-masing terlibat dengan tugasnya. Sementara itu bu Ningsih menerangkan pelajaran
murid kelas 4 tentang ikan gabus, bagaiman ikan itu bernafas, dimana ia hidup, bagaimana berkembang biak dan bagaimana ikan tersebut
mempertahankan hidupnya jika air kering. Bu Ningsih juga bertanya kepada anak-anak bagaimana cara menangkap ikan gabus tersebut.
Beberapa anak menjawab dengan menyebutkan alat-alat yang dapat digunakan untuk menangkap ikan tersebut.
Pembelajaran Kelas Rangkap
1 - 21
Dengan membaca dua peristiwa pembelajaran yang dilaksanakan oleh Pak Theo dan Bu Ningsih, Anda telah mendapat gambaran yang memadai tentang praktik
PKR yang semestinya, walaupun contoh tersebut diatas belum yang terbaik. Baiklah marilah kita bahas bersama mengapa kelas pak Theo dan Bu Ningsih lebih baik bila
dibandingkan praktik perangkapan kelas yang Anda baca terdahulu. Pertama, kelas tampak hidup, murid tampak ceria. Di awal pelajaran Pak dan
Bu guru bertanya, tetapi hampir tak ada kaitannya dengan pelajaran hari itu. Pertanyaan seperti itu dengan tujuan agar murid termotivasi dan secara mental siap
menerima pelajaran hari itu. Kedua, proses belajar berlangsung serempak, apalagi murid yang berbeda
tingkat kelas ada dalam satu ruang. Gangguan yang muncul tidak terlalu serius, sebab ketika guru menerangkan murid dari kelas lain berada di sudut ruang yang
lain. Tidak ada pemborosan waktu karena guru tidak mondar-mandir pindah kelas. Ketiga, guru memanfaatkan ruang kelas yang ada dengan menciptakan sudut
sumber belajar. Sudut sumber belajar dapat memberi peluang bagi murid, tanpa Setelah tanya jawab tentang ikan dan bagaimana cara
menangkapnya, kemudian bu Ningsih meminta anak-anak untuk menggambar ikan dan alat untuk menangkap ikan. Anak-anak
menekuni gambar masing-masing. Bu Ningsih lalu mengunjung murid kelas 3 yang masih menyelesaikan tugasnya, Bu Ningsih
memantau dan memberikan pujian. Kemudian Bu Ningsih meminta anak-anak kembali ke bangku masing-masing dan menjelaskan
pelajaran matematika. Selanjutnya menulis soal matematika di papan tulis, masing-masing murid diminta mengerjakannya.
Bu Ningsih selanjutnya memantau pekerjaan anak kelas 4 dan mengumpulkannya. Selanjutnya Ia menerangkan pelajaran
bahasa Indonesia tentang kalimat aktif dan pasif. Selanjutnya anak-anak diminta membuat karangan singkat dengan
menggunakan kata yang berawalan dan berakhiran. Siapa yang sudah selesai boleh menuju sudut sumber belajar yang ada buku-
buku bacaan
Bu Ningsih kembali ke murid kelas 3, memantau pekerjaan murid secara bergilir, membantu murid yang mengalami kesulitan, Bu Ningsih
juga menerangkan kembali pada murid yang mengalami kesulitan, memberi balikan dan setelah itu mereka diberi soal lagi sebagai PR
1 - 22
Pembelajaran Kelas Rangkap
pengawasan guru murid dapat mempraktikkan konsep belajar menemukan sendiri dan pemecahan masalah.
Keempat, murid aktif, konsep CBSA yang sebenarnya nampak. Murid tidak hanya aktif secara individual tetapi juga kelompok dan berpasangan. Murid yang
lebih dahulu dimanfaatkan untuk membantu temannyatutor sebaya, atau membantu kelas dibawahnyatutor kakak.
Kelima, adanya asas kooperatif-kompetitif, murid bersemangat mengerjakan tugas, apalagi ketika guru mengatakan siapa yang sudah selesai lebih dulu akan
mendapat nilai tambahan, gambar yang terbaik akan dipajang atau siapa yang selesai duluan boleh membaca buku-buku bacaan, dsb.
