76
Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012
‘Bila bermimpi bertemu orang yang sudah meninggal, terlihat memberi kasihan atau kotor, tetapi tidak berbicara, pertanda arwahnya minta dikirimi doa atau pahala’
Jika orang yang sudah meninggal dunia datang ke mimpi seseorang tanpa berbicara, diyakini bahwa sebenarnya roh orang tersebutlah yang datang. Jika rohnya
tersebut tampak sedih atau kotor, maka para penutur wahana atau tatangar ini yakin bahwa roh tersebut tengah tersiksa di akhirat sehingga perlu didoakan agar arwahnya
menjadi tenang. Dengan adanya sugesti yang kuat terhadap wahana atau tatangar ini, diharapkan
para penuturnya dapat lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Dengan mendoakan arwah tersebut, berarti dia juga telah mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, misalnya
dengan membaca doa dari ayat-ayat Al Quran. Dengan demikian, anjuran ini mengandung nasihat agar peduli kepada orang sekitar yang
sudah meninggal. Cara pedulinya dengan mendoakan orang tersebut.
Ungkapan
Ringan hati’ringan hati’ atau ringanan tangan
Ungkapan ini mengandung makna orang yang suka menolong orang lain. Rasa peduli akan kesulitan orang lain diungkapkan dengan ungkapan ini. Hati yangs selalu senang
memberi pertolongan mengambarkan rasa kepedulian yang tinggi terhadap pihak lain.
2.2.3 Nilai religi
Nilai religi pada dasarnya merupakan hubungan manusia dengan Tuhannya.Nilai yang dimaksu dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Mantra Mantra agar taguh lawan w anyi ‘mantra kebal terhadap lebah’
Bismillahirrahmanirrahim Dengan nama Allah Tuhan Yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang Asal dari kajadian wanyi adalah
Asal terjadinya tawon dan sejenisnya karak nasi
adalah dari kerak nasi Barakat La ilaha illallah
Berkat tiada Tuhan, melainkan Allah Muhammadar Rasulullah
Muhammad pesuruh Allah Mantra ini dibaca oleh orang yang ingin kebal terhadap gigitan segala jenis tawon.
Dengan membaca mantra ini diharapkan segala macam jenis tawon tidak akan berselera menggigit dan kalaupun menggigit, insya Allah tidak akan membahayakan. Mantranya
77
Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012
dibaca satu kali sebelum melewati sarang tawon sambil ditiupkan ke arah sarang tersebut sebanyak tiga kali. Mantra ini menggambarkan nilai religi akan kepercayaan terhadap
Tuhan. Keyakinan yang kuat bahwa melalui ucapan mantra yang bernilai religi ini akan melindunginya dari sengatan lebah
Pamali
Pamali guring imbah Asar, kaina pas tuha bisa gagilaan ‘pantang tidur setelah ashar, nanti setelah tua bisa kurang ingatan’
Pamali ini digunakan sebagai nasihat tersirat yaitu jangan tidur setelah ashar bisa gila sewaktu tuanya. Kalimat ini sebenarnya menganjurkan kita agar memelihara
prilaku tidak sepantasnya diwaktu menjelang magrib. Sebab apabila kita tidur di waktu menjelang magrib jangan-jangan ketiduran sampai magrib bahkan I sya.Lalu bagaimana
ada waktu lagi dengan bersih-bersih diri, shalat dan aktivitas ibadah sesudah ashar.Berangkat dari hal inilah kalimat pamali ini terlahir dengan tujuan yang baik.Agar
para pendengar pamali kalimat ini menjadi patuh dan menyadari akan makna dari kalimat ini.
Tatangar
Bila sanja kalihatan kuning, tandanya urang malapas wisa ‘Bila senja terlihat kuning, tandanya orang melepas penyakit gaib’
Di tengah masyarakat Banjar hingga sekarang dikenal senja kuning. Senja ini memiliki cuaca yang kekuning-kuningan. Biasanya dari atas langit hingga ujung langit bias
matahari yang bewarna kuning tersebut terlihat menyelimuti alam sekitarnya. Senja yang agak tidak biasanya ini menciptakan pernyataan lisan tentang hubungan senja dengan
penyakit yang tidak wajar. Nasihat yang dapat kita ambil dari tatangar ini adalah jangan keluar di waktu senja.
Magrib masuk menjelang malam. Sebaiknya kita sembahyang dahulu daripada keluar rumah.
Ungkapan
dijamak jibril ‘dijamak jibril’
Ungkapan ini menjelaskan seseorang yang dapat keberuntungan dengan tidak disangka-sangka, Unsur religi di sini tergambar dalam ungkapan tersebut. Masyarakat
Banjar mengibaratkan Jibril sebagai malaikat yang membawa rahmat dari Tuhan.
78
Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012
3. KESI MPULAN 3.1 Simpulan