Fase 2: Eksplorasi Keinginan, Kebutuhan dan Persepsi wants and needs

236 HASIL WAWANCARA KONSELING KLIEN DA Pertemuan III 1. Judul penelitian : Upaya Mengatasi Self Esteem Rendah Pada Siswa Yang Mengalami Pengabaian Orang Tua Melalui Konseling Realitas Pada Siswa Kelas VIII G SMP Negeri 13 Semarang 2. Tujuan penelitian : Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui apakah self esteem rendah pada siswa yang mengalami pengabaian orang tua dapat diatasi melalui konseling realitas 3. Nama Klien : DA 4. Tempat pelaksanaan : Ruang BK SMP N 13 Semarang 5. HariTanggal : Rabu 23 Januari 2013 6. Wawancara ke : III 7. Pelaksana wawancara : Windi Astuti 8. Hasil interview : Berikut deskripsi hasil konseling yang telah dilakukan: Dalam pertemuan ketiga ini masih melanjutkan tentang pertemuan sebelumnya yaitu fase eksplorasi keinginan, kebutuhan dan persepsi wants and needs. Pertemuan ketiga ini akan membahas lebih jauh tentang keinginan dan kebutuhannya, sharing wants and perception , getting commitment.

b. Fase 2: Eksplorasi Keinginan, Kebutuhan dan Persepsi wants and needs

1 analisis wants and needs Pembahasan kali ini akan melanjutkan hal yang pernah diungkapkan oleh klien tentang harapannya yaitu ingin orang tuanya memiliki banyak waktu untuk bercengkrama dengan anak-anaknya dan lebih memperhatikan masalah pendidikan. Namun hal tersebut tidak mudah untuk diwujudkan mengingat keadaan ekonomi keluarga. Ayah klien bekerja sebagai buruh serabutan, membuat ibu klien bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Oleh karena itu, waktu kebersamaan klien dengan orang tua menjadi amat sedikit. Klien menjelaskan bahwa ketika ayah dan ibunya pulang kerja, keduanya langsung beristirahat. Ketika ada keinginan dari klien maka harus disampaikan klien pagi-pagi sebelum ayah dan ibunya berangkat kerja. Klien merasa hanya sedikit sekali waktu untuk bercengkerama dengan ayah dan 237 ibunya. Klien juga menjelaskan keinginannya bahwa ia ingin ayah dan ibunya lebih memperhatikan masalah pendidikan klien. Karena selama ini ayah dan ibu klien tidak memperdulikan prestasi klien dan tidak ambil pusing ketika klien tidak masuk sekolah tanpa sebab. Akibat keinginan klien yang ingin ayah dan ibunya memiliki banyak waktu untuk bercengkerama dengan anak-anaknya dan lebih memperhatikan masalah pendidikan adalah hal sulit untuk diwujudkan, membuat klien terbebani. Perasaan kehilangan sosok orang tua menjadikan klien anak yang tidak memiliki semangat. Klien di rumah jarang diperhatikan baik kebutuhan pribadinya ataupun kebutuhan belajar dan bersosialisasinya. Pada analisis wants and needs klien mengalami hambatan pada kebutuhan kasih sayang dan kebebasan. 2 sharing wants and perception Pembahasan selanjutnya yaitu tentang persepsi klien tentang pengabaian orang tuanya yang membuat diri klien merasa terbebani dan kebutuhan apa yang sebenarnya perlu dipenuhi oleh klien. Permasalahan klien memang berpengaruh pada kehidupan klien, baik dalam bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya serta tentang prestasi belajarnya di sekolah. Kebutuhan akan kasih sayang dari orang tua dan teman-teman sebayanya yang tidak terpenuhi menjadikan klien terbebani dan menilai dirinya secara negatif self esteem rendah. Kebutuhan kasih sayang dari orang tua yang tidak terpenuhi menjadikan klien anak yang tertutup dan minder. Klien merasa minder saat bersosialisasi dengan lingkungan dan tidak jarang klien dicap sebagai anak yang tidak di urus orang tua oleh teman-temannya. Kebutuhan klien akan kasih sayang dari teman-teman juga tidak didapat oleh klien. Klien merasa teman-temannya suka membicarakan masalah keadaan orang tuanya. Persepsi klien terkait kebutuhannya yang harus terpenuhi yaitu mendapatkan kasih sayang dan pengakuan dari orang tua serta teman-temannya didiskusikan konselor dengan klien. Hal tersebut dilakukan karena perasaan klien yang tidak bisa menerima itulah merupakan sumber dari gejala self esteem rendah yang dialami oleh klien. 238 Konselor mendiskusikan kebutuhan klien yaitu kasih sayang dan pengakuan tidak harus diucapkan secara gamblang oleh seseorang. Klien mendapatkan pelajaran yang berharga dengan kejadian yang menimpa orang tuanya. Klien diharapkan memiliki tingkat kedewasaan yang lebih dibandingkan teman yang lain. klien tidak perlu merasa minder karena setiap manusia melewati proses yang berbeda untuk menjadi lebih dewasa. Klien memahami bahwa kesibukan orang tuanya dilakukan semata- mata untuk perekonomian keluarga yang lebih baik dan itu untuk kepentingan klien dan adik-adik klien. Peneliti konselor juga memberikan sedikit penjelasan tentang tanggung jawab klien sebagai seorang pelajar yaitu belajar. Dan apapun yang dapat mengganggu ataupun mengurangi semangatnya dalam belajar memang harus mendapatkan perlakuan atau cara menyikapinya supaya permasalahan tersebut tidak berkelanjutan. 3 getting commitment Setelah mengetahui tentang perilaku dan tindakan yang dilakukan klien dalam mengatasi self esteem rendah yang ditimbulkan karena pengabaian orang tuanya, maka klien dan konselor bersama-sama membuat komitmen untuk dilanjutkan dengan membuat komitmen dari beberapa pilihan komitmen yaitu: 7. Klien berusaha untuk memahami keadaan orang tuanya 8. Klien berusaha untuk memahami kesibukan orang tuanya 9. Klien berusaha mengambil sisi positif dari kesibukan orang tuanya dengan tidak melakukan hal yang merugikan dirinya sendiri 10. Klien berusaha untuk membuka diri agar dapat bergaul dengan teman-teman sekelasnya 11. Klien membangkitkan kemauan yang keras karena dengan kemauan dapat dikatakan merupakan fondasi pertama dan utama untuk membangun kepribadian yang kuat, termasuk self esteem tinggi. 12. Klien harus berpikir positif dan menyingkirkan pikiran negatif dalam membangun self esteem tinggi.

