Landasan Teori Perkembangan dan Regenrasi Tarsul

81 Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012 dialih aksarakan oleh beberapa orang. Dari beberapa versi yang ada, rata-rata setebal 50 s.d. 200-an halaman. Namun, kali ini dalam kajian Babad Cirebon yang akan diteliti oleh penulis adalah berdasarkan versi Naskah Klayan. Naskah asli dari versi tersebut sesungguhnya dimiliki oleh Taryadi Cakradipura, seorang perwira menengah asal Magelang, yang tinggal di Jalan Klayan 65 sejak tahun 1950-an, sehingga naskah ini disebut Naskah Klayan. Naskah Klayan yang terdiri dari 43 pupuh ini dialih aksara oleh S.Z.Hadisucipto. Naskah Klayan telah diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada Proyek Penerbitan Bacaan dan Sastra I ndonesia dan Daerah pada tahun 1979. Lebih utama bahwa penelitian ini hadir dikarenakan ketertarikan penulis saat menyaksikan Pembacaan Babad Cirebon dilakukan pada perayaan 1 Suro di Keraton Kanoman. Namun, perayaan 1 Suro yang dilakukan masyarakat umum di I ndonesia belum tentu waktunya sama dengan perhitungan keraton ini. Perayaan Keraton Kanoman Berdasarkan perhitungan peredaran bulan sedangkan pemerintah lebih pada peredaran matahari di tiap tahunnya. Berdasarkan pengakuan informan, dan pengalaman peneliti dalam mengamati Pembacaan Babad Cirebon dalam 2 tahun ini, di Kanoman dibacakan babad tersebut lebih beberapa hari akan tetapi masih dalam serangkaian ritual 1 Suro. Pembacaan Babad Cirebon lebih menekankan ritual pertunjukan atas naskah yang diringkas guna keperluan seremonial Keraton dan pemerintah setempat. Berdasarkan kesempatan temuan di atas, penulis ingin mengawali penelitian Babad Cirebon dengan mengkaji teks yang telah terbit luas di masyarakat. Pada penelitian selanjutnya, penulis akan mengkaji satu persatu di tiap ragam baik yang berupa naskah tertulis maupun dalam bentuk pertunjukan pembacaan babad Cirebon. Maka dari itu, pengkaji mengawalinya dengan menganalisa teks naskah Klayan ini. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis Babad Cirebon secara morfologis. Metode yang digunakan adalah analisis morfologi yang dilakukan Vladimir Propp terhadap cerita rakyat Rusia. Dimungkinkan bahwa cerita rakyat di I ndonesia memiliki beberapa kesamaan fungsi yang telah diformulasikan oleh Propp, maka dapat pula Babad Cirebon ini dapat diteliti lebih lanjut dengan pendekatan yang dihasilkan Propp.

2. Landasan Teori

Vladimir Propp 1895-1970 melakukan penelitian pada objek cerita rakyat Rusia. Seratus dongeng menjadi bahan observasinya yang dilakukan pada tahun 1920-an, dan terbit pada edisi pertama tahun 1927. Hasil temuannya menjadi perbincangan publik di kalangan akademisi saat tahun 1950-an hingga 1960-an, maka diterbitkannya edisi kedua pada tahun 1968 dengan terjemahan bahasa I nggris serta diberikan komentar oleh Alan Dundes, seorang ahli tradisi lisan yang berperan menyebarluaskan pandangan Propp. Sebagai ahli linguistik, Propp menyadari betapa sedikit kajian ilmiah yang mendalami fungsi cerita rakyat. Di permukaan, cerita rakyat tampak kacau balau atau tidak terstruktur. Akan tetapi, jika dicermati lebih mendalam ternyata cerita rakyat memiliki struktur yang konsisten. 82 Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012 Propp berpendapat bahwa semua cerita rakyat diteliti memiliki struktur yang sama. Dengan demikian, walaupun satu cerita terdapat tokoh dan karakter yang berbeda, namun tindakan dan perannya fungsi memiliki kesamaan. Aksi pebuatan merupakan unsur yang tetap sedangkan pelaku adalah unsur yang berubah.Tokoh tidaklah penting, tetapi aksi dari tokoh tersebutlah yang menjadi penting untuk dianalisa dan mencari motifnyalah yang perlu dilakukan oleh peneliti. Hasil dari observasi yang dilakukan Propp telah menemukan formula plot pada dongeng cerita rakyat, fairy tale. Propp mendapatkan sejumlah 31 fungsi tindakan yang terdapat pada cerita rakyat. Secara ringkas dikelompokkan pada 7 tindakan, antara lain 1. penjahat, 2. donor, 3. penolong, 4. putri dan ayahnya, 5. orang yang menyuruh, 6. Wira pahlawan, dan 7. wira palsu pahlawan palsu Formulasi yang dilakukan oleh Propp 1968: 21-23 memiliki 4 aturan dasar, antara lain: 1. Fungsi watak yang menjadi unsur yang stabil dan tetap dalam sebuah cerit a tanpa memperhatikan cara dan siapa yang mengisi fungsi-fungsi tersebut. 2. Jumlah fungsi yang diketahui dalam fairy tale adalah terbatas. 3. Urutan fungsinya adalah selalu identik sama 4. Semua cerita rakyat bagian dari satu tipe dari satu struktur Fungsi-fungsi Propp tersebut antara lain: Propp, 1968:26-65 1. One of the members of a family absents himself from home. 2. An interdiction is addressed to the hero. 3. The interdiction is violated. 4. The villain makes an attempt at reconnaissance. 5. The villain receives information about his victim. 6. The villain attempts to deceive his victim in order to take possession of him or his belongings. 7. The victim submits to deception and thereby unwittingly helps his enemy. 8. The villain causes harm or injury to a member of a family or, 8a. One member of a family either lacks something or desires to have something. 9. Misfortune or lack is made known; the hero is approached with a requestor command; he is allowed to go or he is dispatched. 10. The seeker agrees to or decides upon counter-action. 11. The hero leaves home. 83 Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012 12. The hero is tested, interrogated, attacked, etc., which prepares the way for his receiving either a magical agent or helper. 13. The hero reacts to the actions of the future donor. 14. The hero acquires the use of a magical agent. 15. The hero is transferred, delivered, or led to the whereabouts of an object of search. 16. The hero and the villain join in direct combat. 17. The Hero is branded. 18. The villain is defeated. 19. The initial misfortune or lack is liquidated. 20. The hero returns 21. The hero is pursued. 22. Rescue of the hero from pursuit. 23. The hero, unrecognized, arrives home or in another country. 24. A false hero presents unfounded claims. 25. A difficult task is proposed to the hero. 26. The task is resolved. 27. The hero is recognized. 28. The false hero or villain is exposed. 29. The hero is given a new appearance. 30. The villain is punished. 31. The hero is married andascends the throne. Teori Propp di atas akan digunakan untuk menganalisis Babad Cirebon yang tedapat 43 pupuh versi Naskah Klayan. 3. Analisis Morfologi 3.1Ringkasan Cerita