180
Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012
tertentu misalnya acara “yudisium” tidak akan bisa dibacakan pada acara yang lain. Wawasan penulis syair gulung sangat mempengaruhi karyanya.
Penulis syair gulung memiliki kepandaian dalam memilih kata. Pemilihan kata dan permainan bunyi menyebabkan syair gulung menjadi indah. Rima sebagai persamaan
bunyi antarkata-kata atau suku kata yang berdekatan atau dalam sebuah sajak ada tempatnya tersendiri menurut suatu skema tertentu. Selain itu, permainan irama dalam
syair gulung juga sangat diperhatikan penulis syair gulung. Oleh karena itu, banyak masyarakat yang tidak bisa menulis dan membacakan syair gulung.
5. Nilai- Nilai dalam Syair Gulung
Menurut Shipley, dalam Tarigan, 1987:194-195 karya sastra termasuk syair gulung mengandung 1 nilai hedonik, yakni sesuatu yang memberikan kesenangan
secara langsung, 2 nilai artistik, yakni suatu nilai keindahan sebagai manifestasi keterampilan sastra, 3 nilai etis, moral-religius-filosofis, yakni ajaran yang ada sangkut-
pautnya dengan etika, moral, agama, dan filsafat, dan 4 nilai praktis, yakni hal-hal praktis yang dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain mempunyai nilai keindahan sastra juga mempunyai nilai ajaran yang bermanfaat bagi pembacanya. Terdapatnya keindahan dalam karya sastra sebagai kreasi
seni akan memberi kesenangan kepada pembaca. Sementara nilai kemanfaatan merujuk pada pemahaman ajaran nilai-nilai kehidupan. Kualitas nilai kesenangan dan ajaran
tersebut ditentukan oleh terdapatnya harmoni dan uniti dari unsur-unsur pembentuk karya sastra itu sendiri. Martono 2009:96 kekuatan nilai ajaran dalam karya sastra
ditentukan oleh a kedalaman gagasan yang dikemukakan penyairnya, b efeknya bagi pembaca dalam membangkitkan daya inspirasi dan mendorong inspirasi, c kekuatan
bahasa yang digunakan melalui pilihan kata, ungkapan, maupun penggunaan gaya bahasa pada umumnya. Sebagai karya kreatif, kehadiran karya sastra akhirnya ditentukan
bukan hanya ditentukan oleh keterampilan teknis semata-mata tetapi juga oleh terdapatnya pencerahan batin dan daya spiritual pengaranngya.
5.1 Nilai Keagamaan religius
I stilah nilai religius sama dengan istilah “nilai ilahiah”. Nilai-nilai ilahiah dalam I slam ditawarkan secara terbuka dan bisa dicari hikmah yang paling tertinggi melalui
proses pemaknaan atau verstehen. Ada tiga nilai ilahiah, yaitu 1 nilai imaniah, 2 nilai ubudiah, dan 3 nilai muamalah.
Manusia sebagai makhluk Tuhan, baik secara sadar maupun tidak, merasakan adanya getar-getar tertentu dalam kalbunya yang mengisyaratkan adanya keinsyapan
bahwa diluar diri manusia ada kekuatan dahsyat yang berpengaruh terhadap kehidupannya. Kesadaran ini disebut kesadaran religius. Kesadaran religius ini mempu
memberikan implikasi adanya perasaan khas manusia yang mampu menggerakkan dan mengerahkan tingkah laku manusia. Di bawah ini syair gulung yang mencerminkan nilai
religius. Dalam syair gulung karya Mahmud, yang berjudul I man dan Taqwa dimulai bait ke
5 s.d. 12 bersumber dari ajaran Islam. Lebih tepat dengan istilah rukun iman. Dalam agama I slam kepercayaan atau keyakinan berhubungan dengan keimantauhidan. Nilai-
181
Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012
nilai akidah atau keimantauhidan secara eksplesit maupun inplisit dapat dilihat dalam syair gulung berikut ini.
I slam dan I man ikatan sejati Wajib diyakini di dalam hati
Rukun iman mari cermati Pegangan manusia sehidup semati
Rukun iman tersusun sempurne Enam keyakinan wajib sempurne
Setiap rukun penuh bermakne Setiap saat wajiblah terlaksane
Pertame beriman kepade Allah Sesuai dengan Kalamullah
Tunjuk ajar daripade Allah Wajib istiqomah berserte pasrah
Kedua beriman kepade malaikat Sebanyak sepuluh Al-Quran mencatat
Semua perbuatan pastilah tersirat Dari dunia sampai ke akhirat
Ketiga kitap dalam urutan Yang wajib diimani setiap insan
Kepada nabi malaikat Jibril sampaikan Petunjuk ajaran sebagai pegangan
Keempat para Nabi dan Rasul 25 jumlah susul menyusul
Tarih I slam menjelaskan asal dan usul Tiada keraguan keyakinan muncul
Kelima adalah Al-Yaumil Akhir Wajib diimani walaupun tah zahir
Samalah seperti alam sebelum lahir Alam lahir dan akhirat sama-sama terukir
Keenam tersusun Qudrat dan Iradat Suatu kepastian tiade tersesat
Setiap mahluk pastilah mendapat Ketentuan Allah pastilah tersesat
Keimantauhidan berfokus pada pengakuan manusia tentang adanya Allah. Pengakuan tersebut disadari oleh manusia setelah manusia tahu hal-hal di luar batas
kemampuannya. Pada saat seperti itu manusia merasa dirinya tidak berarti dihadapan Allah. Dengan mengaku adanya Allah, manusia merasa dekat dengan-Nya. Dalam
kehidupan keagamaan manusia menghayati pertemuannya dengan Allah dalam dialog yang sejati. I ni mencerminkan akidah seseorang. Dalam ajaran agama I slam, nilai-nilai
akidah tersebut termasuk dalam rukun I man: 1 pengakuan iman adanya Allah, 2 iman adanya Malaikat Allah, 3 iman terhadap kitabullah atau wahyu Allah, 4 iman
terhadap Nabi dan Rasul, 5 iman adanya hari akhir, dan 6 iman adanya Qadla dan Qadar takdir Allah.
182
Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012
5.2 Nilai Kemasyarakatan