Realitas WANTS AND
NEEDS Pada tahap ini
klien diajak untuk
mengungkapkan segala
kebutuhan dan keinginan klien.
Pada pertemuan yang kedua ini dilakukan:
1. Konselor bersama klien
memperdalam rapport sehingga klien dapat lebih nyaman
mengikuti proses konseling. 2.
Klien diajak untuk mengungkapkan kebutuhan dan
keinginannya selama ini. 3.
Klien mengungkapkan segala kebutuhan dan harapannya
mencakup segala aspek, mulai terhadap ayah dan ibunya,
teman-teman dan guru di sekolahnya.
- Understanding:
Klien memahami bahwa segala kebutuhannya selama ini belum
terpenuhi. -
Comfort:
Klien merasa senang dapat memahami kebutuhannya.
- Action:
Klien akan berusaha lebih terbuka dalam mengikuti proses
konseling berikutnya agar permasalahannya cepat teratasi.
Dari hasil konseling pertemuan ke-2, diketahui penyebab utama permasalahan klien. Pada pertemuan ini klien mengungkapkan kebutuhannya
sebagai seorang anak yang menginginkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya namun belum dapat terpenuhi karena ayah dan ibunya terlalu sibuk
bekerja. Klien jarang memiliki waktu yang berkualitas dengan ayah dan ibunya. Klien jarang atau bahkan tidak pernah berkomunikasi dengan orang tuanya.
Keadaan klien ini menjadi sumber masalah bagi pemikiran, sikap dan perasaan klien.
4.1.2.1.5.3 Pertemuan ke-3
Pada pertemuan ke-3 dalam konseling ini yaitu melanjutkan tahap wants and needs
dan membuat kesepakatan komitmen getting comitment. Pertemuan ke-3 dalam konseling dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 Januari 2013, pukul
11.00–11.35 WIB. Pada pertemuan ke-3 ini, klien diajak untuk mendiskusikan kebutuhan, keinginan dan persepsi kebutuhannya tersebut menurut dirinya sendiri.
Setelah klien memahami kebutuhan dan keinginannya maka klien diajak untuk berkomitmen. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.37 Proses Konseling Klien RS pada Pertemuan ke-3
Tahap Konseling
Realitas Evaluasi Proses Konseling
Perkembangan Klien dan UCA
WANTS AND NEEDS
lanjutan Mendiskusikan
kebutuhan dan keinginan klien
serta persepsi klien terhadap
kebutuhannya untuk kemudian
klien diajak untuk membuat
komitmen dalam rangka
pemenuhan kebutuhannya.
Pada pertemuan ini, melanjutkan tahap sebelumnya yang belum selesai.
1. Klien diajak untuk mendiskusikan
kebutuhan dan keinginannya. 2.
Klien mengutarakan persepsinya terkait kebutuhannya.
3. Klien membuat komitmen sebagai
usaha untuk memenuhi kebutuhannya.
Komitmen tersebut meliputi: 1.
Klien berusaha memahami situasi dan kondisi orang tuanya.
2. Klien berusaha mengerti pekerjaan
kesibukan orang tuanya. 3.
Klien berusaha untuk bisa memahami keadaan orang tuanya
dan hal tersebut tidak seharusnya membuatnya menjadi orang yang
memiliki self esteem rendah.
1. Klien berusaha untuk tidak merasa
rendah diri dan menarik diri dari pergaulan.
2. Klien berusaha untuk
menumbuhkan semangat belajar dan berusaha untuk memperbaiki diri.
3. Klien membangkitkan kemauan
yang keras karena dengan kemauan dapat dikatakan merupakan fondasi
pertama dan utama untuk membangun kepribadian yang kuat,
termasuk self esteem tinggi.
4. Klien harus berpikir positif dan
menyingkirkan pikiran negatif -
Understanding:
Klien memahami bahwa kebutuhannya yang
terhambat menjadikan sumber permasalahan.
Klien memahami komitmen yang ia buat
adalah usaha dalam memenuhi kebutuhannya
dan menyelesaikan masalahnya.
-
Comfort:
Klien merasa lega dan senang karena ada arahan
yang jelas mengenai apa yang harus ia perbuat.
-
Action:
Klien akan berusaha menjalankan
komitmennya.
dalam membangun self esteem tinggi.
Hasil konseling tahap ini yaitu klien sudah bisa berkomitmen untuk melaksanakan perjanjian yang sudah disepakati bersama. Klien diberikan
kesempatan untuk melaksanakan komitmennya. Klien terlihat lebih santai dalam mengikuti proses konseling. Saat membuat komitmen, klien terihat bersemangat
untuk melaksanakan komitmennya.
4.1.2.1.5.4 Pertemuan ke-4