Dalam Bertindak Harus Menggunakan Akal dan Pikiran

52 Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012 Kesukaan orang anakanda cari supaya hatinya tiada lari masyhurlah anakanda di dalam negeri sebab kelakuan bijak bestari.

5. I lmu Pengetahuan

Manusia tidak dapat lepas dari ilmu pengetahuan. I lmu pengetahuan membuka cakrawala berpikir manusia. Manusia yang memiliki ilmu pengetahuan akan terhindar dari kebodohan. Dengan memiliki ilmu pengetahuan, manusia akan tahu mana yang benar dan yang salah. Lewat syair ini, Raja Ali Haji mengajak pembaca untuk selalu menuntut ilmu terutama ilmu tentang kebajikan. Hal tersebut tertuang dalam bait yang keenam, yaitu : Menuntut ilmu janganlah segan I lmu yang benar jangan yang bukan I aitu ilmu yang kebajikan di kitab ini sudah disebutkan. I lmu pengetahuan dapat diperoleh di mana saja. Sebagaimana kata peribahasa ”tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”, peribahasa ini mengajarkan kepada kita untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya walaupun tempatnya jauh. Manfaat yang diperoleh ketika menuntut ilmu lebih besar daripada kesusahan sesaat waktu mencari ilmu tersebut. Seperti kutipan syair berikut pada bait yang keenampuluh satu yaitu : Tiliklah edaran dunianya Zaman dahulu bagaimana kabarnya Zaman sekarang apa rupanya Berlain-lain ilmu kepandaiannya. Dalam Al-Quran, Allah berfirman yang artinya, “....Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antara kamu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan” Al-Mujadalah : 11. Jadi, Allah menjanjikan akan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu pengetahuan. Tentu saja ilmu pengetahuan yang mendatangkan kebaikan bagi umat manusia atau bermanfaat bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia. Raja Ali Haji dalam syairnya menegaskan tentang pentingnya ilmu pengetahuan. Pada bait keenampuluh enam dari syairnya ia menyebutkan: I tulah orang akalnya kurang menyangka dirinya pandai seorang takabur tidak membilang orang, ke sana ke mari pergi menggarang. Dari petikan syair di atas, kita dapat melihat gambaran seseorang yang kurang ilmu pengetahuannya. I a menyangka bahwa dirinyalah yang paling pandai. Akhirnya, yang muncul adalah rasa sombong karena dirinyalah yang paling berilmu.

6. Dalam Bertindak Harus Menggunakan Akal dan Pikiran

Manusia diciptakan oleh Allah dengan mempunyai otak, akal, hati, dan panca indera. Manusia tinggal mempergunakan alat-alat tersebut sesuai dengan fungsinya . Ketika mencari rezeki, manusia harus dapat memilih rezeki yang baik atau yang buruk. 53 Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012 Ketika berbuat, ia harus dapat memilih perbuatan yang baik atau yang buruk. Ketika belajar, ia dapat membedakan yang baik atau yang salah dengan akal pikirannya. Dengan alat atau panca indera yang Allah berikan, manusia harus berpikir dan berusaha. Dengan mempergunakan akal pikiran, hati dan panca indera, manusia telah berikhtiar atau berusaha. Walaupun demikian Allah tidak membiarkan manusia menggunakan akal dan pikirannya tanpa ada rambu-rambu yang benar dan yang salah. Allah sangat sayang terhadap hamba-Nya sehingga diturunkanlah kitab suci Al-Quran sebagai pembimbing manusia menuju kebaikan dan kebahagiaan. Melalui SyairNasihat, Raja Ali Haji mencoba menasehati pembaca agar jangan bertindak ceroboh. Jika seseorang memiliki masalah yang harus diselesaikan, penyelesaiannya haruslah dengan mempertimbangkan baik dan buruknya. Semua harus dinilai dengan akal sehat. Penyelesaian masalah juga harus dipertimbangkan kesesuaiannya dengan ajaran I slam dan hukum adat yang berlaku dalam masyarakat setempat. Jika melakukan tindakan haruslah dengan bijaksana. Janganlah bertindak dengan ceroboh karena akan merugikan orang lain. Dalam syairnya, Raja Ali Haji menegaskan: Ke sana ke mari langgar dan rempuh apa yang terkena habislah roboh sedikit marah hendak memelupuh inilah perbuatan sangat ceroboh. Bait ke-68 Dari kutipan syair di atas, penyair menyatakan bahwa orang yang berbuat dengan ceroboh akan merugikan sesamanya. Orang tersebut tidak berbuat dengan cara yang benar karena tidak mempertimbangkan dengan akal pikirannya. Agama dan adat juga tidak dijadikan dasar pemikirannya. Hal ini juga didukung oleh petikan syair pada bait yang keenampuluh tujuh berikut: Setengah yang kurang akal dan bahasa tingkah dan laku bagai raksasa syarak dan adat kurang periksa seperti harimau mengejar rusa. Oleh sebab itu, sebagai manusia hendaklah selalu menggunakan akal dan pikiran, dalam memutuskan suatu perkara. Jika akal dan pikiran tidak dipergunakan, manusia tersebut tak ubahnya seperti binatang. Manusia berpikir dengan menggunakan akal dan pikirannya agar tidak salah dalam memahami makna suatu kebenaran.

7. Pengendalian Haw a Nafsu