2 - 12
Pembelajaran Kelas Rangkap
3. Mengelola Kelas PKR
1. Membuka dan Menutup Pelajaran
Sebagai seorang guru, Anda tidak asing lagi dengan kegiatan membuka dan mengakhiri pelajaran. Karena kedua kegiatan itu dilakukan setiap kali mengajar.
Namun setiap guru mempunyai kebiasaan atau cara yang berbeda dengan guru lainnya. Mengapa demikian? Mengajar memiliki sisi keilmuan dan sisi kiat atau seni.
Dan yang membedakan perilaku mengajar guru adalah dalam hal seni atau kiatnya. Seni atau kiat mengajar itu berkenaan dengan bagaimana guru menciptakan interaksi
belajar-mengajar yang berhasi, menarik dan menyenangkan. Sedangkan dari sisi keilmuan berkenaan dengan penalaran guru mengenai apa, mengapa, dan bagaimana
membelajarkan murid. Dimana hal ini mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan, serta intelektual guru yang memadai.
Dalam praktik mengajar, sisi keilmuan dan kiat mengajar harus terpadu dan harus saling mengisi. Hal ini berarti bahwa mengajar harus dapat diwujutkan dalam
praktik dengan baik, dan cara mengajarpun dilandasi oleh prinsip-prinsip keilmuan mengajar. Meskipun kenyataan di lapangan juga tergantung dari kualitas kepribadian
guru. Setiap guru harus menguasai prinsip-prinsip keilmuan mengajar dan memiliki
kiat mengajar. Dibandingkan dengan guru SD lainnya, Anda sebagai guru PKR. Oleh karena itu Anda disamping memiliki ilmu dan kiat mengajar secara umum, juga
harus memiliki ilmu dan kiat mengajar yang lebih khusus. Baiklah Mari kita mengkaji bagaimana membuka dan mengakhiri pelajaran
dalam situasi pembelajaran kelas rangkapPKR. a. Membuka Pelajaran
Perhatikan contoh berikut ini. Seorang guru yang mengajar di tiga kelas dalam mata pelajaran dan dalam satu ruangan PKR 321:
Guru : Selamat pagi anak-anak Murid : Secara serempak, selamat pagi bu guru
Guru : - coba perhatikan, kelas III, kelas IV, dan juga kelasV. - Hari ini kelas III dan kelas IV belajar IPS dan kelas V Bhs Indonesia.
- Kelas V membuat karangan bebas, kelas IV menggambar peta kabupaten, dan kelas III mencari nama-nama kota kecamatan di
kabupaten. Contoh tersebut adalah bagaimana seorang guru SD membuka pelajaran dalam
PKR 321. Pahamilah contoh tersebut bila perlu diskusikan dengan teman Anda, apakah guru tersebut sudah mengucapkan salam pembukaan?, apakah guru sudah
Pembelajaran Kelas Rangkap
2 - 13
berusaha memusatkan perhatian murid? Dan apakah guru juga sudah memberi informasi tentang tugas-tugas mereka?
Baik, mari kita perhatikan bahwa dalam membuka pelajaran ada empat hal pokok yang harus dilakukan oleh guru yaitu:
1 Menarik perhatian murid 2 Menimbulkan motivasi belajar
3 Memberi acuan belajar 4 Membuat kaitan materi
Pahamilah dan hayati dengan baik keempat hal pokok tersebut akan kita bahas satu demi satu sebagai berikut.
1 Menarik perhatian murid Mengajar murid dalam PKR memerlukan perhatian khusus, karena Anda
akan berhadapan dengan kelompok murid lebih dari satu kelas pada saat bersamaan. Pada awal pelajaran sebaiknya semua kelas menjadi satu. Gunakan ruangan yang
cukup atau di luar kelas. Bila PPKR dilaksanakan dalam satu ruangan, setelah pembukaan Anda tinggal meneruskan mengatur penempatan murid tiap kelas dalam
ruangan itu. Tetapi bila PKR dilaksanakan lebih dari satu ruangan, maka setelah pembukaan murid dapat menuju ruangan kelasnya masing-masing untuk meneruskan
pelajaran. Sedapat mungkin hindari melakukan pembukaan pelajaran secara bergilir, sebab hal ini dapat mengakibatkan lamanya waktu tunggu di kelas-kelas berikutnya.
