Pada indikator puas dan berbahagia dengan hidup termasuk dalam kategori rendah, hal ini berarti sebelum klien diberikan konseling realitas klien sering
merasa kecewa dengan apa yang terjadi di dalam hidupnya, klien merasa bahwa orang lain lebih bahagia.
Pada indikator mampu menyesuaikan diri termasuk dalam kategori rendah, hal ini berarti sebelum klien diberikan konseling realitas klien sulit untuk bergaul
dengan teman sekelas, klien lebih suka menyendiri daripada berbaur dengan teman, sering gagal dalam usaha mencari teman.
Pada memiliki perasaan-perasaan yang positif termasuk dalam kategori rendah, hal ini berarti sebelum klien diberikan konseling realitas klien mudah
menyerah jika menghadapi kesulitan, sering berpikir bahwa tidak ada gunanya bekerja keras dalam belajar, klien merasa tidak mungkin untuk melakukan hal
yang lebih baik dari siswa lain di kelas, klien sering merasa pesimis. Pada indikator mampu mempertanggungjawabkan kegagalan termasuk
dalam kategori rendah, hal ini berarti sebelum klien diberikan konseling realitas klien merasa bahwa dirinya adalah orang yang tidak berguna, klien merasa bahwa
dirinya tidak sebaik orang lain, klien sering melakukan self talk negatif.
4.1.1.2 Gambaran Tingkat Self Esteem Siswa Kelas VIII-G Setelah Diberikan
Perlakuan
Post-test diberikan setelah selesainya kegiatan konseling sehingga akan
diketahui bagaimana perubahan masalah self esteem rendah siswa sebelum dan sesudah konseling. Di bawah ini akan dijabarkan hasil post-test sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hasil Post-test Tingkat Self Esteem Siswa
Setelah Diberi Perlakuan No.
Kode Responden
Post-test Skor
Kategori
1. S-1 226
77,9 Tinggi
2. S-2 227
78,3 Tinggi
3. S-3 225
77,6 Tinggi
4. S-4 224
77,2 Tinggi
5. S-5 225
77,6 Tinggi
6. S-6 226
77,9 Tinggi
Sumber: Data yang diolah Keterangan : S-1 dst : Kode Klien,
Kategori: Sangat Tinggi 84,1 sampai 100 Tinggi 68,1 sampai 84,0 Sedang 52,1 sampai 68 Rendah 36,1 sampai
52 Sangat Rendah 20,0 sampai 36
Berdasarkan hasil post test pada enam klien pada tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa keenam klien setelah mendapat perlakuan berupa layanan
konseling realitas, enam klien mengalamai peningkatan self esteem dengan rata- rata nilai 77,75 yang termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan hasil post test
diatas, dapat diketahui bahwa nilai persentase mengalami peningkatan, yaitu dari 38,7 menjadi 77,75. Peningkatan nilai persentase ini sebesar 39,05.
Sebelum diberi perlakuan berupa konseling realitas dapat diketahui bahwa nilai persentasenya adalah 38,7.
Nilai persentase sebesar 38,7 tersebut dapat diartikan bahwa keenam klien mengalami self esteem rendah. Self esteem rendah ini dapat dilihat dari
adanya indikator-indikator self esteem rendah yaitu sering sulit menemukan hal- hal yang positif dalam tindakan yang mereka lakukan, cenderung kurang berani
mengambil risiko, mereka cenderung kurang menghargai keberhasilan yang mereka raih, mereka merasa rendah diri ketika berhadapan dengan orang lain,
mereka cenderung tidak termotivasi oleh keinginan untuk memperbaiki diri, mereka kurang puas dan kurang berbahagia dengan hidupnya, kurang mampu
menyesuaikan diri, mudah putus asa, cenderung menyalahkan diri sendiri dan sering melakukan self-talk yang negatif.
Setelah dilakukan treatment berupa konseling realitas diketahui bahwa nilai persentase mengalami peningkatan menjadi 77,75 yang termasuk dalam
kategori tinggi. Peningkatan nilai persentase self esteem pada keenam siswa dapat dimaknai bahwa gejala-gejala seperti sering sulit menemukan hal-hal yang positif
dalam tindakan yang mereka lakukan, cenderung kurang berani mengambil risiko, cenderung kurang menghargai keberhasilan yang mereka raih, merasa rendah diri
ketika berhadapan dengan orang lain, cenderung tidak termotivasi oleh keinginan untuk memperbaiki diri, kurang puas dan kurang berbahagia dengan hidupnya,
kurang mampu menyesuaikan diri, mudah putus asa, cenderung menyalahkan diri sendiri sudah mulai berkurang dalam diri siswa.