Keenam, belajar dengan pendekatan PKR yang benar, sangat menyenangkan. Belajar sambil bermain, main sambil belajar dapat diperagakan khususnya bila kita
sedang mengajar kelas rendah. Hal itu nampak saat anak mengambil gulungan kertas dan membaca apa yang menjadi tugas mereka masing-masing.
Ketujuh, ada berhatian khusus bagi murid yang lambat dan yang cepat. Pada yang lambat guru membantu murid yang mengalami kesulitan, bahkan guru
menjelaskan lagi bagian-bagian yang tidak dipahami. Bagi murid yang cepat guru memberikan tugas ekstra, misalnya murid diminta untuk mengambil gulungan kertas
yang berisi soal-soal baik mata pelajaran yang baru saja dijelaskan maupun mata pelajaran lain.
Kedelapan, sumber belajar murid bukan saja berasal dari Depdikbud atau Dinas. Guru PKR dapat melengkapi sumber belajar yang berasal dari lingkungan
sekolah dan lingkungan sekitar. Sudut ruangan menjadi lengkap dengan sumber belajar. Bahkan dapat memupuk tanggung jawab murid dan sara memiliki terhadap
kelas dan sekolah mereka. Kesembilan, prinsip perangkapan kelas tidak hanya dalam bentuk mengajar
dua tingkat kelas atau lebih dalam satu ruang kelas atau lebih dan dalam waktu yang bersamaan. Tetapi perangkapan kelas juga berarti dalam bentuk mengajarkan dua
bidang studi atau lebih dalam satu wacana atau topic. Inilah yang disebut pengajaran terpaduintegrated.
Kesepuluh, guru dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkungan murid. Misalnya ketika guru menjelaskan tentang bagaimana menangkap ikan,
murid-murid menjawab dengan menyebut beberapa alat menangkap ikan yang biasa digunakan di lingkungan sekitar, kemudian murid diminta menggambar alat tersebut.
Nah, dengan demikian Anda semakin memahami dan membedakan antara PKR yang ideal dengan yang biasa terjadi dalam praktik di lapangan.
Pembelajaran Kelas Rangkap
1 - 23
Setelah dapat membedakan PKR yang ideal dan yang terjadi di lapangan, dapatkah Anda menyimpulkan apakah peranan dari guru PKR? Marilah kita juga
menyimak peranan guru PKR tersebut. 1. Sebagai perancang kurikulum, hal ini bukan berarti guru menyimpang dari
kurikulum yang berlaku bahkan untuk membuat yang baru. Tetapi di daerah terpencil yang serba sulit dan serba kurang, tidak semua butir yang tercantum
dalam kurikulum mungkin dilaksanakan dengan memadai. Seringkali mengajarkannya dengan secara berurutanpun mengalami kesulitan. Oleh
karena itu guru PKR harus memilih butir atau bagian kurikulum yang memerlukan penekanan. Atas dasar butir-butir itu guru memutuskan konsep
dan fakta yang akan diajarkannya dan mengurutkan kembali tujuan instruksional yang ingin dicapainya berdasarkan kelas.
2. Sebagai sumber informasi yang kreatif, guru PKR harus kreatif, ia bukan saja menjadi sumber informasi tatapi juga sebagai manusia sumber, berperan
untuk memecahkan keadaan yang serba kurang. Ia harus memberi arahan kepada muridnya agar mereka tidak membuang-buang waktu dan tenaga,
agar setiap murid terlibat dalam segala macam kegiatan. 3. Sebagai Administrator. Agar dapat mencapai hasil yang maksimal, guru
PKR harus merencanakan dan mengatur kelasnya dan jadwal pelajaran dengan seksama. Hasil maksimal dapat dicapai jika guru PKR dapat
melibatkan muridnya secara aktif, bukan saja untuk belajar tetapi juga dapat membantu guru mengajar teman-temannya yang tertinggal. Guru PKR juga
harus mampu memanfaatkan segenap sumber daya yang ada di lingkungan sekolah.
4. Sebagai seorang professional. Guru PKR senantiasa berusaha untuk meningkatkan kompetensinya dan meningkatkan gaya mengajarnya.
Walapun kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau pendidikan lanjutan bagi sebagian guru yang ada di daerah terpencil sulit diwujutkan, tetapi niat
professional harus tetap dipelihara dan yang penting semangat itu selalu ada. Salah satu cirri seorang guru professional adalah juga tidak cepat putus asa.
