Pembelajaran Kelas Rangkap
1 - 5
2. Alasan Demografis
Mengajar murid dengan jumlah yang kecil, atau murid yang tinggal di pemukiman yang jarang penduduknya, maka PKR merupakan pendekatan yang tepat
dan praktis. Bagaimana dengan daerah perkotaan, apakah alasan demografis juga berlaku? Ingatkah Anda pada saat SD Inpres dibangun, dan apapula yang terjadi
beberapa tahun kemudian? Ya, ada beberapa SD di perkotaan mengalami kekurangan murid. Dengan demikian setiap tingkatan kelas hanya beberapa saja muridnya. Agar
tidak ada pemborosan dalam tenaga guru, maka PKR merupakan cara pembelajaran yang dapat dibilang praktis dan ekonomis.
3.Kekurangan Guru
Meskipun jumlah guru secara keseluruhan bisa dikatakan cukup, namun pada kenyataannya masih ada keluhan kekurangan guru, terutama di daerah-daerah
terpencil. Apalagi bila secara geografis daerah tersebut sulit dijangkau, maka akan membuat guru takut ditugaskan di daerah itu. Rendahnya minat guru untuk mengadu
nasib di daerah terpencil, juga disebabkan beberapa faktor. Misalnya mahalnya harga keperluan sehari-hari, sulitnya alat transportasi, gaji yang terlambat, bahkan terbatas
peluang untuk mendapatkan pengembangan karirnya. Oleh karena itu untuk menjadi guru di daerah seperti itu perlu adanya keeklasan dan penuh sukacita, dan kesiapan
mental dari guru tersebut.
4. Keterbatasan Ruang Kelas
Di daerah yang jumlah muridnya sangat sedikit, tidak memerlukan ruang kelas lebih banyak. Tetapi, di daerah lain meskipun sudah mempunyai ruang kelas
sesuai dengan jumlah tingkatan kelas, masih belum cukup karena jumlah rombongan belajar lebih besar.
Nah untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu menggabungkan dua atau lebih klas yang diasuh atau dibimbing oleh seorang guru. Dengan demikian
PKR diperlukan.
5. Kehadiran guru
Ketidak hadiran guru , bukan saja dialami oleh sekolah di daerah terpencil, di kota besar pun juga mengalaminya. Seperti di Jakarta, musibah banjir dapat
menghambat kehadiran guru untuk melaksanakan tugasnya. Guru yang tidak kena musibah harus mengajar kelas yang tidak ada gurunya. Belum lagi alasan lain
misalnya sakit, cuti, atau ada kegiatan berberkaitan meningkatkan professional dan kualifikasi guru.
1 - 6
Pembelajaran Kelas Rangkap
C. TUJUAN, FUNGSI, DAN MANFAAT PKR
Deklarasi Education of all, atau pendidikan untuk semua orang telah dicetuskan oleh para ahli pendidikan, tokoh masyarakat, politisi dan pemerintah
tahun 1990. Pada saat itu pemerintah telah mencanangkan wajib belajar sembilan tahun. Setiap anak Indonesia, meskipun berada di daerah yang sulit, kecil dan
terpencil harus menyelesaikan pendidikan di SD dan kemudian melanjutkan ke SMP. Tetapi bagaimana dengan guru dan bangunan ruang belajar? Apakah
pemerintah melengkapi semuanya itu terlebih dahulu, baru kemudian mencanangkan wajib belajar sembilan tahun? Rupanya PKR dapat menjawab keterbatasan yang kita
hadapi. PKR juga dapat dilaksanakan oleh guru yang memahaminya. Dengan demikian, tujuan, fungsi, dan manfaat PKR dapat kita kaji dari
aspek berikut.
1. Kuantiti dan Ekutiti
Dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada, PKR memungkinkan kita untuk memenuhi asas kuantitijumlah dan ekutitipemerataan. Dengan jumlah guru
yang kita miliki saat ini, kita dapat memberikan pelayanan pendidikan dan pengajaran yang lebih luas dan mencakup jumlah murid yang lebih besar jumlahnya,
disamping itu kita mampu memberikan layanan yang lebih merata.