Dan bila hal itu terjadi maka waktu belajar murid di ruang lain menjadi berkurang. Bagaimana menarik perhatian murid pada tahap pembukaan? Ada berbagai
cara untuk membuka pelajaran dapat Anda lakukan antara lain dengan: - Memperlihatkan benda, alat, gambar yang berhubungan dengan materi
pelajaran. - Memberikan salam dan aba-aba perhatian.
- Membunyikan sesuatu, misalnya peluit. Semua itu dilakukan untuk menarik perhatian murid agar memperhatikan
guru. Dapatkah Anda menyebutkan cara-cara lain menurut pengalaman Anda untuk menarik perhatian murid? Ingatlah bahwa menarik perhatian merupakan langkah
pertama dalam membuka pelajaran, dan banyak cara yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian murid.
2 Menimbulkan Motivasi Motivasi belajar sangat penting dimiliki oleh setiap murid dalam belajar.
Bagamana guru dapat mendorong murid untuk mampu dan terbiasa dalam belajar juga sangat penting. Dapatkah Anda mengingat kembali apa yang dimaksud dengan
2 - 14
Pembelajaran Kelas Rangkap
motivasi belajar? Baiklah mari sama-sama kita ingat. Motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam diri murid dan dari luar diri murid untuk
mengalami perubahan perilaku dalam bentuk pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan. Motivasi yang berasal dari diri murid disebut motivasi instrinsik,
misalnya kemauan, kebutuhan, semangat, rasa senang dan sebagainya. Motivasi yang berasal dari luar diri murid disebut motivasi ekstrinsik, misalnya guru dan apa saja
yang dilakukan guru untuk membuat murid mau, mampu dan biasa belajar, bahkan lingkungan belajar, kelas, bahan, sumber belajar dan sebagainya. Motivasi belajar
instrinsik dan ekstrinsik harus ditimbulkan secara terpadu. Dengan demikian kedua motivasi tersebut menjadikan energi atau daya yang
dapat menggerakkan murid untuk belajar, yaitu mengalami perubahan perilaku. Bagaiman agar guru dapat menimbulkan motivasi terhadap murid? Paling tidak ada
empat cara yang dapat Anda lakukan sebagai guru PKR dalam menimbulkan motivasi yaitu:
a Menunjukkan kehangatan dan semangat b Menimbulkan rasa ingin tahu
c Mengemukakan ide yang bertentangan d Memperhatikan minat murid
a Kehangatan dan semangat. Kehangatan seorang guru terhadap muridnya nampak pada penampilannya
yang ceria dan bersahabat, tidak angker dan tidak menakutkan. Adanya perhatian yang penuh dengan kesungguhan dan ketulusan, tidak memberi kesan asal-asalan dan
terpaksa. Semangat atau keantusiasan guru dalam menghadapi muridnya nampak dari
bagaimana santun bahasanya yang akrab. Bersemangat atau ada gairah dalam melakukan tugasnya sebagai guru.
b Menimbulkan sara ingin tahu. Rasa ingin tahu murid tampak dari adanya perhatian murid pada saat guru
berbicara atau bertanya terhadap materi dan kaitan materi yang sedang dipelajari. Untuk dapat menimbulkan rasa ingin tahu guru harus berefikir dan berbicara secara
logis dan sistimatis. Misalnya bila guru akan mengajarkan konsep makanan yang bergizi, maka guru akan bertanya pada murid sebagai berikut “ Anak-anak dapatkah
kamu menyebutkan makanan yang kita makan sehari-hari?” Apa lagi? Siapa yang dapat menyebutkan Apa yang kalian sebutkan banyak yang benar. Mari kita lihat
sekarang tentang cirri-ciri makanan bergizi. c Mengemukakan ide yang bertentangan
Pembelajaran Kelas Rangkap
2 - 15
Ide atau pendapat yang bertentangan dapat menimbulkan disonansi kognitif, yaitu: situasi dalam pikiran seseorang yang penuh pertanyaan. Dan pada gilirannya
dapat menimbulkan dorongan belajar bagi murid. Untuk dapat menimbulkan ide yang bertentangan guru dapat menyajikan suatu kasus atau cerita bermasalah. Kasus
itu dapat berupa kejadian yang sesungguhnya. Misalnya diambil dari berita di surat kabar.
d Memperhatikan minat siswa Minat dapat diartikan sebagai rasa tertarik pada sesuatu. Minat seseorang
biasanya nampak dari perhatian dan kebiasaan. Minat seseorang dapat terpusat pada sesuatu hal yang dirasakan memberi kepuasan batin atau bermula dari tuntutan.