Manusia dapat mencapai apa saja bila tidak cepat putus asa. 5. Sebagai agen pembawa perubahan. Guru sebagai pengayom dan juga
sebagai sosok yang mewakili misi moral dan nilai dari masyarakat tempat dimana ia bertugas. Guru harus berusaha keras untuk mendatangkan
perubahan yang positif terhadap sikap dan perilaku anggota masyarakat melalui proses pembelajaran di sekolah dan melalui interaksi dengan anggota
masyarakat setempat. Pendek kata guru harus mencari, mendatangkan, dan
1 - 24
Pembelajaran Kelas Rangkap
mengajarkan perubahan yang berguna bagi anak didik, orang tua dan masyarakat.
Latihan
Setelah Anda membaca uraian materi pada sub unit 2, kerjakanlah latihan berikut ini, agar pemahaman Anda menjadi lebih baik. Selamat bekerja dengan
teman. 1. Apakah pembelajaran kelas rangkap dilaksanakan dalam satu ruang kelas
atau lebih? Berilah alasan Anda bila PKR dapat dilaksanakan dalam satu ruang dan juga berilah alasan bila PKR dapat dilaksanakan dalam dua atau
lebih ruang kelas. 2. Sebutkan dan jelaskan kesulitan-kesulitan yang Anda hadapi apabila
Anda melaksanakan pembelajaran kelas rangkap. 3. Selama Anda mengajar satu atau dua jam pelajaran pada dua kelas yang
berada di dua ruangan, berapa waktu yang terbuang begitu saja? Dan kapankah Anda paling banyak melakukan pemborosan waktu tersebut?
4. Cobalah minta teman Anda mengamati cara mengajar Anda dengan praktik PKR, kemudian hasilnya diskusikan bersama, sudahkah Anda
melaksanakan PKR dengan benar?
Petunjuk Jawaban Latihan
Agar Anda dapat mengerjakan dan latihan Anda terarah, maka bacalah terlebih dahulu petunjuk pengerjaan latihan berikut ini.
1. Bicarakan dengan teman-teman Anda aspek apa saja yang akan diamati dalam PKR, kemudian susunlah aspek-aspek tersebut menjadi lembar
pengamatan. Sesuaikan dengan pertanyaan maupun dengan prinsip-prinsip PKR.
2. Setelah melakukan penamatan, segeralah hasil pengamatan tersebut didiskusikan dan balikan dari teman Anda diterima sebagai bahan perbaikan.
3. Pada saat diskusi dengan teman, jangan lupa melihat kembali prinsip-prinsip PKR serta gambaran PKR yang ideal.
Pembelajaran Kelas Rangkap
1 - 25
Rangkuman
Praktik Pembelajaran Kelas Rangkap masih banyak yang menyimpang dari gambaran PKR yang ideal. Pembelajaran yang
berlangsung hanya secara bergilir, sehingga banyak waktu yang terbuang dengan percuma. Pemanfaatan sumber belajar belum maksimal, supervisi
guru terhadap belajar murid masih kurang. Konsep CBSA belum sesuai, kadang pembelajaran membosankan. Sehingga hasil belajar tidak sesuai
dengan dengan harapan. Pembelajaran Kelas Rangkap yang ideal, secara terencana menerapkan
prinsip-prinsip PKR yang ideal menyebabkan belajar menjadi menyenangkan dan menantang, guru menjadi lebih kreatif memanfaatkan
sumber belajar, murid aktif, iklim kelas ceria, menyenangkan, sehingga muncul kerjasama dan persaingan yang sehat antar murid. Pembelajaran
yang seperti ini jelas meningkatkan kadar waktu keaktifan akademikWKA, sehingga hasil belajar juga meningkat.
Guru PKR yang ideal harus mampu berperan sebagai administrator, perancang kurikulum, pembawa perubahan dan penasehat, disamping
professional serta kreatif.
Tes Formatif 2
Untuk mengukur tingkat keberhasilan Anda, kerjakanlah tes formatif 2 berikut ini dengan baik.
Bacalah setiap pernyataanpertanyaan di bawah ini kemudian berilah tanda silangX pada jawaban yang Anda anggap benar.
