Pembelajaran Kelas Rangkap
5 - 7
Dengan adanya beberapa alasan tersebut, dapat dipahami bahwa calon guru SD selain memiliki kemampuan melaksanakan 8 keterampilan-keterampilan
mengajar, yang ditetapkan sebagai kompetensi dasar guru, juga harus memiliki keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
C. Variasi Pengorganisasian
Penggunaan variasi pengorganisasian dimaksudkan agar murid terhindar dari perasaan jenuh dan membosankan, yang menyebabkan perasaan malas menjadi
muncul. Dalam mengorganisasi sepantasnya tidak monoton, berulang-ulang, dan menimbulkan rasa kesal pada diri murid. Karena itu variasi pengorganisasian sangat
penting dalam upaya memelihara dan meningkatkan kualitas pembelajaran kelas rangkap.
Variasi pengorganisasian merupakan keterampilan guru di dalam menggunakan bermacam-macam kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar
peserta didik sekaligus mengatasi kebosanan atau kejenuhan dan menimbulkan minat, gairah, dan aktivitas belajar yang efektif.
Variasi pengorganisasian,
mencakup penggunaan pola interaksi multi arah
artinya antara guru dengan murid, murid dengan guru atau murid dengan murid. Variasi pengorganisasian mencakup pengelompokan siswa, penataan ruang, dan
variasi pemanfaat sumber belajar.
a. Variasi pengelompokan siswa
Dalam pembelajaran kelas rangkap, keaktifan kelompok merupakan salah satu kunci keberhasilan belajar siswa. Agar guru dapat mengaktif-kan
kelompok sebaiknya guru memahami prinsip-prinsip dasar pembela-jaran kelas rangkap.
Oleh karena itu apabila guru ingin mengaktifkan kelompok sebaiknya guru mengadakan persiapan yang cukup matang. Guru hendaknya terlebih dahulu
memahami secara mendalam tujuan yang akan dicapai dan topik yang akan dipelajari siswa. Dengan demikian guru akan dapat menentukan langkah-
langkah yang harus ditempuh siswa, merumuskan masalah yang menjadi pusat perhatian diskusi, membimbing diskusi
kelompok, dan mengadakan variasi dalam pola interaksi dan kegiatan. Dalam pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap pengelompokkan siswa
merupakan suatu keharusan guna menjamin proses belajar siswa agar tetap efektif. Mengenai pengelompokkan belajar siswa ini terdapat beberapa variasi
yang dapat dipilih sesuai kebutuhan UNESCO: 1988, yaitu pengelompokan siswa atas dasar rombongan belajar, kesamaan kemampuan, kemampuan
8 – 5
Pembelajaran Kelas Rangkap
campuran, kesamaan usia, kompatibilitas siswa, dan sesuai kebutuhan pembelajaran. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut :
1 Pengelompokan murid berdasarkan rombongan belajar Dalam hal ini pembagian kelompok berdasarkan kelasnya. Hal ini
dilakukan jika dalam pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap meng- gunakan model pengelolaan PKR 111, PKR 211, PKR 221, dan PKR 311
yaitu bentuk pelaksanaan PKR dalam satu ruangan. Misalnya kelas III, kelas IV, dan kelas V di dalam satu ruangan. Ini berarti dalam satu
ruangan ada tiga kelompokrombongan siswa sesuai kelasnya. Jadi pengelompok tersebut bertolak pada status administrasi siswa, dan
pengelompokkan lebih bersifat formal. Pengelompokkan seperti ini memudahkan guru dalam pencatatan kehadiran, penilaian, dan pengaturan
tugas, sehingga memudahkan dalam mengadminis-trasikan. Ditinjau dari perlakuan proses pembelajaran cara tersebut tidak memberi ruang bagi
pemanfaatan kemampuan siswa secara silang atau lintas kelas. Selain itu bisa juga terjadi kesukaran memba-ngun kebersamaan dalam belajar
manakala pada suatu ketika ada kelas yang siswanya hanya beberapa orang sedang kelas lain siswanya cukup banyak.
