82
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dipaparkan hasil analisis dan pembahasan dari hasil penelitian yang dilaksanakan pada siswa kelas VIII G SMP N 13 Semarang
khususnya 6 siswa yang memiliki masalah self esteem rendah.
4.1 Hasil
Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka berikut akan diuraikan hasil
penelitian yang meliputi hasil analisis kuantitatif hasil analisis perhitungan pre test, hasil analisis perhitungan post test, serta perbandingan hasil pre test dan post
test self esteem rendah siswa dan hasil analisis kualitatif hasil pengamatan selama proses kegiatan konseling.
4.1.1 Hasil Analisis Data Kuantitatif
4.1.1.1 Gambaran Tingkat Self Esteem Siswa Kelas VIII-G Sebelum
Diberikan Perlakuan Gambaran self esteem siswa kelas VIII G sebelum diberikan perlakukan
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Pre-test Tingkat Self Esteem Siswa
Sebelum Diberi Perlakuan No.
Kode Responden
Pre-test Skor
Kategori
1. S-1 110
37,9 Rendah
2. S-2 120
41,4 Rendah
3. S-3 112
38,6 Rendah
4. S-4 100
34,5 Sangat Rendah
5. S-5 110
37,9 Rendah
6. S-6 122
42 Rendah
Sumber: Data yang diolah Keterangan : S-1 dst : Kode Klien,
Kategori: Sangat Tinggi 84,1 sampai 100 Tinggi 68,1 sampai 84,0 Sedang 52,1 sampai 68 Rendah 36,1
sampai 52 Sangat Rendah 20,0 sampai 36 Berdasarkan hasil pre test pada keenam responden pada table 4.1 dapat
dimaknai bahwa self esteem keenam responden sebelum mendapat perlakuan berupa konseling realitas berada dalam kategori rendah. Hal tersebut dapat
diartikan bahwa indikator-indikator self esteem rendah seperti sering sulit menemukan hal-hal yang positif dalam tindakan yang mereka lakukan, cenderung
kurang berani mengambil resiko, mereka cenderung kurang menghargai keberhasilan yang mereka raih, mereka merasa rendah diri ketika berhadapan
dengan orang lain, mereka cenderung tidak termotivasi oleh keinginan untuk memperbaiki diri, mereka kurang puas dan kurang berbahagia dengan hidupnya,
kurang mampu menyesuaikan diri, mudah putus asa, cenderung menyalahkan diri sendiri dan sering melakukan self-talk yang negatif masih dilakukan oleh keenam
responden. Hasil pre test self esteem rendah siswa sebelum diberi perlakuan pada tiap
indikator dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Hasil Pre-test Tingkat Self Esteem Siswa
Sebelum Diberi Perlakuan Pada Tiap Indikator No. Indikator
Kode Responden Rata-
rata Kategori
S-1 S-2 S-3 S-4 S-5 S-6
1. Mampu menemukan
hal- hal yang positif dalam
tindakan yang dilakukan 40 40 37 31 37 42 37,8
Rendah 2. Berani
mengambil resiko
40 47 47 33 33 40 40 Rendah 3. Menghargai
keberhasilan
yang diraih
43 40 43 40 33 43 40,3 Rendah
4. Memandang dirinya sama
dan sederajat dengan orang lain
40 37 40 37 40 43 39,5 Rendah
5. Cenderung termotivasi
oleh keinginan untuk memperbaiki diri
34 40 46 40 34 37 38,5 Rendah
6. Puas dan berbahagia
dengan hidup
37 47 33 27 43 50 39,5 Rendah
7. Mampu menyesuaikan
diri 34 46 31 37 40 46 39 Rendah
8. Memiliki perasaan-
perasaan yang positif 40 33 37 30 43 37 36,7
Rendah 9. Mampu
mempertanggungjawabkan Kegagalan
34 43 34 34 37 40 37 Rendah Sumber: Data yang diolah
Keterangan : S-1 dst : Kode Klien, Kategori: Sangat Tinggi 84,1 sampai 100 Tinggi 68,1
sampai 84,0 Sedang 52,1 sampai 68 Rendah 36,1 sampai 52 Sangat Rendah 20,0 sampai 36
Berdasarkan hasil pre test tingkat self esteem siswa pada tiap indikator pada tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa pada indikator mampu menemukan
hal-hal yang positif dalam tindakan yang dilakukan termasuk dalam kategori rendah, hal ini berarti bahwa klien tidak memiliki keyakinan akan kemampuan
dirinya, tidak memiliki keyakinan untuk melakukan hal-hal yang baik, sering terlambat mengumpulkan tugas PR, tidak bisa mengatur waktu antara belajar,
sekolah, dan aktivitas lainnya, tidak mandiri dalam mengerjakan tugas PR dan ulangan, tidak dapat berkonsentrasi di kelas sebelum diberikan konseling realitas.