1. Seorang guru mengajar dengan merangkap kelas 3 dan kelas 4. Guru masuk di kelas 3 dan mulai menjelaskan konsep, sementara kelas 4 menunggu, setelah
selesai guru baru masuk ke kelas 4, sementara kelas 3 menyalin dari papan tulis. Peristiwa itu tidak sesuai dengan prinsip PKR yang ideal karena ….
A. murid tidak aktif belajar B. pelajaran terjadi secara bergilir
C. guru banyak mondar-mandir D. murid belajar dalam dua ruang kelas
1 - 26
Pembelajaran Kelas Rangkap
2. Berkaitan dengan peristiwa pembelajaran pada no 1, kelas 4 harus menunggu, bebrapa saat sehingga……
A. murid menjadi rebut B. kadar WKA rendah
C. suasana kelas tidak menyenangkan D. sumber belajar tidak dimanfaatkan
3. Penerapan PKR yang ideal akan memungkinkan terciptanya hal-hal berikut, kecuali…..
A. terjadinya kerjasama antar murid B. adanya persaingan yang sehat
C. murid merasa tertantang untuk belajar D. beban guru menjadi ringan
4. Menyuruh murid menyalin selama 30 menit dari papan tulis dapat mengurangi kadar WKA karena…..
A. menyalin tidak ada manfaatnya B. murid cepat menjadi bosan
C. memboroskan waktu dan murid tidak belajar D. menyalin dapat dilakukan di rumah
5. Guru yang menerapkan PKR yang ideal, di awal pembelajaran bertanya pada murid tetapi hamper tak ada kaitannya dengan materi saat itu. Untuk apakah hal
itu dilakukan? A. mengulur waktu mengajar
B. Untuk menyiapkan mental anak terhadap pelajaran hari itu C. agar murid terbiasa menjawab pertanyaan
D. agar murid memahami materi materi yang telah disampaikan 6. Sudut sumber belajar yang ditata oleh guru dapat digunakan untuk…..
A. hiasan ruang kelas B. menerapkan konsep belajar sendiri dan pemecahan masalah
C. menyalurkan keinginan guru D. khusus praktik IPA
7. Yang dimaksud guru sebagai perancang kurikulum adalah…. A. guru PKR harus memilih butir kurikulum yang perlu penekanan
B. guru PKR dapat mengusulkan untuk ikut merancang kurikulum C. guru sebagai pelaksana kurikulum
D. guru PKR dapat merancang kurikulum baru
Pembelajaran Kelas Rangkap
1 - 27
8. Guru sebagai administrator, artinya….. A. guru merencanakan dan mengatur kelas serta jadwal pelajaran agar mencapai
hasil yang maksimal. B. guru merangkap sebagai tata usaha
C. administrasi harus dikerjakan oleh guru D. administrasi merupakan tugas tambahan guru selain mengajar
9. Dalam PKR guru dapat memanfaatkan murid sebagai tutor. Hal ini dapat dilakukan sehingga murid yang padai dapat….
A. menunjukkan
kelebihannya B. meringankan beban guru mengajar
C. membantu murid pada kelas yang lebih rendah atau murid di kelas yang sama D. menggantikan peran guru jika guru tidak hadir
10.Guru PKR juga dapat mendatangkan ‘orang sumber’ untuk melatih murid membuat suatu keterampilan dari bambu. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan
bahwa guru….. A. mengetahui sumber-sumber yang ada di desa
B. tidak mampu mengajar keterampilan dari bambu C. mempunyai kemampuan terbatas
D. dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di desa Setelah Anda selesai mengerjakan tes, cocokkan jawaban Anda dengan
Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang ada di bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
pemahaman Anda. Rumus
Tingkat pengasaan =
x 100 Arti tinggkat penguasaan Anda:
90 - 100 = baik sekali 80 - 89 = baik
70 - 79 = cukup 70 = kurang
Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80 atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan modul berikutnya. Tetapi bila kurang dari 80 jangan kecewa,
ulangilah membaca sub unit 2, terutama bagian yang belum Anda kuasai. Jumlah jawaban yang benar
10
1 - 28
Pembelajaran Kelas Rangkap
Kunci Jawaban Tes Formatif
Tes Formatif 1
1. B Yang dirangkap dapat lebih dua kelas dan lebih dari satu ruangan 2. A Kurangnya guru, sehingga guru harus merangkap
3. C PKR tidak menghemat waktu dan tenaga 4. C Dalam pembelajaran, murid dapat belajar tanpa guru
5. B Pembelajaran tidak hanya dilakukan dalam kelompok kecil 6. D Guru sebagai fasilitator bukan secara khusus merupakan prinsip PKR
7. B Kualitas dan kuantitas pengalaman belajar menentukan WKA 8. A Guru menunjukkan adanya kontak psikologis berkelanjutan pada murid