Setiap orang memiliki minat yang berbeda dari orang lain, baik dalam jenis maupun kadarnya. Minat juga berkaitan dengan kebutuhan. Misalnya seseorang yang
memiliki kebutuhan rasa aman, biasanya ia punya minat pada olah raga bela diri. Oleh karena itu hendaknya guru memperhatikan minat murid, motivasi harus
dikaitkan pada variasi minat murid. 3 Memberi Acuan Belajar
Proses belajar pada pendidikan formal antara lain ditandai oleh keterarahan. Keterarahan adalah wujud dari proses belajar yang terpadu dan terkait pada tujuan
belajar. Dan keterpaduan harus dimulai pada saat pembukaan pelajaran. Acuan atau rambu-rambu yang diberikan pada awal pelajaran dapat memberi jalan bagi
terjadinya proses belajar yang berorientasi pada tujuan. Tentu Anda masih ingat tentang dampak instruksional dan dampak pengiring belajar. Agar dapat menjamin
keterarahan belajar, maka pada awal pembelajaran guru perlu memberi acuan. Ingat juga Anda sebagai guru PKR, jadi dalam hal ini yang dimaksud adalah acuan dalam
situasi PKR. Ada beberapa cara dalam memberikan acuan yaitu:
a Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas b Menyarankan langkah-langkah yang akan ditempuh
c Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas d Mengajukan pertanyaan
a Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas Tujuan merupakan gambaran perilaku yang diharapkan terbentuk setelah
proses pembelajaran. Pada awal pembelajaran guru harus mengemukakan tujuan pembelajaran, hal ini penting agar dapat memberi arah pada proses belajar. Dalam
PKR, tujuan pasti bersifat multi level dan multi dimensional. Tujuan belajar untuk
2 - 16
Pembelajaran Kelas Rangkap
kelas IV, V, VI, dalam PKR pasti memiliki tujuan yang beraneka dalam tingkat kelas maupun bidangnya.
Sebagai contoh tujuan yang bersifat multi level dan multi dimensional adalah: Kelas IV dan kelas V belajar IPS dengan topik kekayaan alam. Tujuan yang
diharapkan bagi murid kelas IV adalah murid dapat mengidentifikasi sumber daya alam. Sedang untuk kelas V murid dapat memberi contoh pemanfaatan sumber daya
alam. Kelas VI akan belajar PPKN dengan tujuan agar murid dapat memcahkan kasus pencemaran lingkungan dari sudut hukum.
Batas tugas merupakan garis batas yang dapat dipakai pedoman oleh murid seberapa jauh mereka harus melakukan suatu tugas atau pengalaman belajar. Batas
tugas secara konseptual tampak dalam tujuan dan prosedur kegiatan belajar yang akan dilalui. Baik batas tugas maupun tuuan sebaiknya dikemukakan pada awal
pelajaran sebagai acuan bagi murid dan juga bagi guru dalam menjalani proses pembelajaran pada tahap kegiatan yang akan berlangsung.
b Langkah-langkah yang akan ditempuh. Langkah-langkah yang akan ditempuh sering disebut strategi instruksional.