2 Pengelompokkan murid berdasarkan kesamaan kemampuan Kemampuan siswa berbeda satu sama lain. Dari sekian banyak siswa
tentu ada yang kemampuannya kurang lebih sama. Data kemampuan siswa dapat diperoleh dari hasil tes kemampuan atau catatatan prestasi
belajar sebelumnya. Berangkat dari hasil tes tersebut murid dikelompokkan ke dalam murid kelompot di atas rata-rata, kelompok
rata-rata, dan kelompok di bawah rata-rata. Untuk melaksa-nakan pengelompokkan tersebut bisa diberikan tes kemampuan umum TKU
atau yang sejenisnya sejak siswa memasuki SD atau setiap awal tahun. Dapat pula semata-mata didasarkan hasil atau prestasi belajar yang
tercantum pada buku rapor. Bahan belajar yang diberikan bukan dikemas berdasarkan kelas tetapi atas dasar kemampuan itu sesuai dengan prinsip
belajar tuntas atau “mastery learning”. 3 Pengelompokan murid berdasarkan kemampuan campuran
Di kelas sering kita jumpai murid yang memiliki kesamaan bakat dan keterampilan dalam berbagai bidang yang diperlukan untuk menangani
suatu suatu proyek belajar. Misalnya “pembuatan peta”, “memasak suatu jenis makanan dengan menu tertentu”, dan melakukan suatu
percobaan. Diperlukan sejumlah siswa dengan berbagai kemampuan,
Pembelajaran Kelas Rangkap
5 - 9
bakat, dan minat, dalam setiap kelompoknya. Agar proyek belajar itu benar-benar dapat ditangani secara bersama-sama dengan pembatasan
tugas sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya. Kelompok ini memanfaatkan perbedaan untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Pengelompokkan ini lebih bersifat sementara, sesuai kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Dalam kelompok ini murid yang menonjol pada
mata suatu pelajaran dapat membantu murid lain yang kemampuannya kurang atau rendah.
4 Pengelompokkan murid berdasarkan kesamaan usia Murid yang seusianya biasanya memiliki kemampuan dan kecapatan
belajar yang hampir sama. Murid suatu kelas dapat dipecah ke dalam kelompok murid berdasarkan persamaan usia. Pengorganisasian murid
SD khususnya dalam pengelompokkan murid dapat dipakai untuk sementara waktu sesuai kebutuhan dan sasaran pembelajaran. Misal siswa
kelas III dan IV dalam suatu ruangan usianya ada yang sama, meskipun jenjang kelas berbeda.
5 Pengelompokkan berdasarkan kompatibilitas murid Setiap murid memiliki hubungan pertemanan yang didasarkan pad rasa
saling menyukai atau rasa persahabatan. Dasar pertemanan biasanya karena tempat tinggal berdekatan, duduk di kelas selalu bersama, sering
mengerjakan tugas atau belajar bersama, dan karena memiliki kegiatan yang sama di luar sekolah. Terbentuk kelompok seperti ini bersifat alami.
Pengelompokkan ini didasarkan adanya kebutuhan pembelajaran, yaitu karena adanya tugas berkaitan dengan kedekatan tempat tinggal. Contoh
membuat denah kampung, desa, atau komplek perumahan. 6 Pengelompokkan murid sesuai kebutuhan pembelajaran
Dalam pembelajaran telah dirumuskan tujuannya oleh guru. Terca-painya tujuan itu perlu dukungan dengan pengelompokkan murid sesuai
kebutuhannya. Contoh konkrit yaitu; dalam simulasi atau bermain peran atau permainan, murid dikelompokkan sesuai dengan tugas dan atau
peran yang harus dilakukan pada saat siswa itu. Pengelompokkan murid sesuai kebutuhan dapat pula dilakukan pada kegiatan karyawisata murid.
Dalam karyawisata ada yang bertugas mengamati dan mencatat, mewawancarai dan mencatat, mengambil foto dan sebagainya.
Dalam pembelajaran kelas rangkap dasar pengelompokan siswa harus divariasi untuk menghindari kejenuhan, kebosonan, dan untuk menum-buhkan gairah
belajar.
10 – 5
Pembelajaran Kelas Rangkap
b. Variasi penataan ruang