Pada indikator berani mengambil resiko termasuk dalam kategori rendah, hal ini berarti sebelum klien diberikan konseling realitas klien kurang aktif di
kelas, kurang memiliki keinginan untuk berkompetisi, tidak berani mengemukakan pendapat karena takut salah.
Pada indikator menghargai keberhasilan yang diraih termasuk dalam kategori rendah, hal ini berarti sebelum klien diberikan konseling realitas klien
sering merasa bahwa usaha yang dilakukan untuk memperoleh hasil maksimal adalah sia-sia, klien sering mengganggap bahwa nilai baik yang didapat pada saat
ulangan maupun ujian hanyalah faktor keberuntungan. Pada indikator menganggap dirinya sama dan sederajat termasuk dalam
kategori rendah, hal ini berarti sebelum klien diberikan konseling realitas klien sering sulit untuk memfokuskan fikiran ketika berbicara di depan kelas, gemetar
saat berhadapan dengan guru secara langsung, sulit bergaul, malu untuk meminta bantuan orang lain dalam belajar tetapi lebih memilih mencontek.
Pada indikator cenderung termotivasi oleh keinginan untuk memperbaiki diri termasuk dalam kategori rendah, hal ini berarti sebelum klien diberikan
konseling realitas klien tidak berpikir untuk mencoba menjadi lebih baik dari hal yang dipelajari dan dilakukan, tidak memiliki semangat dalam mengikuti kegiatan
belajar di kelas, tidak memperhatikan guru mengajar dan menyepelekan tugas, tidak mau berusaha untuk mengerjakan tugas PR dan ulangan secara mandiri
tetapi bergantung dengan contekan teman atau buku.
Pada indikator puas dan berbahagia dengan hidup termasuk dalam kategori rendah, hal ini berarti sebelum klien diberikan konseling realitas klien sering
merasa kecewa dengan apa yang terjadi di dalam hidupnya, klien merasa bahwa orang lain lebih bahagia.
Pada indikator mampu menyesuaikan diri termasuk dalam kategori rendah, hal ini berarti sebelum klien diberikan konseling realitas klien sulit untuk bergaul
dengan teman sekelas, klien lebih suka menyendiri daripada berbaur dengan teman, sering gagal dalam usaha mencari teman.
Pada memiliki perasaan-perasaan yang positif termasuk dalam kategori rendah, hal ini berarti sebelum klien diberikan konseling realitas klien mudah
menyerah jika menghadapi kesulitan, sering berpikir bahwa tidak ada gunanya bekerja keras dalam belajar, klien merasa tidak mungkin untuk melakukan hal
yang lebih baik dari siswa lain di kelas, klien sering merasa pesimis. Pada indikator mampu mempertanggungjawabkan kegagalan termasuk
dalam kategori rendah, hal ini berarti sebelum klien diberikan konseling realitas klien merasa bahwa dirinya adalah orang yang tidak berguna, klien merasa bahwa
dirinya tidak sebaik orang lain, klien sering melakukan self talk negatif.
4.1.1.2 Gambaran Tingkat Self Esteem Siswa Kelas VIII-G Setelah Diberikan