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KARAKTER DASAR PADA SISWA KELAS VIII G MELALUI LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 34 SEMARANG TAHUN AJARAN 20152016

0 21 282

MENINGKATKAN PENERIMAAN DIRI (SELF ACCEPTANCE) SISWA KELAS VIII MELALUI KONSELING REALITA DI SMP NEGERI 1 BANTARBOLANG KABUPATEN PEMALANG TAHUN AJARAN 2012 2013

16 114 231

UPAYA MEMINIMALKAN PERILAKU KONSUMTIF MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 12 SEMARANG TAHUN AJARAN 2010 2011

1 8 208

PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN EKSISTENSIAL HUMANISTIK DALAM MENINGKATKAN SELF ESTEEM SISWA DI KELAS VIII SMP PEMBANGUN MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 5 30

UPAYA MENINGKATKAN BACKHAND DRIVE TENIS MEJA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 NAMORAMBE TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 22

KONSELING EKLEKTIK MELALUI MEDIA KREATIF DALAM MENINGKATKAN SELF-ESTEEM SISWA SMP NEGERI 17 MEDAN.

1 5 25

(ABSTRAK) UPAYA MEMINIMALKAN PERILAKU KONSUMTIF MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 12 SEMARANG TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 2

PERBEDAAN KONSEP DIRI SISWA DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG TUA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 213

MENGATASI MASALAH LOW SELF ESTEEM MELALUI KONSELING INDIVIDU MODEL PERSON CENTERED THERAPHY (PCT) PADA SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 25 SEMARANG TAHUN AJARAN 2015 2016 -

0 0 56

PENINGKATAN SELF ESTEEM PADA PESERTA DIDIK MELALUI KONSELING REALITAS KELAS VIII C DI SMP NEGERI 28 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Raden Intan Repository

0 0 124