ekstrakurikuler atau kegiatan positif lain agar waktunya digunakan untuk
hal yang positif dan meningkatkan prestasi akademiknya.
3. Jika dalam melaksanakan rencana-
rencananya konseli mengalami kendala maka akan dialihtangankan
kepada guru pembimbing untuk ditangani lebih lanjut.
4. Klien menulis rencana dan komitmen
awalnya pada sebuah kertas yang di tanda tangani klien dan konselor.
-
Action:
Klien berjanji akan berusaha selalu merubah
perilakunya ke arah yang lebih baik ditunjukkan
dengan melaksanakan komitmen.
Hasil dari pertemuan ke-6 ini klien menunjukkan beberapa perubahan dari komitmen yang telah disepakati bersama. Perubahan yang dilakukan oleh klien
sudah cukup bagus dan klien sudah mulai bergaul secara terbuka dengan teman- teman sekelas, mulai memperbaiki diri dan memiliki semangat belajar. Hasil
evaluasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.41 Hasil Evaluasi Konseling Klien 5 RS
Penilaian Sebelum konseling
Sesudah konseling
Pemahaman Klien mengalami self esteem rendah karena belum bisa
memahami keadaankesibukan orang tuanya.
Klien sudah memahami dan menerima kenyataan tentang
keadaan ayah dan ibunya.
Tindakan tingkah
laku Melakukan hal yang merugikan
diri sendiri seperti menolak bergaul dengan orang lain lebih
suka menyendiri, tidak memiliki semangat belajar dan tidak ada
motivasi untuk memperbaiki diri Melakukan hal yang bermanfaat
untuk dirinya sendiri seperti mengisi waktu luang dengan
belajar, mengikuti les tambahan, berani bersosialisasi dengan orang
lain, dan mampu memperbaiki diri dan memiliki menumbuhkan
semangat belajar.
Perasaan Merasa
malas beraktivitas, merasa tertekan dan terbebani
dengan keadaankesibukan orang tua.
Merasa senang dan bersemangat melaksanakan aktifitas di rumah
atau di sekolah serta memiliki semangat untuk menjalani hidup.
4.1.2.1.6 Klien VI SA
4.1.2.1.6.1 Pertemuan 1
Pada pertemuan 1 dalam konseling ini terjadi tahap involvement yakni tahap pembinaan hubungan baik rappot dan assessment yang merupakan tahap
pengidentifikasian masalah. Pertemuan 1 dalam konseling dilaksanakan pada hari Jumat, 18 Januari 2013, pukul 10.00-10.30 WIB. Untuk lebih jelasnya disajikan
dalam tabel berikut.
Tabel 4.42 Proses Konseling Klien SA pada Pertemuan 1
Tahap Konseling Realitas
Evaluasi Proses Konseling Perkembangan Klien
dan UCA
INVOLVEMENT Membina
hubungan baik dengan klien
sehingga terjadi keakraban,
empatik dan keterbuakaan
antara konselor dan konseli.
Dalam tahapan ini dilakukan: 1.
Pembinaan hubungan baik rapport, pada awal pembicaraan Klien diajak
membahas topik netral. 2.
Klien dijelaskan definisi, tujuan, azas- azas dan tata cara konseling.
3. Terjadi kesepakatan atau kontrak
waktu. 4.
Sebelum proses konseling dimulai diawali dengan berdoa.
5. Klien kembali ditanyakan mengenai
kesiapannya dalam mengikuti proses konseling.
6. Klien mengungkapkan perasaannya
saat mengikuti proses konseling. 7.
Klien mengungkapkan masalah apa yang sedang ia hadapi saat ini.
- Understanding:
Klien mengerti maksud dan tujuan dari
konseling.
-
Comfort:
Klien merasa senang ada yang mau membantu
mengatasi masalahnya walaupun masih agak
sedikit canggung dalam berinteraksi.
-
Action:
Klien akan terbuka dan sukarela untuk
menceritakan masalah yang dihadapinya
Dari hasil konseling pertemuan 1, dapat dievaluasi bahwa klien memahami apa makna konseling dan tujuannya. Meskipun klien sempat merasa bingung dan
canggung saat mengikuti proses konseling awal, namun klien menyadari bahwa dengan mengikuti konseling ini dapat membantunya menghadapi masalah yang ia
hadapi saat ini. Klien memiliki harapan bahwa dapat terbantu dan terselesaikan
masalah yang dialaminya akibat pengabaian orang tuanya. Dari hasil observasi pada pertemuan ini, klien merasa canggung berhadapan dengan konselor.
4.1.2.1.6.2 Pertemuan ke-2
Pada pertemuan ke-2 dalam konseling ini memasuki tahap wants and needs yaitu eksplorasi keinginan, kebutuhan dan persepsi klien terhadap kebutuhan dan
keinginannya.Pertemuan ke-2 dalam konseling dilaksanakan pada hari Selasa, 22 Januari 2013, pukul 12.00 – 12.30 WIB. Pada pertemuan ke-2 ini, klien
mengungkapkan semua kebutuhan dan keinginannya. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.43 Proses Konseling Klien SA pada Pertemuan ke-2
Tahap Konseling
Realitas Evaluasi Proses Konseling
Perkembangan Klien dan UCA
WANTS AND NEEDS
Pada tahap ini klien diajak
untuk mengungkapkan
segala kebutuhan dan
keinginan klien. Pada pertemuan yang kedua ini
dilakukan: 1.
Konselor bersama klien memperdalam rapport sehingga
klien dapat lebih nyaman mengikuti proses konseling.
2. Klien diajak untuk
mengungkapkan kebutuhan dan keinginannya selama ini.
3. Klien mengungkapkan segala
kebutuhan dan harapannya mencakup segala aspek, mulai
terhadap ayah dan ibunya, teman-teman dan guru di
sekolahnya. -
Understanding:
Klien memahami bahwa segala kebutuhannya selama ini belum
terpenuhi. -
Comfort:
Klien merasa senang dapat memahami kebutuhannya.
-
Action:
Klien akan berusaha lebih terbuka dalam mengikuti proses
konseling berikutnya agar permasalahannya cepat teratasi.
Dari hasil konseling pertemuan ke-2, diketahui penyebab utama permasalahan klien. Pada pertemuan ini klien mengungkapkan kebutuhannya
sebagai seorang anak yang menginginkan perhatian dan kasih sayang dari orang
tuanya namun belum dapat terpenuhi karena ayah dan ibunya terlalu sibuk bekerja. Klien jarang memiliki waktu yang berkualitas dengan ayah dan ibunya.
Klien jarang atau bahkan tidak pernah berkomunikasi dengan orang tuanya. Keadaan klien ini menjadi sumber masalah bagi pemikiran, sikap dan perasaan
klien.
4.1.2.1.6.3 Pertemuan ke-3