Pertemuan 1 Pertemuan ke-2 Klien III MH

dengan keadaankesibukan orang tua. atau di sekolah serta memiliki semangat untuk menjalani hidup.

4.1.2.1.3 Klien III MH

4.1.2.1.3.1 Pertemuan 1

Pada pertemuan 1 dalam konseling ini terjadi tahap involvement yakni tahap pembinaan hubungan baik rappot dan assessment yang merupakan tahap pengidentifikasian masalah. Pertemuan 1 dalam konseling dilaksanakan pada hari Kamis, 17 Januari 2013, pukul 08.00-08.30 WIB. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.21 Proses Konseling Klien MH pada Pertemuan 1 Tahap Konseling Realitas Evaluasi Proses Konseling Perkembangan Klien dan UCA INVOLVEMENT Membina hubungan baik dengan klien sehingga terjadi keakraban, empatik dan keterbuakaan antara konselor dan konseli. Dalam tahapan ini dilakukan: 1. Pembinaan hubungan baik rapport, pada awal pembicaraan Klien diajak membahas topik netral. 2. Klien dijelaskan definisi, tujuan, azas- azas dan tata cara konseling. 3. Terjadi kesepakatan atau kontrak waktu. 4. Sebelum proses konseling dimulai diawali dengan berdoa. 5. Klien kembali ditanyakan mengenai kesiapannya dalam mengikuti proses konseling. 6. Klien mengungkapkan perasaannya saat mengikuti proses konseling. 7. Klien mengungkapkan masalah apa yang sedang ia hadapi saat ini. - Understanding: Klien mengerti maksud dan tujuan dari konseling. - Comfort: Klien merasa senang ada yang mau membantu mengatasi masalahnya walaupun masih agak sedikit canggung dalam berinteraksi. - Action: Klien akan terbuka dan sukarela untuk menceritakan masalah yang dihadapinya Dari hasil konseling pertemuan 1, dapat dievaluasi bahwa klien memahami apa makna konseling dan tujuannya. Meskipun klien sempat merasa bingung dan canggung saat mengikuti proses konseling awal, namun klien menyadari bahwa dengan mengikuti konseling ini dapat membantunya menghadapi masalah yang ia hadapi saat ini. Klien memiliki harapan bahwa dapat terbantu dan terselesaikan masalah yang dialaminya akibat pengabaian orang tuanya. Dari hasil observasi pada pertemuan ini, klien merasa canggung berhadapan dengan konselor.

4.1.2.1.3.2 Pertemuan ke-2

Pada pertemuan ke-2 dalam konseling ini memasuki tahap wants and needs yaitu eksplorasi keinginan, kebutuhan dan persepsi klien terhadap kebutuhan dan keinginannya.Pertemuan ke-2 dalam konseling dilaksanakan pada hari Senin, 21 Januari 2013, pukul 12.00 – 12.30 WIB. Pada pertemuan ke-2 ini, klien mengungkapkan semua kebutuhan dan keinginannya. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel berikut. Tabel 4.22 Proses Konseling Klien MH pada Pertemuan ke-2 Tahap Konseling Realitas Evaluasi Proses Konseling Perkembangan Klien dan UCA WANTS AND NEEDS Pada tahap ini klien diajak untuk mengungkapkan segala kebutuhan dan keinginan klien. Pada pertemuan yang kedua ini dilakukan: 1. Konselor bersama klien memperdalam rapport sehingga klien dapat lebih nyaman mengikuti proses konseling. 2. Klien diajak untuk mengungkapkan kebutuhan dan keinginannya selama ini. 3. Klien mengungkapkan segala kebutuhan dan harapannya mencakup segala aspek, mulai terhadap ayah dan ibunya, teman-teman dan guru di sekolahnya. - Understanding: Klien memahami bahwa segala kebutuhannya selama ini belum terpenuhi. - Comfort: Klien merasa senang dapat memahami kebutuhannya. - Action: Klien akan berusaha lebih terbuka dalam mengikuti proses konseling berikutnya agar permasalahannya cepat teratasi. Dari hasil konseling pertemuan ke-2, diketahui penyebab utama permasalahan klien. Pada pertemuan ini klien mengungkapkan kebutuhannya sebagai seorang anak yang menginginkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya namun belum dapat terpenuhi karena ayah dan ibunya terlalu sibuk bekerja. Klien jarang memiliki waktu yang berkualitas dengan ayah dan ibunya. Klien jarang atau bahkan tidak pernah berkomunikasi dengan orang tuanya. Keadaan klien ini menjadi sumber masalah bagi pemikiran, sikap dan perasaan klien.

4.1.2.1.3.3 Pertemuan ke-3

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KARAKTER DASAR PADA SISWA KELAS VIII G MELALUI LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 34 SEMARANG TAHUN AJARAN 20152016

0 21 282

MENINGKATKAN PENERIMAAN DIRI (SELF ACCEPTANCE) SISWA KELAS VIII MELALUI KONSELING REALITA DI SMP NEGERI 1 BANTARBOLANG KABUPATEN PEMALANG TAHUN AJARAN 2012 2013

16 114 231

UPAYA MEMINIMALKAN PERILAKU KONSUMTIF MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 12 SEMARANG TAHUN AJARAN 2010 2011

1 8 208

PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN EKSISTENSIAL HUMANISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF ESTEEM SISWA DI KELAS VIII SMP PEMBANGUN MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 5 30

UPAYA MENINGKATKAN BACKHAND DRIVE TENIS MEJA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 NAMORAMBE TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 22

KONSELING EKLEKTIK MELALUI MEDIA KREATIF DALAM MENINGKATKAN SELF-ESTEEM SISWA SMP NEGERI 17 MEDAN.

1 5 25

(ABSTRAK) UPAYA MEMINIMALKAN PERILAKU KONSUMTIF MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 12 SEMARANG TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 2

PERBEDAAN KONSEP DIRI SISWA DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG TUA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 213

MENGATASI MASALAH LOW SELF ESTEEM MELALUI KONSELING INDIVIDU MODEL PERSON CENTERED THERAPHY (PCT) PADA SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 25 SEMARANG TAHUN AJARAN 2015 2016 -

0 0 56

PENINGKATAN SELF ESTEEM PADA PESERTA DIDIK MELALUI KONSELING REALITAS KELAS VIII C DI SMP NEGERI 28 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 0 124