2. Ekonomis
PKR memungkinkan pemerintah dan masyarakat dapat mengurangi biaya pendidikan. Betapa tidak, dengan seorang guru atau beberapa guru saja proses
pembelajaran dapat berlangsung. Demikian juga dengan satu ruang atau beberapa ruang kelas, proses pembelajaran tetap dapat berlangsung. Jadi secara ekonomis
biaya pendidikan yang ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat akan lebih kecil. Oleh karena itu, dengan jumlah dana pendidikan yang sama, perluasan pelayanan
pendidikan dapat diberikan hingga ke daerah yang sulit, kecil, dan terpencil sekalipun.
3. Paedagogis
Sudah seringkali bahwa pendidikan kita dikritik sebagai system yang belum mampu menghasilkan lulusan atau tenaga kerja yang mandiri. Lulusan kita
dinilai kurang kreatif, bahkan cenderung pasif dan mudah menyerah. Pengalaman sejumlah negara yang mempraktikkan PKR menunjukkan bahwa, strategi ini mampu
meningkatkan kemandirian murid. Apabila Anda mempelajari lebih lanjut
Pembelajaran Kelas Rangkap
1 - 7
pembahasan unit-unit dalam PKR, maka Anda akan menyimak bahwa seorang guru dalam PKR akan berusaha agar murid aktif dan mandiri.
4.Keamanan
Dengan pendekatan PKR, pemerintah dapat mendirikan SD di lokasi yang mudah dijangkau oleh anak. Dengan demikian kekawatiran orang tua terhadap
keselamatan anaknya berkurang. Mengunjungi SD yang jauh dapat menyebabkan anak terlambat masuk sekolah, meningkatnya pengulangan kelas atau putus sekolah.
Bahkan mungkin saja terjadi kecelakaan pada saat murid pergi atau pulang sekolah.
D. PRINSIP-PRINSIP YANG MENDASARI PKR
Pembelajaran Kelas Rangkap PKR, merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang perlu dikuasai oleh guru SD. Sebagai salah satu bentuk
pembelajaran, PKR mengikuti prinsip-prinsip pembelajaran secara umum, seperti bentuk-bentuk pembelajaran yang lain.
Pembelajaran mengandung makna yang berbeda dari kegiatan belajar- mengajar. Pada kegiatan belajar-mengajar, mengandung makna ada guru yang
memungkinkan terjadinya belajar. Sedangkan pada pembelajaran, kegiatan belajar dapat terjadi dengan atau tanpa guru. Artinya, murid dapat belajar dalam berbagai
situasi tanpa tergantung pada guru. Misalnya, murid dapat belajar dari buku, berdiskusi dengan teman atau mengamati sesuatu. Tetapi perlu diingat bahwa dalam
pembelajaran peran guru sangat penting, misalnya pada awal, saat kegiatan, atau akhir kegiatan.
Disamping prinsip-prinsip pembelajaran secara umum, PKR mempunyai prinsip khusus sebagai berikut.
1. Keserempakan Kegiatan Pembelajaran
Dalam PKR guru menghadapi dua kelas atau lebih pada waktu yang bersamaan. Oleh karena itu, prinsip utama PKR adalah kegiatan belajar mengajar
terjadi secara bersamaan atau serempak. Kegiatan yang terjadi secara serempak itu harus bermakna, artinya kegiatan tersebut mempunyai tujuan yang sesuai dengan
tuntutan kurikulum atau kebutuhan murid dan dikelola dengan benar. Dengan demikian, jika ada kegiatan yang dikerjakan murid hanya untuk mengisi kekosongan
saja , maka bukan PKR yang diharapkan.
1 - 8
Pembelajaran Kelas Rangkap
2. Kadar Waktu Keaktifan Akademik WKA tinggi.