Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

24 tahap dimana anak mulai menggunakan penalaran dan ingin tahu jawaban dari semua pertanyaan. Hal ini disebut intuitif karena anak merasa yakin akan pengetahuan dan pemahaman mereka, namun tidak menyadari bagaimana mereka bisa mengetahui cara-cara apa yang mereka ingin ketahui. Mereka mengetahui, tetapi tanpa menggunakan pemikiran rasional. Tahap Operasional Konkret 7 –11 tahun, yaitu tahap dimana anak mampu mengoperasikan berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda konkret. Jadi, dalam proses pembelajaran sebaiknya menggunakan benda-benda nyata untuk merangsang pemahaman siswa Kemudian tahap Operasional Formal 7 –15 tahun, yaitu tahap dimana anak sudah mampu berpikir abstrak, idealis, dan logis. Berdasarkan pendapat para ahli, maka anak usia sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret, sudah mampu mengoperasionalkan berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda konkret dan belum bisa berpikir secara abstrak. Anak usia sekolah dasar masih senang belajar sambil bermain, bergerak, dan belajar dalam kelompok. Hal ini sesuai dengan penerapan model gallery walk yang langkah-langkahnya dilakukan secara berkelompok dan berkeliling dalam kelas. Guru perlu memahami karakteristik siswa, sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam melaksanakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.1.7 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Proses interaksi manusia membutuhkan suatu alat komunikasi yang disebut bahasa. Poerwanti, dkk. 2009: 1-11 mengemukakan bahwa bahasa adalah suatu alat komunikasi antar anggota masyarakat yang berupa lambang 25 bunyi suara dan dihasilkan oleh alat ucap manusia. Selain itu berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 Bab XV pasal 36 dalam Poerwanti, dkk. 2009: 3.19 bahasa negara ialah bahasa Indonesia dan berfungsi sebagai: 1 bahasa resmi kenegaraan, 2 bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, 3 bahasa resmi untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintahan, dan 4 alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Mulyasa 2007 dalam Sufanti 2012: 11 mengemukakan bahwa bahasa Indonesia dijadikan mata pelajaran wajib yang diajarkan di sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan KTSP, mata pelajaran ini mendapat alokasi waktu 5 jam per minggu. Badan Nasional Satuan Pendidikan 2006 dalam Sufanti 2012: 11-2 menyatakan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Berdasarkan rumusan tersebut menunjukkan bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam bersosialisasi dengan sesama dalam berbagai kesempatan baik resmi, maupun tidak resmi, dengan berbagai alat komunikasi baik lisan maupun tulis. Menurut Sufanti 2012: 12 pembelajaran bahasa Indonesia dimaksudkan agar daya apresiasi siswa terhadap hasil sastra Indonesia tumbuh dengan baik. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa sekolah dasar adalah untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia sesuai dengan 26 kemampuan, kebutuhan, dan minatnya Andayani 2014: 131. Sedangkan menurut Badan Standar Nasional Pendidikan 2006 dalam Sufanti 2012: 12-3 mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa mempunyai kemampuan sebagai berikut: 1 berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tertulis; 2 menghargai bahasa dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; 3 memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; 4 menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial; 5 menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; 6 dan menghargai dan membanggakan khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia memfokuskan pada empat keterampilan berbahasa. Tarigan 2013: 1 mengemukakan bahwa keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu: 1 keterampilan menyimak listening skills, 2 keterampilan berbicara speaking skills, keterampilan membaca reading skills, dan 4 keterampilan menulis writing skills. Proses pembelajaran harus dilaksanakan secara terpadu, artinya setiap materi harus saling berkaitan dengan usaha peningkatan keterampilan berbahasa. Berdasarkan pengertian menurut para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran wajib yang dibelajarkan mulai dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar yaitu agar siswa memiliki kemampuan berbahasa, sehingga mampu berkomunikasi dengan sesama secara efektif. 27

2.1.8 Keterampilan Menulis

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBACA INTENSIF PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PAKUNDEN KABUPATEN BANYUMAS

2 73 336

KEEFEKTIFAN MODEL SAVI TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA SD KELAS V GUGUS JENDERAL SUDIRMAN

3 44 169

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL INDUKTIF KATA BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PRIGI KABUPATEN BANJARNEGARA

10 63 187

Keefektifan Model Pembelajaran Mind Mapping Materi MengapresiasiKarya Seni Rupa Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Ranjingan Banyumas

3 80 261

PENGEMBANGAN PERMAINAN PVC HOKI UNTUK PEMBELAJARAN PENJAS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 SOKAWERA KECAMATAN SOMAGEDE KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2014 2015

1 10 137

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN PRIBADI SISWA KELAS ATAS SD NEGERI 2 SOKAWERA KECAMATAN PATIKRAJA KABUPATEN BANYUMAS.

0 1 83

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT DAN LONCAT DENGAN MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SOKAWERA KECAMATAN SOMAGEDE KABUPATEN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 1 127

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PredictObserveExplain) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KLEPU 01 PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG

0 0 85

KEEFEKTIFAN MEDIA GAMBAR TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 BOJONG KABUPATEN PURBALINGGA

0 1 70

KEEFEKTIFAN MODEL TPS BERBANTU MEDIA FOTO TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 BOGANGIN KABUPATEN BANYUMAS

0 1 86