Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

22 pembelajaran yang baik seharusnya mempertimbangkan ketiga ranah hasil belajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

2.1.6 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

Siswa merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran. Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan yang lain. Guru perlu memahami karakteristik, potensi dan masalah yang dihadapi siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif. Karakteristik siswa akan berpengaruh pada desain pembelajaran, seperti bagaimana memilih model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. “Usia rata-rata anak saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12 tahun. Perkembangan siswa sekolah dasar usia 6-12 tahun termasuk pada perkembangan masa pertengahan middle childhood memiliki fase-fase yang unik dalam perkembangannya yang menggambarkan peristiwa penting bagi siswa yang bersangkutan ” Anitah, dkk. 2009: 2.20. Desmita 2014: 35 mengemukakan bahwa anak-anak usia sekolah memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda. Ia senang bermain, bergerak, bekerja dalam kelompok, dan merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Berdasarkan karakteristik tersebut, guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran. Rifa’i dan Anni 2012: 3 mengemukakan bahwa pada waktu guru merumuskan tujuan pembelajaran, mereka menggunakan gagasan dan informasi 23 mengenai karakteristik siswa. Masalah yang dihadapi oleh pendidik yaitu pemahaman terhadap siswa, seperti masalah perbedaan kemampuan, kekuatan dan kelemahan, serta tahap-tahap perkembangan siswa. Berkaitan dengan pendidikan anak usia sekolah dasar, guru perlu memahami dengan benar sifat dan karakteristik siswa agar dapat mendidik dan mengajar dengan baik dan benar, sehingga potensi dan kemampuan yang dimiliki siswa dapat terbina serta terasah dengan optimal. Piaget 1988 dalam Rifa’i dan Anni 2012: 32-5 mengemukakan bahwa perkembangan kognitif mencakup empat tahap, yaitu: 1 tahap sensori motorik 2 tahap praoperasional, 3 tahap operasional konkret, dan 4 tahap operasional formal. Tahap Sensori Motorik 0 –2 tahun, yaitu tahap dimana bayi menyusun pemahaman dunia dengan mengoordinasikan pengalaman indera sensori mereka seperti melihat dan mendengar dengan gerakan motorik otot mereka menggapai, menyentuh. Pada awal tahap ini, bayi hanya memperlihatkan pola reflektif untuk beradaptasi dengan dunia. Menjelang akhir tahap ini, bayi menunjukkan pola sensorimotorik yang lebih kompleks. Tahap Praoperasional 2 –7 tahun, yaitu tahap pemikiran anak lebih bersifat simbolis, egoisentris dan lebih bersifat intuitif, sehingga tidak melibatkan pemikiran operasional. Pemikiran pada tahap ini terbagi menjadi dua sub-tahap, yaitu simbolik dan intuitif. Sub-tahap simbolis 2 –4 tahun, yaitu tahap dimana anak secara mental sudah mampu mempresentasikan objek yang tidak nampak dan penggunaan bahasa mulai berkembang ditunjukkan dengan sikap bermain, sehingga muncul egoisme dan animisme. Subtahap intuitif 4 –7 tahun, yaitu 24 tahap dimana anak mulai menggunakan penalaran dan ingin tahu jawaban dari semua pertanyaan. Hal ini disebut intuitif karena anak merasa yakin akan pengetahuan dan pemahaman mereka, namun tidak menyadari bagaimana mereka bisa mengetahui cara-cara apa yang mereka ingin ketahui. Mereka mengetahui, tetapi tanpa menggunakan pemikiran rasional. Tahap Operasional Konkret 7 –11 tahun, yaitu tahap dimana anak mampu mengoperasikan berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda konkret. Jadi, dalam proses pembelajaran sebaiknya menggunakan benda-benda nyata untuk merangsang pemahaman siswa Kemudian tahap Operasional Formal 7 –15 tahun, yaitu tahap dimana anak sudah mampu berpikir abstrak, idealis, dan logis. Berdasarkan pendapat para ahli, maka anak usia sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret, sudah mampu mengoperasionalkan berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda konkret dan belum bisa berpikir secara abstrak. Anak usia sekolah dasar masih senang belajar sambil bermain, bergerak, dan belajar dalam kelompok. Hal ini sesuai dengan penerapan model gallery walk yang langkah-langkahnya dilakukan secara berkelompok dan berkeliling dalam kelas. Guru perlu memahami karakteristik siswa, sehingga dapat dijadikan pertimbangan dalam melaksanakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.1.7 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MEMBACA INTENSIF PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PAKUNDEN KABUPATEN BANYUMAS

2 73 336

KEEFEKTIFAN MODEL SAVI TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA SD KELAS V GUGUS JENDERAL SUDIRMAN

3 44 169

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL INDUKTIF KATA BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PRIGI KABUPATEN BANJARNEGARA

10 63 187

Keefektifan Model Pembelajaran Mind Mapping Materi MengapresiasiKarya Seni Rupa Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Ranjingan Banyumas

3 80 261

PENGEMBANGAN PERMAINAN PVC HOKI UNTUK PEMBELAJARAN PENJAS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 SOKAWERA KECAMATAN SOMAGEDE KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2014 2015

1 10 137

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN PRIBADI SISWA KELAS ATAS SD NEGERI 2 SOKAWERA KECAMATAN PATIKRAJA KABUPATEN BANYUMAS.

0 1 83

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT DAN LONCAT DENGAN MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SOKAWERA KECAMATAN SOMAGEDE KABUPATEN BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 1 127

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN POE (PredictObserveExplain) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KLEPU 01 PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG

0 0 85

KEEFEKTIFAN MEDIA GAMBAR TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 BOJONG KABUPATEN PURBALINGGA

0 1 70

KEEFEKTIFAN MODEL TPS BERBANTU MEDIA FOTO TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 BOGANGIN KABUPATEN BANYUMAS

0 1 86