Hasil post test tingkat self esteem pada tiap indikator dapat dilihat melalui tabel 4.4 di bawah ini:
Tabel 4.4 Hasil Post-test Tingkat Self Esteem
Setelah Diberi Perlakuan Pada Tiap Indikator No. Indikator
Kode Responden Rata-
rata Kategori
S-1 S-2 S-3 S-4 S-5 S-6
1. Mampu menemukan
hal- hal yang positif dalam
tindakan yang dilakukan 69 74 66 69 71 74 70,5
Tinggi 2. Berani
mengambil resiko
80 77 80 80 83 77 79,5 Tinggi
3. Menghargai keberhasilan
yang diraih
80 77 83 80 80 77 79,5 Tinggi
4. Memandang dirinya sama
dan sederajat dengan orang lain
77 80 83 77 80 80 79,5 Tinggi
5. Cenderung termotivasi
oleh keinginan untuk memperbaiki diri
77 83 74 77 74 80 77,5 Tinggi
6. Puas dan berbahagia
dengan hidup
80 83 80 83 80 80 81 Tinggi
7. Mampu menyesuaikan
diri 83 77 80 74 77 77 78 Tinggi
8. Memiliki perasaan-
perasaan yang positif 83 77 80 80 77 77 79
Tinggi 9. Mampu
mempertanggungjawabkan kegagalan
74 77 74 77 77 80 76,5 Tinggi
Sumber: Data yang diolah Keterangan : S-1 dst : Kode Klien,
Kategori: Sangat Tinggi 84,1 sampai 100 Tinggi 68,1 sampai 84,0 Sedang 52,1 sampai 68 Rendah 36,1 sampai
52 Sangat Rendah 20,0 sampai 36
Berdasarkan hasil post test tingkat self esteem siswa setelah diberi perlakuan konseling realitas pada tiap indikator pada tabel 4.4 di atas
menunjukkan bahwa pada indikator mampu menemukan hal-hal yang positif dalam tindakan yang dilakukan termasuk dalam kategori tinggi, hal ini berarti
bahwa klien sudah mulai memiliki keyakinan akan kemampuan dirinya, klien memiliki keyakinan untuk melakukan hal-hal yang baik, klien berusaha tepat
waktu dalam mengumpulkan tugas PR, klien berusaha untuk dapat mengatur waktu antara belajar, sekolah, dan aktivitas lainnya, mandiri dalam mengerjakan
tugas PR dan ulangan, berkonsentrasi di kelas setelah diberikan konseling realitas.
Pada indikator berani mengambil resiko termasuk dalam kategori tinggi, hal ini berarti setelah klien diberikan konseling realitas klien mampu untuk
memfokuskan fikiran ketika berbicara di depan kelas, tidak gemetar saat berhadapan dengan guru secara langsung, mampu bergaul secara terbuka dengan
teman sekolah, melu untuk meminta bantuan orang lain dalam belajar tetapi lebih memilih mencontek.
Pada indikator menghargai keberhasilan yang diraih termasuk dalam kategori tinggi, hal ini berarti setelah klien diberikan konseling realitas klien
berusaha untuk lebih menghargai keberhasilan yang diraih dan tidak putus asa dan tidak menyalahkan diri sepenuhnya apabila mengalami kegagalan.
Pada indikator memandang dirinya sama dan sederajat dengan orang lain termasuk dalam kategori tinggi, hal ini berarti setelah klien diberikan konseling
realitas klien aktif di kelas, memiliki keinginan untuk berkompetisi, berani mengemukakan pendapat karena takut salah.
Pada indikator cenderung termotivasi oleh keinginan untuk memperbaiki diri termasuk dalam kategori tinggi, hal ini berarti setelah klien diberikan
konseling realitas klien berusaha untuk mencoba menjadi lebih baik dari hal yang dipelajari dan dilakukan, memiliki semangat dalam mengikuti kegiatan belajar di
kelas, memperhatikan guru mengajar dengan baik, bertanggung jawab terhadap tugas, berusaha untuk mengerjakan tugas PR dan ulangan secara mandiri tidak
bergantung dengan contekan teman atau buku. Pada indikator puas dan berbahagia dengan hidup termasuk dalam kategori
tinggi, hal ini berarti setelah klien diberikan konseling realitas klien mampu memahami dan menerima keadaan hidupnya dan tidak melakukan hal negatif
yang merugikan diri. Pada indikator mampu menyesuaikan diri termasuk dalam kategori tinggi,
hal ini berarti setelah klien diberikan konseling realitas klien berusaha membuka
diri dan bergaul secara terbuka dengan teman sekelas. Dan pada indikator memiliki perasaan-perasaan yang positif juga termasuk dalam kategori tinggi, hal
ini berarti setelah klien diberikan konseling realitas klien tidak mudah menyerah jika menghadapi kesulitan, klien memahami bahwa penting untuk bekerja keras
dalam belajar, klien yakin bahwa dirinya mampu melakukan hal yang lebih baik dari siswa lain di kelas, klien memiliki optimisme.
Pada indikator mampu mempertanggungjawabkan kegagalan termasuk dalam kategori rendah, hal ini berarti setelah klien diberikan konseling realitas
klien mampu menghargai dirinya, klien membiasakan diri untuk tidak melakukan self talk
negatif.
4.1.1.3 Perbedaan Tingkat Self Esteem Siswa Sebelum dan Setelah Diberikan