Langkah-langkah tersebut berisi urutan kegiatan yang dirancang oleh guru dalam mencapai tujuan belajar. Dalam PKR 321, harus dikemukakan dengan jelas urutan
kegiatan yang harus dilakukan oleh masing-masing kelas IV, V, dan VI. Dengan demikian pada masing-masing kelas itu akan dapat memperoleh pengalaman belajar
yang sistematis dan terancang untuk mencapai tujuan dengan baik. c Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas
Pada setiap tahap kegiatan pembelajaran harus ditemukan apa yang menjadi masalah pokok sebagai pusat perhatian proses belajar. Masalah pokok biasanya
berupa konsep yang akan dibahas. Dan masalah pokok perlu dikemukakan pada awal pelajaran.
d Mengajukan pertanyaan Pada awal pelajaran guru dapat mengajukan pertanyaan pemicu. Maksudnya
sebagai pemandu awal yang berfungsi memberi acuan bagi murid dalam belajar. Pertanyaan pemicu dapat dikaitkan dengan benda, peristiwa, gambar yang digunakan
pada saat guru menarik perhatian murid. Pertanyaan pemicu dapat disusun mulai dari pertanyaan sederhana misalnya apa, dimana, tahun berapa, sampai pertanyaan yang
lebih rumit misalnya mengapa, bagaimana, apa akibatnya dan sebagainya.
Pembelajaran Kelas Rangkap
2 - 17
4 Membuat kaitan materi Membuat kaitan materi pada awal pelajaran sangat penting, karena akan
menghubungkan pengalaman lama dengan pengalaman baru. Bila pengalaman lama dengan pengalaman baru dapat dihubungkan dengan baik, maka proses belajar akan
berlangsung lebih bermakna. Membangun kaitan materi dengan melalui : a Pertanyaan appersepsi, yaitu pertanyaan mengenai bahan lama yang telah
dipelajari sebelumnya. Dari pertanyaan ini diharapkan dapat diperoleh jawaban yang menggambarkan perilaku awal murid, yang berupa sikap,
nilai, dan keterampilan yang telah dikuasai sebelum memulai pelajaran baru. b Merangkum materi yang lalu dengan maksud untuk memtakan apa saja yang
telah dipelajari murid. Apabila jawaban pertanyaan appersepsi dan rangkuman dipadukan, maka
guru akan dapat membaca bekal belajar murid sehingga materi baru dapat dikaitkan untuk menghasilkan proses belajar yang yang bermakna. Bagi murid akan dapat
melihat nilai tambah apa yang akan diperoleh setelah mempelajari materi baru.
b. Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran sama pentingnya dengan menutup pelajaran, walaupun berbeda tujuan dan fungsinya. Untuk menutup pelajaran sebaiknya dilakukan secara
bersama-sama dimana semua murid dari kelas yang dirangkap hadir dalam satu ruangan atau satu tempat.
Ada tiga kegiatan pokok yang harus dilakukan guru dalam menutup pelajaran yaitu:
1 Meninjau kembali 2 Mengadakan evaluasi penguasaan murid
3 Memberikan tindak lanjut Marilah ketiga pokok kegiatan tersebut kita bahas satu per satu.
1 Meninjau kembali. Untuk mengecek apakah pengalaman belajar murid sudah memenuhi tuntutan
pedagogis sebagaimana diisyaratkan dalam tujuan perlu ditinjau kembali. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan cara merangkum atau membuat ringkasan.
Rangkuman sebaiknya dibuat guru dengan melibatkan murid. Dengan demikian murid dapat memahami apa saja yang telah dipelajari dalam pembelajaran.
2 Mengadakan evaluasi penguasaan murid Salah satu indikator keberhasilan pembelajaran adalah tercapai tidaknya
penguasaan murid mengenai materi pelajaran sesuai dengan tujuan yang digariskan.
2 - 18
Pembelajaran Kelas Rangkap
Untuk maksud tersebut guru perlu mengadakan evaluasi formatif pada akhir pelajaran. Evaluasi tersebut dapat dilakukan dengan cara:
a Mendemonstrasikan keterampilan. b Menerapkan ide baru pada situasi lain
c Mengemukakan pendapat sendiri d Memberikan soal-soal secara tertulis
3 Memberikan tindak lanjut Tindak lanjut berfungsi untuk menghubungkan materi dan pengalaman
belajar baru dengan pengalaman yang akan datang. Tindak lanjut dapat dilakukan dengan cara memberi pekerjaan rumah, merancang sesuatu, mengkomunikasikan
sesuatu.
2. Mendorong Belajar Aktif dan Membiasakan Belajar Mandiri.