9. D Guru memenfaatkan nara sumber 10. A Kebiasaan tanggung jawab dapat membentuk kemandirian.
Tes Formatif 2
1. B Guru mula-mula mengajar di kelas 5, lalu pindah ke kelas 4. 2. B Karena waktu banyak terbuang.
3. D PKR tidak membuat beban guru menjadi ringan 4. C Yang paling tepat
5. B Merupakan pendahuluan 6. B Merupakan tujuan dari sudut sumber belajar
7. A Merupakan tugas guru dalam menterjemahkan kurikulum 8. A Tugas administrator menatamengatur
9. C Murid sebagai tutor kakak atau tutor sebaya 10. D Guru memanfaatkan sumber daya di lingkungannya
Pembelajaran Kelas Rangkap
1 - 29
Daftar Pustaka
Degeng, I.N.S, 1997. Strategi Pembealjaran Mengorganisasi Isi dengan Model Elaborasi. Malang: Universitas Negeri Malang bekerjasama dengan Biro
Penerbit IPTPI Indonesia. Djalil, A., 2004. Pembelajaran Kelas Rangkap, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta : Universitas Terbuka. Djalil, A., 1984. The Effect of Teacher Training of Specifict teaching Skills,
Criterion, Classroom processes and Student Learning out Comes. Unpublished Doctoral Dissertation, The University of Sydney.
Joni, R., 1996. Pembelajaran Merangkap Kelas Naskah disiapkan untuk Pelatihan Guru Pamong. Jakarta : BP3GSD.
Miller, B.A., 1989. The multigrade Classroom: A Resource Handbook for Small Rural School, Nortwest Regional Educational Laboratory, Oregon.
Pembelajaran Kelas Rangkap
2 - 1
Model Pengelolaan Dan Pembelajaran Kelas Rangkap
Dra. Susilowati, M.Pd
Pendahuluan
nit ini adalah kelanjutan dari unit pertama. Apakah Anda masih ingat dari unit pertama Anda telah memperoleh pemahaman tentang apa pembelajaran kelas
rangkap PKR, mengapa dan untuk apa PKR, dan apa saja prinsip-prinsip PKR. Anda juga telah mengenal praktik-praktik PKR yang terjadi di lapangan. Dengan
demikian Anda tentunya sudah dapat membedakan prinsip dan kenyataan PKR, serta pembelajaran di SD pada umumnya.
Pada unit ini Anda akan mempelajari model-model pengelolaan PKR dan metode pembelajaran dalam PKR. Setelah Anda mempelajari materi pembelajaran
pada unit ini diharapkan Anda mempunyai kemampuan untuk dapat; 1. Menjelaskan prinsip dam model pengelolaan PKR
2. Membandingkan berbagai model pengelolaan PKR di SD 3. Menjelaskan prinsip dedaktik metodik PKR
4. Menerapkan prosedur dasar PKR 5. Menerapkan berbagai model interaksi kelas dalam PKR
Menguasai kemampuan pembelajaran dalam PKR penting bagi setiap guru kelas, baik yang selalu mengajar kelas rangkap di SD kecil maupun bila sewaktu-
waktu harus mengajar kelas rangkap karena ada guru lain yang terpaksa tidak hadir mengajar. Apabila Anda tampil dengan mantap maka, murid Andapun akan merasa
senang untuk belajar karena suasana kelas lebih menarik, menantang dan menyenangkan.
U
UNIT
2
2 - 2
Pembelajaran Kelas Rangkap
Agar Anda dapat tampil sebagai guru PKR yang mantap, dalam unit ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan model pengelolaan dan pembelajaran
kelas rangkap sebagai berikut. 1. Prinsip dan Model Pengelolaan PKR
2. Prinsip didaktik-metodik dan prosedur dasar PKR 3. Model-model interaksi kelas dalam PKR
Ikutilah petunjuk belajar berikut ini, supaya Anda dapat memahami materi dengan lebih baik.
