Simpulan Pengembangan agroindustri Gambir di kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat

145 bergerak memiliki NPV sebesar US 505,786.56, IRR 34.97, BC rasio 1.37 dan payback period 2.75 tahun. 7. Hasil analisis nilai tambah menunjukkan perkiraan manfaat manfaat finansial yang dapat diperoleh masyarakat baik sebagai tenaga kerja maupun bagian keuntungan dari industri katekin dan tanin yang sebagian kepemilikannya oleh masyarakat. Pada poporsi konversi ekspor dalam bentuk gambir asalan ke bentuk katekin dan tanin antara 1 hingga 10 dari total ekspor dalam bentuk gambir asalan, maka bagian dari nilai tambah untuk tenaga kerja adalah sebesar 0.9 - 9 milyar rupiah per tahun. Selanjutnya, pada proporsi kepemilikan UMK Gambir dalam unit pengolahan katekin dan tanin 1 hingga 10, maka bagian dari nilai tambah untuk UMK Gambir adalah sebesar 9 - 90 milyar rupiah per tahun.

6.2 Saran

Beberapa hal yang dapat disarankan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perlu dilakukan pengkajian multiplier effect dari pengembangan agroindustri gambir khususnya pendirian industri katekin dan tanin di Kabupaten Lima Puluh Kota. Untuk kajian ini dapat digunakan pendekatan spatial dalam pengembangan agroindustri dalam suatu wilayah. 2. Sejalan dengan berkembangnya klaster agroindustri gambir, penelitian dan pengembangan teknologi proses serta pengembangan produk antara maupun produk akhir dari gambir perlu terus dilakukan karena dalam jangka panjang kekuatan bisnis di pasar global sangat ditentukan oleh adanya inovasi berkelanjutan. 3. Perlu disiapkan model sistem manajemen ahli untuk penyusunan rencana pengembangan agroindustri gambir yang diawali dengan analisis situasi agroindustri gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota hingga perumusan alternatif pengembangan dan formulasi serta perkiraan manfaat strategi pengembangan yang ditempuh. Untuk analisis situasi, model tersebut mencakup evaluasi teknologi, analisis mutu produk, analisis pemasaran, analisis SWOT, identifikasi permasalahan serta potensi dan kebutuhan pengembangan. Dari model yang 146 dibangun dapat dikembangkan Sistem Pendukung Keputusan yang selanjutnya dapat digunakan untuk perencanaan dan pengendalian saat implementasi rencana pengembangan agroindustri tersebut. DAFTAR PUSTAKA Abrar, H. 2008. Pengembangan Mesin Penekan Bertenaga Hidrolik. Studi Kasus Penekanan Daun Tanaman Gambir. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008. Universitas Lampung, 17-18 November 2008, hal 170 – 175. Agustian, Lismarni dan Herviyanti. 2002. Penggunaan Senyawa Polifenol asal Gambir dalam Peningkatan Ketersediaan P Tanah Sawah Kaya Fosfor. Prosiding Seminar Potensi dan Kendala Pengembangan Gambir di Sumatera Barat, Universitas Andalas, Padang 2002. Aisman, N. Nazir, M. Djalal. 2004. Pengembangan Agribisnis Komoditi Gambir di Sumatera Barat. Makalah Seminar Nasional Tanaman Obat Indonesia XXVI. 7-8 September 2004. Aldi, Y., A. A. Bakhtiar dan S.Rusfa. 2004. Aktivitas Immunomodulator dari Gambir Sirih dan katechin dengan metoda carbon Clearence dan Jumlah sel Lekosit. Makalah Poster Seminar Nasional Tanaman Obat Indonesia XXVI. 7-8 September 2004. Alen, Y., E.Rahmayuni, A. Bakhtiar. 2004. Isolasi Senyawa Bioaktif Antinematode Bursaoeenchus xylophyllus dari Produk dan Limbah gambir. Makalah Poster Seminar Nasional Tanaman Obat Indonesia XXVI. 7-8 September 2004. hal 14-19.s Amos, I. Zainuddin, A. Triputranto, B. Rusmandana, S. Ngudiwaluyo. 2004. Teknologi pascapanen gambir. BPPT Press. Jakarta. 64 hal. Amos. 2005. Pengkajian Pengolahan Gambir Menggunakan Pelarut Alkohol. Majalah BPPT 671995:14-28. Aprisal. 2002. Pentingnya Model Pertanian Gambir Konservasi dalam Membangun Pertanian Gambir di Lahan Berlereng. Prosiding Seminar Potensi dan Kendala Pengembangan Gambir di Sumatera Barat, Universitas Andalas, Padang 2002. Arneti, U. Syam, N. Nelly. 2002. Penelitian Pendahuluan untuk Mengetahui Potensi Daun Gambir sebagai Insektisida Nabati. Prosiding Seminar Potensi dan Kendala Pengembangan Gambir di Sumatera Barat, Universitas Andalas, Padang 2002.