172
Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012
1. Kompetensi Pelajaran
Kompetensi pelajaran atau prestasi akademik merupakan hal yang harus dimiliki oleh anak-anak. Banyak orang tua yang rela memasukkan anaknya ke tempat les mata
pelajaran demi agar anaknya memperoleh prestasi yang baik di sekolah. Hal ini merupakan pengaruh globalisasi dalam dunia pendidikan yang membuat persaingan
untuk mendapatkan pendidikan yang baik semakin hari semakin ketat. Untuk masuk ke sekolah RSBI kota Bandung Jawa Barat misalnya, pada tahun 2011 lalu pihak sekolah
SMPN 2 Kota Bandung membatasi nilai minimum 28,2. I tu berarti siswa SD yang lulus UN harus mendapat nilai minimal 9, 7 untuk mata pelajaran yang di-UN-kan seperti I PA,
Matematika, dan Bahasa Indonesia. Hal tersebut juga terlihat pada sastra anak karya anak seri KKPK ini. Dalam KKPK, seorang anak haruslah memiliki kemampuan intelektual
yang bagus yang terlihat dari prestasi akademiknya. Seperri yang terlihat dalam kutipan berikut ini.
“Hari ini, Sekolah Smart Kids mengadakan acara Smart Kids Day, Seluruh siswa dan siswi akan mengadu kecerdasan di sekolah Smart Kids….”
“ Sinta, anak jenius ini sudah mendaftar sebagai pemain di Acara Smart Kids Day. Dia pun sudah belajar semalaman” Qonita. 2010:79.
Kutipan di atas memperlihatkan bahwa persaingan prestasi akademik di sekolah- sekolah merupakan hal yang lumrah.Setiap siswa harus mempunyai prestasi akademik
yang baik. Anak-anak akan malu apabila mereka tidak mempunyai prestasi akademik, apalagi kalau sempat tinggal kelas. Dalam cerpen “Senang or Bete” yang terdapat dalam
kumplan cerpen Negeri Tanpa Cermin tersebut diceritakan persaingan anak-anak di sekolah Smart Kids dalam menunjukkkan prestasi akademik mereka. Anak-anak tersebut
bersaing secara sportif tanpa berbuat curang, dan mereka tidak lupa berdoa pada Allah sebelum mereka berlomba. Suatu sikap yang layak ditiru oleh pembaca anak, agar selalu
berprestasi dan bersikap sportif. Walaupun seorang anak harus berpestasi di bidang akademik, namun pengarang
anak seri KKPK tidak memandang negatif kepada anak-anak yang tidak berprestasi. Umumnya pengarang KKPK menggambarkan agar anak-anak yang memiliki prestasi agar
tidak sombong dan selalu bersikap baik.
2. Kompetensi atletik
Anak-anak modern ditandai dengan keenerjikan mereka dalam kegiatan sehari hari. Anak-anak yang energik biasanya aktif dalam kegiatan olah raga seperti bola basket,
futsal, baseball, renang, dan lain-lain. Biasanya anak-anak akan lebih populer di sekolah dan lingkungan jika mereka memiliki prestasi di bidang ini. Seperti yang tergambar
melalui tokoh Alisha Safira dalam novel The Magig Book karya Aini. Dalam buku ini Alisha digambarkan sebagi seorang anak perempuan yang lincah , ceria, suka berkhayal, dan
energik. Juga tergambar dari tokoh Chrissie dalam novel Always Sahabat Baik selalu Terkenang karya Tazkia 2012 yang memenangkan lomba lari di sekolahnya, yang
membuat dia semakin populer di sekolah.
173
Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012
3. Penerimaan sosial
Penerimaan sosial ini berkaitan dengan pegaulan anak-anak sehari-hari. Bagi sebagian besar masyarakat di I ndonesia, kebudayaan dari Negara-negara barat lebih
terasa mudah diterima, lebih bagus, lebih praktis, lebih modern, dan lebih menyenangkan Tjandrasih Adji.2011:271. Daya serap masyarakat terhadap budaya global lebih cepat
dibandingkan daya serap masyarakat terhadap budaya lokal Suryanti, 2007:4. Hal ini juga tercermin dalam sastra anak karya anak seri KKPK.
I dentitas anak dalam pergaulan sosial ditandai dengan kemahiran mereka menggunakan komputer, gadget, dan juga kemahiran mereka dalam beraktivitas di sosial
media semisal facebook, tweeter , dan semacamnya. Seperti yang terlihat dalam kutipan berikut ini.
“Ketika membuka facebook, Zidan menemukan Rafi juga online. Mereka pun cathing” Putra Firdaus. 2011:76.
Gambaran kemahiran anak-anak dalam menggunakan fasilitas internet dan sosial media juga terlihat dalam cerpen Cyber Adventure. Cerpen Cyber Adventure
ini menceritakan seorang anak yang bernama Allysa yang bertualang di dunia cyber. Petualangan yang dia alami sangat seru membuat dia bertemu dengan seorang
anak bernamaMichaela di California. Penggambaran aktivitas anak di dunia teknologi informasi dalam sastra anak
juga memperlihatkan gambaran anak-anak dalam dunia nyatadi luar karya sastra yang juga sudah mengganggap bahwa kemampuan teknologi informasi wajib
dimiliki. Hal itu terlihat dari pengamatan penulis terhadap beberapa siswa Sekolah Dasar yang mencari bahan materi pelajaran melalui internet, juga mengamati
banyak pengunjung game online yang merupakan anak-anak siswa Sekolah Dasar yang seusia dengan para pengarang KKPK.
Pergaulan sosial juga mempengaruhi cara berbahasa anak-anak. Tjandrasih Adji 2011: 269 menulis bahwa dalam kenyataan sekarang masyarakat I ndonesia
lebih suka memakai kata-kata asing dalam berkomunikasi. Bahkan ada kecendrungan semakin banyak kata-kata asing yang digunakan dalam berbahasa,
maka akan semakin tinggi kedudukannya, semakin modern, dan semakin merasa lebih bergengsi. Berdasarkan hasil penelitian Yenni Hayati yang berjudul
Penggunaan Bahasa Asing dalam sastra Anak karya Anak di I ndonesia 2011: 170- 182 tercatat bahwa pengarang anak khususnya seri KKPK lebih cenderung
menggunakan bahasa I nggris untuk beberapa hal, misalnya judul-judul karya seperti yang terlihat dari judul-judul satra anak yang dijadikan objek tulisan ini,
nama orang, nama tempat, dan juga nama benda. Contohnya terlihat dalam kutipan berikut ini.
““Grandpa Stuart adalah seorang petani yang makmur di Dunce. I a memiliki lahan pertanian yang luas dan memiliki lebih dari duapuluh orang pekerja Khairunnisa. 2011:2
“Oh, iya. Baik…baik…” Lord Trovlus sepertinya ingin sekali mengalihkan pembicaraan. Dia menekuni setiap baris dan kata halaman tersebut. Rahmi 2011: 26.
Gambaran tersebut menunjukkan bahwa identitas anak modern ditandai dengan kemampuan mereka menggunakan bahasa asing dalam hal ini bahasa I nggris.
174
Konferensi Int ernasional Kesusast raan XXII UNY-HISKI, 2012
4. Penampilan fisik