Hasil dari pertemuan ke-6 ini klien menunjukkan beberapa perubahan dari komitmen yang telah disepakati bersama. Perubahan yang dilakukan oleh klien
sudah cukup bagus dan klien sudah mulai bersemangat dalam belajar, memiliki motivasi untuk berprestasi dan mulai bergaul dengan teman-teman sekelas . Hasil
evaluasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.13 Hasil Evaluasi Konseling Klien 1 DA
Penilaian Sebelum konseling
Sesudah konseling
Pemahaman Klien mengalami self esteem rendah karena belum bisa
memahami keadaankesibukan orang tuanya.
Klien sudah memahami dan menerima kenyataan tentang
keadaan ayah dan ibunya.
Tindakan tingkah
laku Melakukan hal yang merugikan
diri sendiri seperti tidak memiliki semangat belajar, tidak
memiliki motivasi untuk berprestasi di kelas dan menolak
bergaul dengan orang lain lebih suka menyendiri.
Melakukan hal yang bermanfaat untuk dirinya sendiri seperti
mengisi waktu luang dengan belajar, mengikuti les tambahan,
dan berani bersosialisasi dengan orang lain.
Perasaan Merasa
malas beraktivitas, merasa tertekan dan terbebani
dengan keadaankesibukan orang tua.
Merasa senang dan bersemangat melaksanakan aktifitas di rumah
atau di sekolah serta memiliki semangat untuk menjalani hidup.
4.1.2.1.2 Klien II IP
4.1.2.1.2.1 Pertemuan 1
Pada pertemuan 1 dalam konseling ini terjadi tahap involvement yakni tahap pembinaan hubungan baik rappot dan assessment yang merupakan tahap
pengidentifikasian masalah. Pertemuan 1 dalam konseling dilaksanakan pada hari
Rabu, 16 Januari 2013, pukul 09.30-10.00 WIB. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.14 Proses Konseling Klien IP pada Pertemuan 1
Tahap Konseling Realitas
Evaluasi Proses Konseling Perkembangan Klien
dan UCA
INVOLVEMENT Membina
hubungan baik dengan klien
sehingga terjadi keakraban,
empatik dan keterbuakaan
antara konselor dan konseli.
Dalam tahapan ini dilakukan: 1.
Pembinaan hubungan baik rapport, pada awal pembicaraan Klien diajak
membahas topik netral. 2.
Klien dijelaskan definisi, tujuan, azas- azas dan tata cara konseling.
3. Terjadi kesepakatan atau kontrak
waktu. 4.
Sebelum proses konseling dimulai diawali dengan berdoa.
5. Klien kembali ditanyakan mengenai
kesiapannya dalam mengikuti proses konseling.
6. Klien mengungkapkan perasaannya
saat mengikuti proses konseling. 7.
Klien mengungkapkan masalah apa yang sedang ia hadapi saat ini.
- Understanding:
Klien mengerti maksud dan tujuan dari
konseling. -
Comfort:
Klien merasa senang ada yang mau membantu
mengatasi masalahnya walaupun masih agak
sedikit canggung dalam berinteraksi.
-
Action:
Klien akan terbuka dan sukarela untuk
menceritakan masalah yang dihadapinya
Dari hasil konseling pertemuan 1, dapat dievaluasi bahwa klien memahami apa makna konseling dan tujuannya. Meskipun klien sempat merasa bingung dan
canggung saat mengikuti proses konseling awal, namun klien merasa senang karena ia menyadari bahwa dengan mengikuti konseling ini dapat membantunya
menghadapi masalah yang ia hadapi saat ini. Klien memiliki harapan bahwa dapat terbantu dan terselesaikan masalah yang dialaminya akibat pengabaian orang
tuanya.
4.1.2.1.2.2 Pertemuan ke-2
Pada pertemuan ke-2 dalam konseling ini memasuki tahap wants and needs yaitu eksplorasi keinginan, kebutuhan dan persepsi klien terhadap kebutuhan dan
keinginannya.Pertemuan ke-2 dalam konseling dilaksanakan pada hari Senin, 21 Januari 2013, pukul 11.30 – 12.00 WIB. Pada pertemuan ke-2 ini, klien
mengungkapkan semua kebutuhan dan keinginannya. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.15 Proses Konseling Klien IP pada Pertemuan ke-2
Tahap Konseling
Realitas Evaluasi Proses Konseling
Perkembangan Klien dan UCA
WANTS AND NEEDS
Pada tahap ini klien diajak
untuk mengungkapkan
segala kebutuhan dan
keinginan klien. Pada pertemuan yang kedua ini
dilakukan: 1.
Konselor bersama klien memperdalam rapport sehingga
klien dapat lebih nyaman mengikuti proses konseling.
2. Klien diajak untuk
mengungkapkan kebutuhan dan keinginannya selama ini.
3. Klien mengungkapkan segala
kebutuhan dan harapannya mencakup segala aspek, mulai
terhadap ayah dan ibunya, teman-teman dan guru di
sekolahnya. -
Understanding:
Klien memahami bahwa segala kebutuhannya selama ini belum
terpenuhi. -
Comfort:
Klien merasa senang dapat memahami kebutuhannya.
-
Action:
Klien akan berusaha lebih terbuka dalam mengikuti proses
konseling berikutnya agar permasalahannya cepat teratasi.
Dari hasil konseling pertemuan ke-2, diketahui penyebab utama permasalahan klien. Pada pertemuan ini klien mengungkapkan kebutuhannya
sebagai seorang anak yang menginginkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya namun belum dapat terpenuhi karena ayah dan ibunya terlalu sibuk
bekerja. Klien jarang memiliki waktu yang berkualitas dengan ayah dan ibunya. Klien jarang atau bahkan tidak pernah berkomunikasi dengan orang tuanya.
Keadaan klien ini menjadi sumber masalah bagi pemikiran, sikap dan perasaan klien.
4.1.2.1.2.3 Pertemuan ke-3