Dampak Pengabaian Orang tua

dibutuhkan anak, tidak memperhatikan kebutuhan makan, bermain, rasa aman, kesehatan, perlindungan rumah dan pendidikan, dipisahkan dari orang tua namun membiarkan anak melakukan tindakan antisosial, membiarkan anak bolos sekolah atau tidak mau sekolah tanpa sebab, membiarkan anak tanpa pengawasan orang dewasa, mengacuhkan anak dan tidak mengajaknya bicara, membeda- bedakan kasih sayang dan perhatian di antara anak-anaknya itu sendiri juga dikategorikan sebagai pengabaian orangtua terhadap anak.

2.2.2.2 Dampak Pengabaian Orang tua

Pengaruh yang paling terlihat dari pengabain orang tua adalah kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua terhadap anak. Bayi yang dipisahkan dari orang tuanya dan tidak memperoleh pengganti pengasuh yang memadai, akan mengembangkan perasaan tidak aman, gagal mengembangkan perilaku akrab dan selanjutnya akan mengalami masalah penyesuaian diri pada masa yang akan datang. Dalam penelitian Octora 2010:2 dijelaskan bahwa yang termasuk dalam kategori child abuse ialah tidak hanya perlakuan-perlakuan kasar yang menyakiti fisik seorang anak, tetapi juga psikis dan seksual anak, bahkan dengan hanya mengabaikan dan tidak memenuhi kebutuhannya dapat dikatakan pula sebagai child abuse. Semua tindakan kekerasan yang dialami anak-anak akan terekam dalam alam bawah sadar mereka dan akan dibawa sampai kepada masa dewasa bahkan sepanjang hidupnya sehingga akan berdampak pada perilaku anak itu sendiri. Pengaruh jangka panjang yang dihasilkan dari pengalaman kekerasan kepada anak, diantaranya ialah rendahnya self esteem. Seperti dijelaskan di atas bahwa pengabaian terhadap anak termasuk dalam kategori child abuse, sehingga dampak yang diakibatkan keduanya pun sama- sama mendatangkan akibat yang buruk bagi anak. Penyiksaan dan atau pengabaian yang dialami oleh anak dapat menimbulkan permasalahan di berbagai segi kehidupannya seperti: 1 Masalah Relational a Kesulitan menjalin dan membina hubungan atau pun persahabatan b Merasa kesepian c Kesulitan dalam membentuk hubungan yang harmonis d Sulit mempercayai diri sendiri dan orang lain e Menjalin hubungan yang tidak sehat, misalnya terlalu tergantung atau terlalu mandiri f Sulit membagi perhatian antara mengurus diri sendiri dengan mengurus orang lain g Mudah curiga, terlalu berhati‐hati terhadap orang lain h Perilakunya tidak spontan i Kesulitan menyesuaikan diri j Lebih suka menyendiri dari pada bermain dengan kawan‐kawannya k Suka memusuhi orang lain atau dimusuhi l Lebih suka menyendiri m Merasa takut menjalin hubungan secara fisik dengan orang lain n Sulit membuat komitmen o Terlalu bertanggung jawab atau justru menghindar dari tanggung jawab 2 Masalah Emosional a Merasa bersalah, malu b Menyimpan perasaan dendam c Depresi d Merasa takut ketularan gangguan mental yang dialami orang tua e Merasa takut masalah dirinya ketahuan kawannya yang lain f Tidak mampu mengekspresikan kemarahan secara konstruktif atau positif g Merasa bingung dengan identitasnya h Tidak mampu menghadapi kehidupan dengan segala masalahnya 3 Masalah Kognisi a Punya persepsi yang negatif terhadap kehidupan b Timbul pikiran negatif tentang diri sendiri yang diikuti oleh tindakan yang cenderung merugikan diri sendiri c Memberikan penilaian yang rendah terhadap kemampuan atau prestasi diri sendiri d Sulit berkonsentrasi dan menurunnya prestasi di sekolah e Memiliki citra diri yang negatif 4 Masalah Perilaku a Muncul perilaku berbohong, mencuri, bolos sekolah b Perbuatan kriminal atau kenakalan c Tidak mengurus diri sendiri dengan baik d Menunjukkan sikap dan perilaku yang tidak wajar, dibuat‐buat untuk mencari perhatian e Muncul keluhan sulit tidur f Muncul perilaku seksual yang tidak wajar g Kecanduan obat bius, minuman keras, dsb h Muncul perilaku makan yang tidak normal, seperti anorexia atau bulimia. Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengabaian terhadap anak termasuk dalam kategori child abuse, sehingga dampak yang diakibatkan keduanya pun sama-sama mendatangkan akibat yang buruk bagi anak. Semua tindakan kekerasan yang dialami anak-anak akan terekam dalam alam bawah sadar mereka dan akan dibawa sampai kepada masa dewasa bahkan sepanjang hidupnya sehingga akan berdampak pada perilaku anak itu sendiri. Pengaruh jangka panjang yang dihasilkan dari pengalaman kekerasan kepada anak, diantaranya ialah rendahnya self esteem.

2.3 Konseling Realitas

2.3.1 Pengertian Konseling Realitas

Konseling realitas memusatkan perhatiannya terhadap kelakuan yang bertanggungjawab, dengan memperhatikan tiga hal 3-R: Realitas reality, melakukan hal yang baik do right, dan tanggung jawab responsible. Menurut Latipun 2008:149, konseling realita adalah “pendekatan yang didasarkan pada anggapan tentang adanya suatu kebutuhan psikologis pada seluruh kehidupannya, kebutuhan akan identitas diri, yaitu kebutuhan untuk merasa unik , terpisah dan berbeda dengan orang lain”. Sedangkan Corey 2005:263 menyatakan bahwa terapi realitas adalah suatu sistem yang difokuskan pada tingkah laku sekarang.

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KARAKTER DASAR PADA SISWA KELAS VIII G MELALUI LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 34 SEMARANG TAHUN AJARAN 20152016

0 21 282

MENINGKATKAN PENERIMAAN DIRI (SELF ACCEPTANCE) SISWA KELAS VIII MELALUI KONSELING REALITA DI SMP NEGERI 1 BANTARBOLANG KABUPATEN PEMALANG TAHUN AJARAN 2012 2013

16 114 231

UPAYA MEMINIMALKAN PERILAKU KONSUMTIF MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 12 SEMARANG TAHUN AJARAN 2010 2011

1 8 208

PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN EKSISTENSIAL HUMANISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF ESTEEM SISWA DI KELAS VIII SMP PEMBANGUN MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 5 30

UPAYA MENINGKATKAN BACKHAND DRIVE TENIS MEJA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 NAMORAMBE TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 22

KONSELING EKLEKTIK MELALUI MEDIA KREATIF DALAM MENINGKATKAN SELF-ESTEEM SISWA SMP NEGERI 17 MEDAN.

1 5 25

(ABSTRAK) UPAYA MEMINIMALKAN PERILAKU KONSUMTIF MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 12 SEMARANG TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 2

PERBEDAAN KONSEP DIRI SISWA DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG TUA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 213

MENGATASI MASALAH LOW SELF ESTEEM MELALUI KONSELING INDIVIDU MODEL PERSON CENTERED THERAPHY (PCT) PADA SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 25 SEMARANG TAHUN AJARAN 2015 2016 -

0 0 56

PENINGKATAN SELF ESTEEM PADA PESERTA DIDIK MELALUI KONSELING REALITAS KELAS VIII C DI SMP NEGERI 28 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 0 124