keinginan klien. 3.
Klien mengungkapkan segala kebutuhan dan harapannya
mencakup segala aspek, mulai terhadap ayah dan ibunya,
teman-teman dan guru di sekolahnya.
terbuka dalam mengikuti proses konseling berikutnya agar
permasalahannya cepat teratasi.
Dari hasil konseling pertemuan ke-2, diketahui penyebab utama permasalahan klien. Pada pertemuan ini klien mengungkapkan kebutuhannya
sebagai seorang anak yang menginginkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya namun belum dapat terpenuhi karena ayah dan ibunya terlalu sibuk
bekerja. Klien jarang memiliki waktu yang berkualitas dengan ayah dan ibunya. Klien jarang atau bahkan tidak pernah berkomunikasi dengan orang tuanya.
Keadaan klien ini menjadi sumber masalah bagi pemikiran, sikap dan perasaan klien.
4.1.2.1.4.3 Pertemuan ke-3
Pada pertemuan ke-3 dalam konseling ini yaitu melanjutkan tahap wants and needs
dan membuat kesepakatan komitmen getting comitment. Pertemuan ke-3 dalam konseling dilaksanakan pada hari Jumat, 25 Januari 2013, pukul
09.45–10.20 WIB. Pada pertemuan ke-3 ini, klien diajak untuk mendiskusikan kebutuhan, keinginan dan persepsi kebutuhannya tersebut menurut dirinya sendiri.
Setelah klien memahami kebutuhan dan keinginannya maka klien diajak untuk berkomitmen. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.30 Proses Konseling Klien NB pada Pertemuan ke-3
Tahap Konseling
Realitas Evaluasi Proses Konseling
Perkembangan Klien dan UCA
WANTS AND Pada pertemuan ini, melanjutkan
- Understanding:
NEEDS lanjutan
Mendiskusikan kebutuhan dan
keinginan klien serta persepsi
klien terhadap kebutuhannya
untuk kemudian klien diajak
untuk membuat komitmen dalam
rangka pemenuhan
kebutuhannya. tahap sebelumnya yang belum selesai.
1. Klien diajak untuk mendiskusikan
kebutuhan dan keinginannya. 2.
Klien mengutarakan persepsinya terkait kebutuhannya.
3. Klien membuat komitmen sebagai
usaha untuk memenuhi kebutuhannya.
Komitmen tersebut meliputi: 1.
Klien berusaha untuk memahami keadaan orang tuanya
2. Klien berusaha untuk memahami
kesibukan orang tuanya 3.
Klien berusaha untuk menumbuhkan semangat dalam
belajar 4.
Klien berusaha untuk memperbaiki diri dengan tidak menyepelekan
tugas yang diberikan oleh guru dan menyesuaikan diri dengan peraturan
sekolah dengan baik.Klien berusaha untuk membuka diri agar dapat
bergaul dengan teman-teman sekelasnya.
5. Klien membangkitkan kemauan
yang keras karena dengan kemauan dapat dikatakan merupakan fondasi
pertama dan utama untuk membangun kepribadian yang kuat,
termasuk self esteem tinggi.
6. Klien harus berpikir positif dan
menyingkirkan pikiran negatif dalam membangun self esteem
tinggi. Klien memahami bahwa
kebutuhannya yang terhambat menjadikan
sumber permasalahan. Klien memahami
komitmen yang ia buat adalah usaha dalam
memenuhi kebutuhannya dan menyelesaikan
masalahnya.
-
Comfort:
Klien merasa ragu apakah bisa
melaksanakan komitmennya.
-
Action:
Klien akan berusaha menjalankan
komitmennya.
Hasil konseling tahap ini yaitu klien sudah bisa berkomitmen untuk melaksanakan perjanjian yang sudah disepakati bersama. Klien diberikan
kesempatan untuk melaksanakan komitmennya. Klien terlihat lebih santai dalam mengikuti proses konseling. Saat membuat komitmen, klien terihat ragu untuk
melaksanakannya. Namun konselor meyakinkan klien bahwa ia dapat melaksanakan komitmen tersebut.
4.1.2.1.4.4 Pertemuan ke-4