Pertemuan ke-3 Klien V RS

Realitas WANTS AND NEEDS Pada tahap ini klien diajak untuk mengungkapkan segala kebutuhan dan keinginan klien. Pada pertemuan yang kedua ini dilakukan: 1. Konselor bersama klien memperdalam rapport sehingga klien dapat lebih nyaman mengikuti proses konseling. 2. Klien diajak untuk mengungkapkan kebutuhan dan keinginannya selama ini. 3. Klien mengungkapkan segala kebutuhan dan harapannya mencakup segala aspek, mulai terhadap ayah dan ibunya, teman-teman dan guru di sekolahnya. - Understanding: Klien memahami bahwa segala kebutuhannya selama ini belum terpenuhi. - Comfort: Klien merasa senang dapat memahami kebutuhannya. - Action: Klien akan berusaha lebih terbuka dalam mengikuti proses konseling berikutnya agar permasalahannya cepat teratasi. Dari hasil konseling pertemuan ke-2, diketahui penyebab utama permasalahan klien. Pada pertemuan ini klien mengungkapkan kebutuhannya sebagai seorang anak yang menginginkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya namun belum dapat terpenuhi karena ayah dan ibunya terlalu sibuk bekerja. Klien jarang memiliki waktu yang berkualitas dengan ayah dan ibunya. Klien jarang atau bahkan tidak pernah berkomunikasi dengan orang tuanya. Keadaan klien ini menjadi sumber masalah bagi pemikiran, sikap dan perasaan klien.

4.1.2.1.5.3 Pertemuan ke-3

Pada pertemuan ke-3 dalam konseling ini yaitu melanjutkan tahap wants and needs dan membuat kesepakatan komitmen getting comitment. Pertemuan ke-3 dalam konseling dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 Januari 2013, pukul 11.00–11.35 WIB. Pada pertemuan ke-3 ini, klien diajak untuk mendiskusikan kebutuhan, keinginan dan persepsi kebutuhannya tersebut menurut dirinya sendiri. Setelah klien memahami kebutuhan dan keinginannya maka klien diajak untuk berkomitmen. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.37 Proses Konseling Klien RS pada Pertemuan ke-3 Tahap Konseling Realitas Evaluasi Proses Konseling Perkembangan Klien dan UCA WANTS AND NEEDS lanjutan Mendiskusikan kebutuhan dan keinginan klien serta persepsi klien terhadap kebutuhannya untuk kemudian klien diajak untuk membuat komitmen dalam rangka pemenuhan kebutuhannya. Pada pertemuan ini, melanjutkan tahap sebelumnya yang belum selesai. 1. Klien diajak untuk mendiskusikan kebutuhan dan keinginannya. 2. Klien mengutarakan persepsinya terkait kebutuhannya. 3. Klien membuat komitmen sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhannya. Komitmen tersebut meliputi: 1. Klien berusaha memahami situasi dan kondisi orang tuanya. 2. Klien berusaha mengerti pekerjaan kesibukan orang tuanya. 3. Klien berusaha untuk bisa memahami keadaan orang tuanya dan hal tersebut tidak seharusnya membuatnya menjadi orang yang memiliki self esteem rendah. 1. Klien berusaha untuk tidak merasa rendah diri dan menarik diri dari pergaulan. 2. Klien berusaha untuk menumbuhkan semangat belajar dan berusaha untuk memperbaiki diri. 3. Klien membangkitkan kemauan yang keras karena dengan kemauan dapat dikatakan merupakan fondasi pertama dan utama untuk membangun kepribadian yang kuat, termasuk self esteem tinggi. 4. Klien harus berpikir positif dan menyingkirkan pikiran negatif - Understanding: Klien memahami bahwa kebutuhannya yang terhambat menjadikan sumber permasalahan. Klien memahami komitmen yang ia buat adalah usaha dalam memenuhi kebutuhannya dan menyelesaikan masalahnya. - Comfort: Klien merasa lega dan senang karena ada arahan yang jelas mengenai apa yang harus ia perbuat. - Action: Klien akan berusaha menjalankan komitmennya. dalam membangun self esteem tinggi. Hasil konseling tahap ini yaitu klien sudah bisa berkomitmen untuk melaksanakan perjanjian yang sudah disepakati bersama. Klien diberikan kesempatan untuk melaksanakan komitmennya. Klien terlihat lebih santai dalam mengikuti proses konseling. Saat membuat komitmen, klien terihat bersemangat untuk melaksanakan komitmennya.

4.1.2.1.5.4 Pertemuan ke-4

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KARAKTER DASAR PADA SISWA KELAS VIII G MELALUI LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 34 SEMARANG TAHUN AJARAN 20152016

0 21 282

MENINGKATKAN PENERIMAAN DIRI (SELF ACCEPTANCE) SISWA KELAS VIII MELALUI KONSELING REALITA DI SMP NEGERI 1 BANTARBOLANG KABUPATEN PEMALANG TAHUN AJARAN 2012 2013

16 114 231

UPAYA MEMINIMALKAN PERILAKU KONSUMTIF MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 12 SEMARANG TAHUN AJARAN 2010 2011

1 8 208

PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN EKSISTENSIAL HUMANISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF ESTEEM SISWA DI KELAS VIII SMP PEMBANGUN MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 5 30

UPAYA MENINGKATKAN BACKHAND DRIVE TENIS MEJA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 NAMORAMBE TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 22

KONSELING EKLEKTIK MELALUI MEDIA KREATIF DALAM MENINGKATKAN SELF-ESTEEM SISWA SMP NEGERI 17 MEDAN.

1 5 25

(ABSTRAK) UPAYA MEMINIMALKAN PERILAKU KONSUMTIF MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 12 SEMARANG TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 2

PERBEDAAN KONSEP DIRI SISWA DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG TUA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 213

MENGATASI MASALAH LOW SELF ESTEEM MELALUI KONSELING INDIVIDU MODEL PERSON CENTERED THERAPHY (PCT) PADA SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 25 SEMARANG TAHUN AJARAN 2015 2016 -

0 0 56

PENINGKATAN SELF ESTEEM PADA PESERTA DIDIK MELALUI KONSELING REALITAS KELAS VIII C DI SMP NEGERI 28 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 0 124