13
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian terdahulu
Penelitian terdahulu adalah penelitian yang sudah dilakukan sebelum- sebelumnya oleh peneliti lain. Tujuannya adalah sebagai bahan masukan bagi
pemula dan untuk membandingkan antara penelitian yang satu dengan yang lain. Penelitian terdahulu yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut.
Penelitian Octora 2010:2 mengenai gambaran self esteem anak yang mengalami child abuse. Dijelaskan dalam penelitiannya bahwa yang termasuk
dalam kategori child abuse ialah tidak hanya perlakuan-perlakuan kasar yang menyakiti fisik seorang anak, tetapi juga psikis dan seksual anak, bahkan dengan
mengabaikan dan tidak memenuhi kebutuhannya dapat dikatakan pula sebagai child abuse.
Semua tindakan kekerasan yang dialami anak-anak akan terekam dalam alam bawah sadar mereka dan akan dibawa sampai kepada masa dewasa
bahkan sepanjang hidupnya sehingga akan berdampak pada perilaku anak itu sendiri. Pengaruh jangka panjang yang dihasilkan dari pengalaman kekerasan
kepada anak, diantaranya ialah rendahnya self esteem. Penelitian yang dilakukan Sabriani 2004:30 menyebutkan bahwa dalam
suatu keluarga, anak akan menjalin ikatan emosional dengan orang terdekatnya, dalam hal ini orang tua, terutama ibu. Melalui ikatan emosional yang dijalin ini,
anak menjadikan orang tua sebagai orang yang dipandang berarti dalam kehidupannya significant others. Significant others adalah orang-orang yang
dianggap penting oleh individu karena dapat mereduksi atau meningkatkan perasaan tidak aman, mengurangi atau meningkatkan perasaan tidak berdaya,
menurunkan atau meningkatkan perasaan berharga pada diri individu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa significant others memiliki peran penting dalam
meningkatkan self esteem remaja. Penelitian yang dilakukan Yusooff, Fatimah 2009:643 menyimpulkan
bahwa “ Parental relationship play a very important role in determining the self esteem of children
. Cohesive families are characterized by a family atmosphere of support and understanding. Members of the family need to feel free to voice their
needs and concerns Berg-Cross, Kidd Carr 1990. Adolescents who view their
parents communication as supportive and open are most probably to have higher self esteem than those who perceived their parents communication patterns as
controlling and unsupportive Blake Slate: 1993. A family with good parental
relationships in this context would mean the family members are willing to solve problems together, showing concern for each other, and there will be fewer
quarrels”. Penelitian Wida dan Hadi 2010:3 tentang penerapan konseling realita
untuk meningkatkan harga diri siswa. Dalam penelitiannya Wida dan Hadi menjelaskan bahwa dalam konseling realita dijelaskan bahwa perilaku yang
bermasalah disebabkan karena individu yang tidak dapat memenuhi kebutuhannya salah satunya dalam hal ini adalah kebutuhan akan harga diri. Glesser
mengungkapkan bahwa banyak anak-anak di sekolah yang membutuhkan cinta dan harga diri yang semula tidak ditemukannya dirumah.
Dari beberapa penelitian di atas dapat diketahui bahwa self esteem dapat terjadi pada siapa saja dan kondisi apapun. Berbagai penyebab self esteem dan
dampak yang ditimbulkan antara satu orang berbeda dengan yang lainnya. Salah satu penyebab self esteem rendah adalah pengabaian yang dilakukan oleh orang
tua. Sewaktu orang tua tidak berhasil memuaskan kebutuhan-kebutuhan anak akan makanan, kasih sayang, kehangatan, keamanan, perhatian, penerimaan dan cinta
maka anak tersebut akan merasakan dunia yang tidak dapat dipercaya, tidak ramah dan seperti memusuhinya. Untuk itu perlu adanya penanganan khusus guna
mengatasi kasus tersebut. Penggunaan konseling realitas diharapkan mampu meningkatkan self
esteem anak akibat pengabaian orang tua. Konseling realitas membantu anak
medapatkan pemahaman baru yang lebih realistis dan mempelajari perilaku yang lebih bertanggungjawab.
2.2 Self Esteem Akibat Pengabaian Orang Tua