Tabel 4.34 Hasil Evaluasi Konseling Klien Pertama NB
Penilaian Sebelum konseling
Sesudah konseling
Pemahaman Klien mengalami self esteem rendah karena belum bisa
memahami keadaankesibukan orang tuanya.
Klien sudah memahami dan menerima kenyataan tentang
keadaan ayah dan ibunya.
Tindakan tingkah
laku Melakukan hal yang merugikan
diri sendiri seperti menolak bergaul dengan orang lain lebih
suka menyendiri, sering menyepelekan tugas yang
diberikan guru, dan sulit menyesuaikan dengan peraturan
sekolah. Melakukan hal yang bermanfaat
untuk dirinya sendiri seperti mengisi waktu luang dengan
belajar, mengikuti les tambahan, berani bersosialisasi dengan orang
lain, dan mampu memperbaiki diri dengan tidak menyepelekan tugas
dan mampu menyesuaikan diri dengan peraturan sekolah.
Perasaan Merasa
malas beraktivitas, merasa tertekan dan terbebani
dengan keadaankesibukan orang tua.
Merasa senang dan bersemangat melaksanakan aktifitas di rumah
atau di sekolah serta memiliki semangat untuk menjalani hidup.
4.1.2.1.5 Klien V RS
4.1.2.1.5.1 Pertemuan 1
Pada pertemuan 1 dalam konseling ini terjadi tahap involvement yakni tahap pembinaan hubungan baik rappot dan assessment yang merupakan tahap
pengidentifikasian masalah. Pertemuan 1 dalam konseling dilaksanakan pada hari Jumat, 18 Januari 2013, pukul 09.30-10.00 WIB. Untuk lebih jelasnya disajikan
dalam tabel berikut.
Tabel 4.35 Proses Konseling Klien RS pada Pertemuan 1
Tahap Konseling Realitas
Evaluasi Proses Konseling Perkembangan Klien
dan UCA
INVOLVEMENT Membina
hubungan baik dengan klien
Dalam tahapan ini dilakukan: 1.
Pembinaan hubungan baik rapport, pada awal pembicaraan Klien diajak
membahas topik netral. 2.
Klien dijelaskan definisi, tujuan, azas- azas dan tata cara konseling.
- Understanding:
Klien mengerti maksud dan tujuan dari
konseling.
- Comfort:
sehingga terjadi keakraban,
empatik dan keterbuakaan
antara konselor dan konseli.
3. Terjadi kesepakatan atau kontrak
waktu. 4.
Sebelum proses konseling dimulai diawali dengan berdoa.
5. Klien kembali ditanyakan mengenai
kesiapannya dalam mengikuti proses konseling.
6. Klien mengungkapkan perasaannya
saat mengikuti proses konseling. 7.
Klien mengungkapkan masalah apa yang sedang ia hadapi saat ini.
Klien merasa senang ada yang mau membantu
mengatasi masalahnya walaupun masih agak
sedikit canggung dalam berinteraksi.
-
Action:
Klien akan terbuka dan sukarela untuk
menceritakan masalah yang dihadapinya
Dari hasil konseling pertemuan 1, dapat dievaluasi bahwa klien memahami apa makna konseling dan tujuannya. Meskipun klien sempat merasa bingung dan
canggung saat mengikuti proses konseling awal, namun klien menyadari bahwa dengan mengikuti konseling ini dapat membantunya menghadapi masalah yang ia
hadapi saat ini. Klien memiliki harapan bahwa dapat terbantu dan terselesaikan masalah yang dialaminya akibat pengabaian orang tuanya. Dari hasil observasi
pada pertemuan ini, klien merasa canggung berhadapan dengan konselor.
4.1.2.1.5.2 Pertemuan ke-2
Pada pertemuan ke-2 dalam konseling ini memasuki tahap wants and needs yaitu eksplorasi keinginan, kebutuhan dan persepsi klien terhadap kebutuhan dan
keinginannya.Pertemuan ke-2 dalam konseling dilaksanakan pada hari Selasa, 22 Januari 2013, pukul 11.30 – 12.00 WIB. Pada pertemuan ke-2 ini, klien
mengungkapkan semua kebutuhan dan keinginannya. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.36 Proses Konseling Klien RS pada Pertemuan ke-2
Tahap Konseling
Evaluasi Proses Konseling Perkembangan Klien dan
UCA
Realitas WANTS AND
NEEDS Pada tahap ini
klien diajak untuk
mengungkapkan segala
kebutuhan dan keinginan klien.
Pada pertemuan yang kedua ini dilakukan:
1. Konselor bersama klien
memperdalam rapport sehingga klien dapat lebih nyaman
mengikuti proses konseling. 2.
Klien diajak untuk mengungkapkan kebutuhan dan
keinginannya selama ini. 3.
Klien mengungkapkan segala kebutuhan dan harapannya
mencakup segala aspek, mulai terhadap ayah dan ibunya,
teman-teman dan guru di sekolahnya.
- Understanding:
Klien memahami bahwa segala kebutuhannya selama ini belum
terpenuhi. -
Comfort:
Klien merasa senang dapat memahami kebutuhannya.
- Action:
Klien akan berusaha lebih terbuka dalam mengikuti proses
konseling berikutnya agar permasalahannya cepat teratasi.
Dari hasil konseling pertemuan ke-2, diketahui penyebab utama permasalahan klien. Pada pertemuan ini klien mengungkapkan kebutuhannya
sebagai seorang anak yang menginginkan perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya namun belum dapat terpenuhi karena ayah dan ibunya terlalu sibuk
bekerja. Klien jarang memiliki waktu yang berkualitas dengan ayah dan ibunya. Klien jarang atau bahkan tidak pernah berkomunikasi dengan orang tuanya.
Keadaan klien ini menjadi sumber masalah bagi pemikiran, sikap dan perasaan klien.
4.1.2.1.5.3 Pertemuan ke-3