218
Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012
C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana nilai-nilai kesetaraan gender dalam kumpulan cerpen majalah Bobo Makhluk Berpedang Perak. Rumusan
tersebut kemudian dijabarkan melalui pertanyaan bagaimanakah tokoh, karakter tokoh, dan nilai-nilai kesetaraan gender dalam kumpulan cerpen majalah Bobo Makhluk
Berpedang Perak serta bagaimanakah upaya pengarang dalam menyampaikan gagasan kesetaraan gender melalui cerpennya.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat tidak hanya secara praktis, tetapi juga secara teoretis. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam pengajaran sastra
I ndonesia, khususnya bagi guru dan peserta didik. Bagi guru pelajaran Bahasa I ndonesia, penelitian ini dapat dijadikan gambaran untuk memilih dan menentukan cerpen anak yang
akan digunakan dalam pembelajaran. Bagi siswa, penelitian ini bermanfaat untuk membantu siswa dalam menganalisis dan memahami unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik
karya sastra, khususnya cerpen. Selain itu, siswa juga mendapatkan pengetahuan tentang gender sehingga memahami pentingnya kesetaraan gender dalam kehidupan
bermasyarakat. Secara teoretis, penelitian ini dapat memberikan manfaat pada penelitian lanjutan, khususnya bagi peneliti sastra yang berminat mengkaji cerpen anak dari aspek
yang berbeda, misalnya aspek sosial dan budaya. Penelitian ini juga diharapkan bermanfaat sebagai pedoman bagi para peneliti yang berminat pada kajian yang sama
dengan objek atau karya sastra yang berbeda.
I I . KERANGKA TEORI
A. Cerita Pendek
Menurut Susanto dalam Tarigan
32
, cerita pendek adalah cerita yang panjangnya sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap yang terpusat dan
lengkap pada dirinya sendiri. Cerita pendek memiliki ciri-ciri singkat, padat, menceritakan
peristiwa tunggal dengan satu tokoh utama, dan ceritanya menarik perhatian. Cerpen memiliki unsur-unsur pembangun yang dikelompokkan menjadi dua
bagian, yaitu unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur instrisik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur yang menyebabkan karya sastra
hadir sebagai karya sastra. Unsur-unsur secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unsur-unsur sebuah cerpen adalah unsur-unsur yang secara langsung turut
serta membangun cerita.
33
Unsur yang dimaksud adalah tema, alur, tokoh, penokohan, latar, amanat, gaya bahasa, dan sudut pandang. Pada penelitian ini, unsur intrinsik yang
dibahas adalah tokoh dan penokohan karakter tokoh. Tokoh adalah orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif yang oleh
pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Tarigan menyatakan
bahwa penokohan adalah proses yang dipergunakan oleh seorang pengarang untuk menciptakan tokoh-tokoh fiksinya. Menurut Abrams penokohan adalah orang-orang yang
32
Henry Guntur Tarigan, Prinsi-prinsip Dasar Sastra, Bandung: Angkasa, 1985, Hlm. 176.
33
Burhan. Nurgiyantoro, Pengkajian Prosa Fiksi Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 1995, hlm.23.
219
Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012
ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecederungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan
apa yang dilakukan dalam tindakan.
34
Ada beberapa metode untuk mengetahui watak tokoh di antaranya metode analitis, yaitu 1 Metode yang memaparkan sifat-sifat tokoh, seperti hasrat, pikiran, perasaan, dan
sebagainya. 2 Metode yang menggalakkan pembaca untuk menyimpulkan watak tokoh, 3 Metode kontekstual, yaitu metode yang menyimpulkan watak tokoh dari bahasa yang
digunakan pengarang di dalam mengacu kepada tokoh. Ketiga metode itu pada umumnya dipakai bersama-sama dalam sebuah karya sastra, atau dua di antaranya berkombinasi.
Dari ketiga metode tersebut yang terpenting adalah pembaca dapat mengetahui ciri-ciri fisik serta mengetahui watak para tokoh, serta dapat menggambarkan dan menilai
keadaan tokoh.
35
B. Gender dan Feminisme dalam Dunia Sastra