1. Bacalah terlebih dahulu pada bagian pendahuluan, maka Anda akan memahami apa yang diharapkan dari Anda setelah mempelajari materi pada
unit 2 ini. 2. Bacalah bagian demi bagian sampai Anda dapat memahami secara
keseluruhan. Berilah tanda atau garis bawah pada bagian-bagian yang penting.
3. Catat dan ringkaslah pengertian-pengertian pokok dengan bahasa sendiri, kemudian bawalah selalu catatan tersebut sebagai bahan diskusi.
4. Bila Anda menemukan kesulitan dalam memahami materi dalam unit 2 ini, diskusikan dengan teman sejawat atau dengan tutor.
5. Terapkanlah prinsip, prosedur, dan model PKR dalam situasi terbatas melalui simulasi dengan teman sejawat pada saat tutorial tatap muka.
Pembelajaran Kelas Rangkap
2 - 3
Sub Unit 1
Prinsip dan Model pengelolaan Pembelajaran Kelas Rangkap
audara mahasiswa, dapatkah Anda mengingat kembali tentang ciri-ciri utama pembelajaran kelas rangkap? Bila ternyata Anda lupa coba lihatlah sebentar
pada unit pertama. Baiklah, mari perhatikan rumusan singkat mengenai cirri-ciri utama pembelajaran kelas rangkap sebagai berikut.
Pembelajaran kelas rangkapPKR adalah: • Seorang guru
• Menghadapi dua kelas atau lebih, atau satu kelas dengan dua atau beberapa kelompok murid yang berbeda kemampuan.
• Untuk membimbing belajar dalam satu mata pelajaran atau lebih, atau beberapa topik yang berbeda dalam satu mata pelajaran
• Dalam satu atau lebih dari satu ruangan • Pada jam pelajaran yang bersamaan
Pada sub unit 2 ini akan dipelajari tiga model pembelajaran kelas rangkap dan pengelolaannya sebagai berikut.
1. Model PKR 221 : Dua Kelas, Dua Mata pelajaran, Satu Ruangan. 2. Model PKR 222 : Dua Kelas, Dua Mata Pelajaran, Dua Ruangan.
3. Model PKR 333 : Tiga Kelas, Tiga Mata Pelajaran, Tiga Ruangan.
1. Model PKR 221
Pada model PKR 221 ini, seorang guru mengajar dua kelas misalkan kelas 5 dan kelas 6, dengan dua mata pelajaran IPS dan IPA, dalam satu ruangan.
Langkah-langkah pembelajaran pada model ini, dapat diperhatikan matrik berikut ini.
Kegiatanwaktu Kelas V IPS
Kelas VI IPA
1. Pendahuluan10’
Pengantar dan pengarahan dalam satu ruangan; penjelasan skenario dan hasil belajar
2. Kegiatan Inti 120’ Tugas Individual
Kerja Kelompok 3. Kegiatan Inti 220’
Kerja Kelompok Ceramah, Tanya jawab
4. kegiatan Inti 320’ Ceramah,kerja kelompok
Diskusi, Tanya jawab
S
2 - 4
Pembelajaran Kelas Rangkap
5. Penutup
10’ Review, penguatan, komentar dan tindak lanjut. Persiapan
kegiatan belajar berikutnya.
Dalam menerapkan model PKR ini, ikutilah petunjuk sebagai berikut. a. Pada kegiatan pendahuluan, lebih kurang 10 menit pertama, guru memberikan
pengantar dan pengarahan dalam satu ruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu papan tulis dibagi dua. Tuliskan topik dan hasil belajar yang diharapkan dari
kelas 5 dan kelas 6. Ikuti langkah-langkah untuk masing-masing kelas yang akan ditempuh selama pertemuan.
b. Pada kegiatan inti 1,2,3, lebih kurang 60 menit, terapkan aneka metode yang sesuai dengan tujuan untuk masing-masing kelas. Selama kegiatan berlangsung
adakan pemantapan, bimbingan, balikan sesuai dengan keperluan. Gunakan keterampilan dasar mengajar yang sesuai.
c. Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir , berdirilah di depan kelas menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviuw atas materi dan kegiatan yang
baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan. Kemudian berikan tindak lanjut berupa tugas atau apa saja sebagai bahan untuk pertemuan
berikutnya atau mungkin untuk hari berikutnya.
2. Model PKR 222